satu

254 16 0
                                    

.....
Beruntung bagi Jerico kejadian lima tahun silam tidak benar benar merenggut sang anak dari nya.

Kini ia bersyukur walau sang anak harus selalu menjalankan perawatan intensif untuk melanjutkan hidup tapi itu lebih baik dari pada harus kehilangan sosok yang ia sayangi lagi.

Jiel rutin satu bulan sekali pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan sekaligus pengobatan.

Seperti saja sekarang mereka tengah berjalan menuju ruangan tempat si kecil Jiel  biasa di periksa.

"Ayah Jiel bakal disuntik lagi apa tidak" Jerico sang ayah pun sontak menoleh ke arah anakannya.

"Kenapa jagoan ayah takut kalau nanti di suntik"

Gelengan semangat dibalas oleh sang anak.

"Tidak ayah kan Jiel itu super Hero "

"Bagus kalau begitu eh tunggu sebentar Jiel disini dulu ya ayah ada telepon"suara dering telepon terdengar dari saku Jerico.

"Baik ayah tapi Jiel tunggu disitu saja yah sambil duduk"tunjuk Jiel pada salah satu bangku yang dekat dari tempat mereka berdiri.

"Oke tapi Jiel di sana saja ayah pergi sebentar"Jiel hanya menurut lalu pergi menuju ke arah bangku.

Di perjalanan Jiel menuju bangku tersebut hal tak terduga terjadi seorang pasien sakit jiwa tak sengaja kabur dan mendorong salah satu tempat tidur menuju ke arah nya.

"Nak awas"
"Pergi dari situ"

Diakibatkan Jiel tak memperhatikan kanan dan kirinya juga tak mendengar kan teriakan sekitar ia hampir tertabrak oleh benda itu beruntung ia terselamatkan karena ada sosok gadis yang kini memeluknya.

Hening disekitar termasuk Jiel yang masih terkejut.

Sebuah suara lembut memecah keheningan semua orang.

"Hei kau baik baik saja"mata kecil Jiel terarah ke sumber suara itu.

Bukan menjawab atau berkata apapun kini dirinya malah pingsan efek dari keterkejutan nya tadi.
.....
Kini Jiel telah berada di ruang periksa dengan kondisi masih pingsan.Sudah terhitung lebih dari tiga puluh menit ia belum kunjung sadar juga.

Sungguh khawatir Jerico melihat keadaan anak nya yang seperti sekarang ini ia merasa gagal menjadi ayah karena tak dapat melindungi sang anak.

"Bangun Jiel tolong jangan tinggalkan ayah"mencium telapak tangan sang anak yang menjadi basah sebab tetesan air mata nya.

Syukurlah setelah mengatakan itu Jiel pun menjadi terbangun.

"Ay- ayah ma-na no-na tadi" Jiel terbata bata ketika bertanya.

Jerico heran apa maksud dari sang anak nona bukankah tadi ia melihat ketika sang anak di ruangan ini sendirian tanpa ada siapapun yang menemani kecuali dokter yang memeriksa itu pun sang dokter hanya sebentar lalu pergi.

"Nona siapa ji tadi tak ada siapapun kecuali kamu"tanya Jerico.

Sang anak menggeleng membantah perkataan sang ayah.

"Tidak ayah ,tadi Jiel tidak sendiri ada seorang nona cantik yang menemani Jiel"bantah Jiel.

"Jangan berbohong terhadap ayah tadi tidak ada siapa siapa kecuali jiel"

Ucapan dari Jerico membuat Jiel bingung padahal ia ingat betul sebelum dirinya pingsan ia sempat melihat wajah cantik gadis itu.

"Udah Jiel sekarang istirahat ayah mau keluar sebentar "Jerico mengecup kening sang putra lalu pergi.

"aneh tapi benar kok tadi Jiel lihat sendiri wajah cantik nona yang menyelamatkan Jiel apa mungkin nona itu pergi ya "pikir Jiel.
.....

Sementara Jiel terus berfikir tentang nona cantik itu yang pergi ternyata benar nona cantik pergi.

Sekarang sang nona cantik sedang beradu mulut dengan seseorang.

"Naya kamu kemana aja tadi pelanggan komplain loh ke kita gara gara kamu kelamaan "oceh gadis yang lebih tua kepada Naya atau yang Jiel kenali tadi sebagai nona cantik.

"Maaf njun tadi aku menolong anak kecil dulu dia tadi ham-"Naya bercerita namun Revana sudah muak dengan alasan apapun yang akan diberikan.

"Udah udah cukup kamu anterin ini aja lah ingat jangan terlambat kasihan pelanggan yang nungguin" perintah Revana memberikan alamat dan kotak berisi kue yang baru saja matang.

Tangan Naya letakan di dahi lalu mengambil kue tersebut dengan penuh semangat.

"Siap kapten njun, kamu udah maafin aku kan"sempat sempat nya ia bertanya begitu padahal ia sudah memegang gagang pintu siap siap keluar.

"Udah, cepat sana anterin hati hati" Revana melambai kan tangan pada Naya lalu dibalas balik oleh Naya.

"Makasih njun aku pergi dulu ya bye bye"sepeda Naya pun melenggang pergi dari kawasan cafe.

'Anak ini memang spesial'batin Revana.
.....
Kembali lagi kepada tuan muda Jiel yang tengah bersiap untuk perjalanan pulang.

Kini ia dan Jerico sedang duduk di mobil menanti sang supir yang belum datang.

"Ayah kenapa supir nya lama sekali Jiel sudah lelah menunggu"Jiel mengelus kepada ayah nya.

Jerico mengelus pucuk kepala anak nya."sabar mungkin belum selesai" Jiel pun hanya mengangguk.

Tepat setelah percakapan itu terdengar suara gaduh di luar mobil.

Dan karena penasaran Jiel pun keluar dari mobil.

"Jiel tunggu supir nya aja tidak usah keluar"Jerico coba menghentikan namun apalah daya anak kecil lebih gesit jadi tidak keburu waktu untuk menghentikan langkah Jiel.

"Udah ayah tunggu di dalam aja"ucap Jiel sebelum benar benar keluar.

Jiel yang sudah keluar pun mencari tahu sebenarnya apa yang tengah terjadi di luar.

Atensi mata nya melihat sang supir yang tengah memarahi seseorang yang tampak tak asing dimata nya.

Lalu ia perhatikan lagi dari ujung kaki ke rambut dan wajah sang pemilik tubuh.

Jiel terkejut ternyata orang itu adalah
"Nona cantik"panggil Jiel.

Kedua orang itu pun menoleh ke arah nya lebih tepatnya Naya yang merasa terpanggil.

"Kau kan anak tadi"tunjuk Naya ke arah Jiel.

_____

Cast tambahan

Revana Garcia Jasselin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Revana Garcia Jasselin

Sahabat baik Naya dari kecil sekaligus bos tempat nya bekerja. Orangnya emosian tapi penyayang juga sedikit cerewet tapi itu ciri khas nya. Injun nama panggilan sayang dari Naya.

Oke cukup sekian terima kasih semoga menikmati cerita ini.

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now