delapan

104 6 0
                                    

.....
Diceritakan kemarin bahwa Jerico masih malu malu untuk bertemu bahkan berdekatan lama lama dengan Naya tapi apalah daya Jerico sebab hampir setiap hari pasti ada saja rencana yang dibuat oleh Jiel dan Teresa agar mereka selalu berdekatan bahkan berdua walau Jerico tidak tahu jelas apa alasan keduanya selalu mendekatkan ia dengan Naya, Jerico berusaha berfikir positif bahwa Jiel ingin Naya dan Jerico tidak canggung jika bertemu kalau Teresa mungkin karena Jiel itu cucu kesayangan yang pasti keinginan nya akan dikabulkan oleh Teresa yang sebenarnya bukan, kalau memang itu rencana mereka lantaran bukannya mendekat malahan Naya dan Jerico semakin jauh akibat sifat jerico yang sedikit gengsi.

Tapi kalau menyerah bukan anggota keluarga Rodriguez namanya, semakin hari bukan semakin menyerah tapi semakin brutal contoh kemarin malam Jiel mengatakan dia ingin tidur bersama kedua orang tersebut yang tentu saja langsung dituruti ya sebenarnya sih tidak secara dalam artian bersama namun tak apa Jiel tetap puas, dan dalam kurung itu masih sedikit contoh kenyataan nya masih banyak lagi yang diakali baik dari Jiel maupun Teresa.

Dan mereka hari ini kembali menyusun rencana gila apa kira kira rencana nya mari kita lihat saja keadaan rumah keluarga Rodriguez.

Jangan kalian kira mereka akan main main dengan rencana mereka tentu tidak sebab rencana mereka kini bahkan telah berjalan lancar.

"Jiel bukakan ayah ingin keluar" dengan kencang Jerico berteriak dari arah kamar.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Flashback

Kini waktu sekitar jam dua siang seperti biasa seharusnya Jerico belum pulang tapi sebut saja hari ini hari istimewa berhubung terlihatnya dia yang tengah menyetir secara terburu buru.

Yap ini sebagian dari rencana Jiel juga Teresa yang sudah tentu tidak diketahui baik Naya ataupun Jerico yang saat ini memasang muka sangat panik beserta langkah kaki cepat hampir seperti berlari seekor kucing.

Tangan besar itu membuka knop pintu hati hati namun satu yang aneh ketika mata sipitnya melihat sekitar kamar Jiel tak ada keberadaan Jiel maupun ibunya hanya ada gadis yang selama ini ia coba hindari.

"Naya bagaimana kau bisa ada disini" menjawab tidak Naya balik bertanya pada Jerico memasang raut bingung yang sama."tuan yang kenapa bisa disini saya kira Jiel datang kemari"

Saat kedua nya sama sama bingung terdengar suara pintu yang dikunci dari luar serta suara dua orang yang tengah samar samar cekikikan.

Dua pasang mata itupun menoleh secara bersamaan dari pikiran yang bingung langsung berubah menjadi panik.

Cekikikan dari luar tadi berhenti lalu terdengar suara yang pastinya sudah dapat dikenali oleh mereka." Ayah dan kakak disini saja ya perbaiki masalah kalian" jadi selama ini Jiel yang telah menipu keduanya, Jiel sudah tau keduanya sedang saling mencoba untuk berjauhan makanya sedari mereka berjauhan ia dengan sang nenek senantiasa merencanakan apapun meski selalu gagal serta tak membawakan hasil namun kali ini dapat ia pastikan akan berhasil secara sempurna.

Mendengar suara anak nya Jerico menjadi agak kesal mengapa ia tidak mengetahui semua ini sudah menjadi rencana anaknya rasanya bodoh sekali.

Raungan Jerico keluar kan tanda kesal"Arghh.... Buka Jiel"

End flashback

Kira kira seperti itulah sepenggal kilasan balik terjadi nya pengurungan yang memakan dua jam dan terus berlanjut, ke terdiam an Jerico dan Naya pun sama berlanjut nya hingga mendadak lampu mati.

Naya yang ketakutan reflek memeluk badan kekar Jerico merengkuh sedekat mungkin hingga badan naya sepenuhnya berada dalam dekapan Jerico.

Si pria yang awalnya terkejut lama kelamaan terbuai akan hangatnya suasana yang timbul tanpa niatan satu tangan sang pria telah bergerak dengan sendirinya memegang pinggang ramping sang gadis sembari tangan yang satu lagi mengusap pucuk kepala sang gadis dalam rengkuhan.

Cuma semacam kesialan datang pada Jerico lantaran Naya yang reflek secara sadar melepaskan pelukan sehingga keadaan kembali canggung dan diam tanpa ada suara yang timbul kembali.

Di saat langit semakin gelap ruangan juga semakin gelap Naya makin takut tapi canggung untuk meminta pelukan lagi tadi saja ia ketidak sengaja an memeluk Jerico lalu ia lepas bagaimana sekarang masa harus ia meminta lebih canggung bukan ,seharusnya sih tak apa kalau situasi mereka sedang tidak begini toh Jerico juga tidak pernah mempermasalahkan jika ada salah satu karyawan yang sudah akrab tiba tiba meminta di pelukannya ya atau tidak sih, walaupun begitu ini kan juga sedikit berbeda lagi Naya tidak segila itu untuk memeluk sang tuan saat ini hanya tuhan yang dapat membantu kebimbangan Naya menghadapi rasa takutnya.

Untung tuhan cepat mengabulkan keinginan Naya karena Jerico menurun kan gengsi nya sehingga ia sekarang berusaha untuk berbicara pada Naya tentang masalah mereka "Naya saya ingin berbicara sesuatu"

Sebenarnya sih Naya tidak tahu apa yang akan dibicarakan tuan nya tapi ia sangat berharap dia mengatakan tentang pelukan karena sungguh gelapnya ruangan tambah mengurangi rasa beraninya dan yang ia butuhkan sekarang ialah pelukan hangat "iya tuan ada apa"

"Waktu itu tindakan saya membuat kecanggungan di antara kita maafkan saya, saya benar benar tidak bermaksud saya hanya kurang berani untuk membenarkan semua ini" tutur Jerico, Naya pun mendengar nya dengan seksama biar pun di dalam pikiran ia kecewa akan apa yang dibahas Jerico tak sesuai ekspektasi.

Genggaman tangan seperti biasa yang Naya berikan jika ingin berbicara dengan lawan bicara ia berikan pada Jerico meski tak sesuai ekspektasi paling tidak ia harus formalitas iya kan "Tuan tidak apa , seharusnya malahan disini saya yang harus nya minta maaf, saya sama seperti tuan tidak berani mengungkapkan segala apa yang saya rasakan, jadi saya memaafkan tuan"

Jerico tersenyum lega , Naya berfikir inilah waktu yang tepat meminta sebuah pelukan "boleh tuan peluk saya" tangan mungil Naya gerakkan seolah siap dipeluk , Jerico hanya balas melakukan hal yang sama.

Mereka berpelukan hingga lampu kembali menyala walau isi pikiran satu sama lain berbeda tapi satu masalah mereka dapat selesai secara mudah memang yang namanya ...... Mah beda.(Isilah titik-titik sendiri)

.....
Sementara dengan duo cerdik sekedar melihat rencana mereka berhasil tak sia sia akting keduanya.

"Hahaha..... We did it grandma"
"Hahaha.....Yes, Jiel and grandma"

Ber tos ria dengan gembira mereka menikmati acara tontonan mesra Jerico dan Naya.
.....

Mungkin cukup sekian sampai sini dulu
Maaf semua tolong sekali setelah baca bisa langsung komen jika ada kekurangan baik di alur ataupun dialog karakter tolong bisa dikomen  langsung aja komen di kolom komentar
Thanks for you all
Bye... Bye....

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now