enam

117 8 0
                                    

.....
Muka mereka berdua sangat serius menantikan jawaban dari Jerico.

Membuat si empu yangs sedari tadi mengerjai mereka tidak tahan untuk tertawa.

Hahaha....
Hahaha...

Jiel dan Naya mengernyit kebingungan mengapa ayah/tuan nya kini tertawa secara tiba-tiba.

"Ayah kenapa tertawa" tanya Jiel penasaran.

Jerico yang sudah tidak tertawa mencoba untuk menyentabilkan nafasnya setelah tertawa terbahak bahak tadi.

Memegang perut nya bak orang sakit perut ia berusaha untuk menghentikan tawanya "wajah kalian lucu sekali haha.... Ayah tadi bercanda tentu setuju sudah pasti jawaban ayah"

Lompat lompatan bahagia mulai dilakukan oleh kedua orang yang baru dikerjai, polos sekali mereka bahkan sudah dikerjai bukan nya marah tapi malahan asyik dengan dunia mereka sendiri ya kini Jerico kembali di lupakan seperti tadi.

"Dasar sama saja"tepukan jidat berhasil mendarat tepat di jidat tampan Jerico.

"Benar ayah/tuan" begitulah pertanyaan berulang yang keluar dari mulut keduanya beruntut terus terusan sampai sampai membuat Jerico bosan juga jengah.

.....

Sudah larut malam jadi Naya memutuskan untuk pulang tentu saja di antar oleh dua lelaki tampan yang gagah dan tukang gengsi.

Sudah sampai dalam apartemen milik Naya mereka pun pamit untuk pergi.

"Besok Jiel jemput Kaka"

"Kaka tunggu Jiel"

Jiel melambai kan tangan pada Naya begitu pun sebaliknya tak lupa juga kecupan selamat tinggal pada pipi Jerico yang melihat itu hanya menatap malas tapi malahan Jiel mengira bahwa ayah nya itu iri tidak diberi kecupan oleh Naya.

Akibat salah paham barusan Jerico dan Jiel belum pulang mereka masih debat tentang permasalahan tatapan Jerico dan kecupan pada Jiel.

"Ayah kalau mau kecupan dari Kaka itu bilang saja"

"Itu hanya salah faham ayah tidak mau"

"Ckk... Bilang saja ayah mau"

"Sekali ayah bilang tidak ya tidak"

"Mau/tidak"

Debat mereka sampai hampir satu jam tetap berdiri tanpa berkeinginan untuk pergi.

Naya yang lelah dengan debat dari keduanya pun memutuskan hal yang tak terduga.

Cup...
Cup...

Dengar suara barusan begitu kira kira yang dapat disimpulkan dari keputusan Naya.

"Kalian berdua sudah merasakan kan jadi permisi dulu"pintu tertutup rapat  tepat pada hadapan wajah tampan kedua lelaki yang sempat berdebat sangat lama barusan.

Dua pria bermarga Rodriguez  kini sedang terdiam tubuh mereka seketika membeku setelah mendapat serangan langsung dari Naya tak menyangka gadis polos yang baru saja mereka kenal bisa santai tidak memikirkan apa yang barusan yang ia lakukan.

Berlangsung lama keberhetian mereka kini memutuskan untuk pergi.

Tatapan mata mereka masih mengisyaratkan ketidak percayaan dan wajah mereka mengartikan debaran jantung keduanya.

Setelah sampai ke dalam mobil keduanya hanya terdiam tapi dengan pikiran yang sedang bergulat.

'tadi itu sengaja kenapa berdebar seperti ini dan apa ini pipiku memerah'batin Jerico.

'jiel jadi malu dikecup begitu sama kaka'batin Jiel.

Seperti nya malam ini ayah dan anak tak bisa tidur disebabkan memikirkan gadis yang sama.
.....
Saat mereka sampai di kamar masing masing mereka masih memikirkan tindakan Naya sambil terus memegang pipi.

"Benarkah dia/Kaka mengecupku tadi"

Dua pria tampan tidak dapat tertidur hingga tengah malam mereka tertidur juga karena dipaksakan.
.....
Perubahan waktu begitu cepat tak terasa bulan sudah bergeser tergantikan oleh matahari yang pelan pelan mulai menampakan sinar juga cahaya kehidupan.

Remang remang cahaya juga mulai memasuki kamar Jiel tampak anak tersebut belum membuka mata.

Kring...
Kring...
Kring...

Seakan lupa ia tidak mendengar kan alarm yang berbunyi padahal hari ini ia berjanji pada Naya akan menjemput pagi pagi.

Pada akhirnya Jiel merasa terganggu dengan suara alarm lalu dengan langkah gontai ia menekan tombol off.

Sebelum Jiel benar benar kembali tidur ia sempat melihat kertas catatan tertempel pada alarm ia ambil lalu membaca tulisan yang nampak penting.

Kaget Jiel ketika membaca sampai akhir kertas tadi ternyata catatan yang didalamnya ialah pengingat bahwa hari ini Naya akan mulai tinggal di rumah ini.

Jiel yang langsung sadar pun bergegas mandi juga bersiap siap.

"Aduh mana baju kaos kaki mana sih aduh" sebab Jiel terburu buru dirinya hampir saja terjatuh.

Beruntung ada sepasang tangan yang memegang badan nya sebelum benar benar terjatuh dan mengenai lantai.

Jiel yang sibuk menutup mata pun tidak menyadari badan nya yang aman jauh dari kata terjatuh.

Sepasang tangan tadi mengangkat tubuh kecil Jiel lalu di arahkan untuk di gendong ala ala koala, menjadi kan juga Jiel yang sekarang berani membuka mata.

Ketika nampak semua Jiel agak bingung kenapa ia bisa tidak terjatuh bahkan sekarang ia merasa badannya ringan seperti tak menapak dengan lantai.

Sibuk dengan melihat keliling ia sampai tak melihat ke arah seseorang yang menggendong nya.

"Jiel cari apa" suara barusan asing tapi suara barusan juga ia sering mendengar nya bukan sang ayah maupun maid namun sangat ia kenali siapa pemilik suara itu.

_____

Semoga menikmati cerita ini
Mohon kalau ada kekurangan atau mau sesuatu silahkan coment
Terimakasih banyak atas yang sudah membaca
Bye... Bye...

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now