dua puluh dua

63 4 0
                                    

.....
Tak terasa matahari kembali bersinar dari arah timur artinya hari ini telah menjadi kemarin dan esok telah jadi hari ini, Naya menjalani rutinitas seperti biasa tanpa memikir kan pertanyaan kemarin yang Naya tanyakan pada Diana yang belum sempat sepenuhnya terjawab.

Naya pikir sudahlah tak apa pertanyaan itu tak terjawab mungkin juga maksud Diana adalah Jiel yang pastinya dia tahu dari Taeyong yang merupakan sahabat baik Diana.

Sekarang Naya lebih ingin fokus merawat Jerico yang manja nya minta ampun contoh sekarang harusnya Naya mengurus Jiel yang akan sekolah malah harus menyuapi Jerico yang tak disuapi juga tak apa.

Menyuapi jerico dan mengurus perlengkapan Jiel secara bergantian Naya"Nono makan sendiri ya Nana mau mengurusi Jiel dulu nih, sini sayang sepatunya" itulah yang hanya dapat Naya lakukan untuk mengurangi kewalahan nya mengurusi dua manja ini, Naya tak masalah kalau mengurusi mereka mudah tapi kenyataannya tidak begitu mereka sama sama tidak dapat diam lihat saja.

"Bunda kenapa sepatu Jiel berwarna hitam"

"Nana makan lagi aaa..."

"Ayah nanti saja Jiel dulu"

"Apasih Nono dulu kok yang kecil entar"

"Harusnya kan yang besar nanti jadi Jiel dulu"

"Nggak Nono"

"Jiel"

Sudah mulai kerusuhan pagi oleh ayah dan anak yang kompak membuat Naya stres.

Brakk...

"Puas berantemnya puas nguji kesabaran bunda capek tahu nggak, mau apa sih kalian"hari ini emosi , mood Naya semua sedang berantakan tambah hal tadi jadi sudah meledak kemarahan yang selama ini Naya tahan.

Kedua pelaku diam tidak lama seterusnya mereka memulai gemercik api yang telah padam dengan cara berbisik bisik meributkan siapa yang salah.

"Salah ay- kata terakhir Jiel sebelum Naya kembali angkat bicara"diam dulu bisa Nono , sayang"

Mereka mengangguk begitu pun hati mereka yang ikut mengangguk cepat atau lebih bisa dikatakan berdebar.

"Sini tangan kalian"tangan Jiel dan Jerico bertumpuk lalu bersatu mengikuti arahan tangan Naya yang mengontrol dua tangan mereka.

Terlebih dahulu Naya menghela napas "fyuuh... Maaf bunda sempat marahin kalian bunda hanya sedang capek maaf ya, bunda nggak bermaksud bikin kalian jadi bertengkar kaya gini bunda hanya mau kalian tenang nurut sama bunda bisa kan.."Naya menasehati dalam keadaan tanpa sadar menitihkan air mata spontan yang dinasehati menunduk mereka akhirnya sadar akan kesalahan yang dilakukan.

"Maafkan kami bunda/Nana"

Baik Jiel dan Jerico keduanya terus meminta maaf sesekali juga merutuki kesalahan berharap Naya mengampuni kesalahan mereka.

"Nono menyesal Nana ini semua kesalahan Nono maaf stt.. stt..."

"Tidak ini salah Jiel bunda tolong maafkan stt.. stt..."

Naya yang awal nya ingin mendiami mereka melihat bahwa mereka menangis akan kesadaran untuk meminta maaf tersentuh lalu memberi senyuman tulus yang sungguh menenangkan.

Mengusap pipi basah serta rambut halus Jerico serta Jiel"Hei hei sayang nya bunda Nono sudah jangan menangis kalian sudah dimaafkan kok"langsung berbahagia hati mereka mengambil piring dan sepatu yang sedia tadi terabaikan"bunda sudah tidak marah ayo lanjutkan sepatu Jiel belum terpas- "Menyela ucapan Jiel badan besar Jerico mendusel ke tengah Naya dan Jiel yang sedang duduk "Tidak tidak Nana ayo nono dulu"

"Ouw ouw kalian baru saja dimaafkan langsung saja ya kembali sifat manjanya"sedikit menggeleng tapi tetap menuruti kemauan keduanya.

Sementara yang dimaksudkan hanya cengengesan dan menggaruk belakang kepala yang tidak gatal ,
"Bunda bisa saja Nono/Jiel malu"
malu sekali mengingat jika diluar selalu ada orang yang bilang mereka keren atau gagah baru disini yang diakui dari sifat mereka adalah kemanjaan nya.

.....

Di tempat lain jauh dari tempat rawat Jerico tapi masih bangunan yang sama alias masih terdiri bangunan rumah sakit.

Begitu keras dan berisik didalam bangunan itu tidak ada orang yang tidak berteriak disana kalian tahu kenapa itu karena bangunan itu bukan berisi orang yang sakit fisik melainkan berisi orang yang sakit batin serta jiwa nya ya tidak lain ialah rumah sakit jiwa yang akan kita segnifikan lagi tempat nya pada satu ruangan yang tidak hanya berisi teriakan darah pun banyak hingga memenuhi satu ruangan.

Brakk....

Dug....

"Aaa... Sakit sakit"

"Berhenti bodoh aku tidak mau"

Dengar teriakan itu dapat tersimpulakan orang yang berteriak
Seperti orang waras padahal kalau bisa dikategorikan dia termasuk orang yang sudah sangat sakit kejiwaan nya.

Srekk...

Tes...

Bunyi tetesan darah serta robekan kain yang diperoleh perawat terdengar sadis mengisi ruangan.

"Sudah ku bilang aku tidak mau cepat pergi"

Hanya menurut perawat yang telah bernasib sadis itupun pergi tanpa ada niatan untuk kembali melakukan tugasnya.

Mengerang hebat orang yang tadi telah tersiksa akibat suntikan penenang bermonolog sebentar

"Akan ku pastikan dendamku terbalaskan"

.....

Setelah hari agak siang Naya tengah kembali sibuk siang ini Jerico akan melakukan pemeriksaan ulang agar bisa pulang karena sehabis sarapan Jerico terus merengek meminta pulang awalnya Naya sempat menolak sebab kondisi badan Jerico masih lemas bahkan bibirnya saja masih pucat namun Jerico bersikeras jadi tak ada alasan Naya menolak.

Sekarang Naya dan Jerico tinggal menunggu dokter yang akan memeriksa.

"Nanti kalau dokter nya cus Nono jangan tendang atau pukul ya"

"Iya Nono tidak tendang atau pukul kok Nana tenang saja"ucap Jerico berusaha menenangkan walau pasti nanti perkataan nya detik ini dan sikap jerico nanti akan bertentangan.

Cukup tahu bahwa Jerico seperti apa Naya tidak berusaha mendebati hanya mengangguk.

Telah lama mereka menunggu dokter yang akan memeriksa Jerico pun datang "maaf tadi say- loh Jerico kau dirawat ternyata, kebetulan aku yang memeriksa mu karena rekan ku hari ini ada urusan"

Jerico bingung siapa dokter ini kenapa begitu akrab dengan nya, lama merasakan kebingungan Jerico akhirnya menemukan nama si dokter dalam ingatan nya.

"Dokter..."

_____

Terimakasih atas yang sudah membaca
Mohon jika setelah membaca dan ada yang kurang pada bacaan mohon komentar

Bye... Bye...

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now