enam belas

71 5 0
                                    

.....
Salju telah mencair kicauan burung mulai terdengar menandakan selain badai terlewati bulan pun sudah terganti dengan cahaya matahari yang hangat menerpa.

Mulai terbangun Jerico merasa badannya terasa sedikit berat seperti ada beban yang menimpa Jerico, saat ia melihat ternyata di atas perut Jerico nampak wajah teduh Naya tengah tertidur pulas sekali Kalau Jerico lihat.

Lama sekali Jerico memandang tanpa sengaja Jerico kembali terserang oleh alergi dingin nya" hacuu... hacuu... hacuu... hacuu..." Tidak ada keberuntungan yang memihak Jerico baru saja Jerico curi curi kesempatan untuk memandang wajah Naya tapi sudah harus selesai gara gara Naya terbangun setelah mendengar suara bersin.

"Jerico kedinginan lagi " mengusap mata  pelan Naya terbangun dengan lucu dimana Naya secara reflek menaruh tangan nya yang satu pada perut Jerico untuk bertumpu sementara yang lain memegang rahang tegas Jerico juga dengan kepala miring lalu raut wajah yang berkerut khas orang bingung.

Kepala Jerico anggukan lemas sungguh tak berdaya dirinya saat ini energi Jerico seperti habis seluruhnya, walau delam pangkuan ada mahluk paling manis yang tidak biasa ia jumpai saat pagi.

Orang biasa pasti masih termenung untung Naya tidak begitu dia langsung saja kembali mendekap tubuh hangat Jerico.

Tunggu hangat Naya melepas lagi pelukan melihat wajah Jerico yang memerah bukan salah tingkah atau malu kali ini berbeda merah pada tubuh Jerico merah orang yang sakit akibat suhu tubuh yang terlampau hangat.

"Badan kamu panas banget aku lepas pelukan nya ya biar kamu tidak kepanasan"

"Tidak mau Nono mau pelukan dari Nana" mengeratkan pelukan mereka dengan tangan besar Jerico sesak sudah Naya merasakan kaitan pelukan yang sangat erat.

Tidak terlalu bermasalah akan pelukan Naya lebih memikirkan panggilan baru padanya dari Jerico nana dan apa itu tadi nono maksud dari semua itu apa akankah memang Jerico punya dua sisi yang belum Naya ketahui sisi satu lagi atau hanya spontan sebab Jerico yang badannya cukup hangat.

Cukup lama mereka berpelukan bahkan Naya teralihkan tentang pikiran barusan berakhir ia mengelus elus surai hitam Jerico.

Badan Jerico mulai menggigil "Hacuu... Hacuu... Hacuu... Dingin dingin"berselangan juga panas dalam tubuh Jerico semakin meningkat bahkan kini kulit Naya ikut terasa panas seolah olah tersalur.

"Oh tuhan Jerico kamu semakin panas kita lepas pelukannya yah"

Lagi lagi Jerico tetap bersikukuh akan pelukan mereka, kepalang bingung Naya mengambil keputusan paling gila.

Srekk...

Dengar suara robekan asalnya ternyata dari baju Jerico yang Naya sobek secara paksa , saat tubuh Naya terlalu panas akibat demam biasanya Naya memakai baju tipis karena baju Jerico lumayan tebal Naya sobek.

Sempat terpesona akan perut sixpack Jerico atensi Naya teralihkan kembali "Nana sa..ngat din..gin huhuh.. pe...luk la...gi"berusaha Jerico tetap meraih badan kecil Naya untuk mendekap badan besar Jerico.

"Iya aku peluk" menuruti kembali raihan tangan besar Jerico erat sudah pelukan mereka.

Setelah kian lama Naya berusaha akhirnya Jerico berhasil lelap kembali Naya merasa lega tapi baru saja merasa lega getaran dari tubuh Jerico kembali bahkan kali ini dengan wajah semakin memucat yang tadinya masih ada kesegaran pada wajah tampan Jerico kini telah pucat bak vampir.

"Jerico bangun bangun Jerico"

Tak ada jawaban dari Jerico tetap sama tanpa membuka mata Jerico masih bergetar padahal Naya sedikit kencang saat menggoyangkan tubuh Jerico agar bangun.

Panik menyergap pikiran Naya sebab jika semula Jerico bangun dan berkata dingin sekarang tidak badan Jerico hanya menggigil tanpa membangunkan si empu.

Tidak terbayang pusing nya Naya saat ini ia kira melepas baju Jerico pilihan yang baik nyatanya tidak Jerico tambah parah sekarang Jerico tidak dapat bangun buliran permata cair mulai turun dari mata indah yang tak dapat lagi menampung derasnya buliran tersebut buka hati saja yang sakit bada pikiran semua terasa sakit Naya menyesal tak mampu menjaga orang yang ia cintai, Yap sekarang Naya sudah tahu bahwa dirinya telah jatuh cinta terhadap jerico.

Awalnya Naya cuma merasa suka tapi saat waktu itu ada hal yang seharusnya membuat Naya jauh dari Jerico tetapi hati kecil Naya meronta agar terus bersama Jerico dari situ Naya mengetahui suka dalam hatinya tidak benar begitu lebih dari suka yang bisa Naya simpulkan dan Naya tak dapat lagi menyangkal, back to topik.

Berusaha bangkit Naya memakai kan baju Jerico menepuk pipi kanan kiri berganti beranggapan Jerico bangun namun nihil tak kunjung bangun "bangun tolong.. bangun Jerico aku sudah menuruti kamu tadi sekarang kamu turuti aku ayo bangun Jerico" putus asa kehilangan semangat nya Naya terus menangis.

Mengingat kembali mobil mereka dekat jalan raya Naya keluar dari mobil "tunggu sebentar Jerico aku akan minta bantuan"

Menit demi menit berganti jam demi jam Naya gigih untuk menunggu matahari mulai berada di atas kepala Naya rasanya ingin terhuyung sampai.

Tin...
Tin...
Tin...

Klakson mobil menuju Naya terdengar nyaring seakan memanggil dan benar saja orang dalam mobil keluar berjalan menuju Naya.

"Ada yang bisa saya bantu nona"

____

Tidak adanya kalimat hiks ketika cast menangis karena saya agak akward ketika membaca kalimat hiks.

Terimakasih banyak atas yang sudah membaca
Tolong bisa dikomen dan support
Terimakasih sekali lagi
Bye... Bye....

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now