sembilan

95 3 0
                                    

.....

Perihal Jerico dan Naya telah menyelesaikan masalah kecanggungan mereka , membuat kedekatan antara keduanya semakin bertambah kenyataan nya sih bukan dekat dalam artian cinta tapi mereka sekarang sudah semakin dekat misal dulu tak saling menyapa kini bahkan bukan lagi menyapa tetapi sudah memasuki perbincangan.

Sebuah peningkatan yang sangat pesat meski begitu jiel sebagai pengatur semua ini masih saja belum merasa puas sebab tidak ada gemercik cinta yang nampak tercipta di tengah Jerico maupun Naya.

Belum berhenti disitu saja pikiran Jiel , ia makin banyak pikiran ketika Teresa harus kembali melakukan perjalanan keluar negeri, Jiel pun pasrah ia memang cerdik tapi untuk seperti ini juga ia masih belum benar benar mengerti, jadi tak ada harapan, tentu tidak Jiel selalu berdoa setiap hari soalnya.

Dan tuhan langsung mengabulkan meski dalam bentuk Jiel yang berkorban, iya Jiel sakit bahkan harus masuk rumah sakit.

Walau begitu Jiel merasa bahagia Jerico Naya semakin dekat karena harus merawat nya tak apa sakit yang terpenting ia merasakan hangat orang yang ia sayangi bersama lagi permintaan apa pun yang keluar dari mulutnya pasti di kabulkan , merupakan kesempatan besar ya kan.

Kini pun mereka berdua tampak bersama dimana Naya dan Jerico tengah kompak menuruti permintaan Jiel yang agak aneh kalau dipikir kan.

"Berhenti Naya saya sudah malu untuk memakai ini lagi" sejujurnya permintaan Jiel itu sederhana namun sangat memalukan bagi Jerico alasannya ia juga Naya harus memakai baju couple kelinci sembari berjalan mengitari rumah sakit.

Hanya senyum manis yang Naya tunjukkan "tuan jangan begitu lagi itu kan permintaan terakhir Jiel sebelum pulang" memang Naya juga agak malu tapi toh permintaan terakhir jadi tak apa "kalau tuan mau berhenti kita bisa duduk disitu " bangku salah satu taman Naya tunjuk hanya mendengus Jerico mengikuti langkah naya.

Dua pasang langkah kaki itu berhenti tepat di bangku taman sekitar tak berapa lama Jerico Naya duduk ada satu gadis kecil penjual bunga mendekati mereka.

"Nona manis mau kah kau membeli bunga mawar ku tidak mahal hanya lima won" tawar gadis kecil kepada Naya.

Memegang setangkai bunga mawar merah itu Naya tampak tertarik sayang ia tidak memegang uang, ia kembali kan bunga itu.

Mata cantik Naya tampak sedih lalu ingin menolak permintaan gadis kecil tersebut tertahan oleh tindakan Jerico yang lebih dulu " aku beli semua untuk mu, berapa semua"

Tanpa ba-bi-bu lagi gadis kecil itu menyerahkan bunga juga mengambil uang yang ada pada tangan Jerico.

"Terimakasih banyak tuan baik hati semoga kau dan nona selalu bersama juga semoga hubungan sebagai kekasih kalian berjalan baik"setelah membereskan barang dagangan nya gadis kecil itu pergi.

Dumn semburat merah muncul di kedua pipi Naya menutupi mukanya tanda malu yang tak tertahankan sama dengan Naya Jerico pun malu keduanya tak ada yang bersuara.

'ke- Kasih' batin dua orang itu.

Memang baju mereka couple tapi tidak perlu sampai anak kecil tadi bilang kekasih bukan, begitu terus yang mereka pikirkan sampai kembali masuk ruangan Jiel.
.....
Ruangan Jiel tempati terasa sepi tak ada dari mereka yang berbicara termasuk Jiel yang semenjak tadi bingung akan tingkah Jerico dan Naya nampak ngefreez seperti terkejut ditambah malu yang terlihat dari muka keduanya.

Jiel tak tahan dengan situasi ini langsung saja menanyakan apa yang terjadi tadi di antara mereka " ayah dan Kaka kenapa diam terus"

Yang ditanya gelagapan bak orang sedang tertangkap basah , sangat aneh dua orang yang ada dihadapannya pikir jiel.

"Kenapa kalian diam Jiel bertanya" tanya Jiel lagi semakin tak ada jawaban semakin juga jiwa penasaran Jiel meningkat.

"Sudah lah Jiel kamu kenapa begitu penasaran itu urusan pribadi kami Jiel lebih baik persiapan kita sebentar lagi akan pulang"biasa Naya yang menjawab kali ini tuan besar Jerico lah yang menjawab memang kalau urusan penasaran anaknya yang satu ini tidak bisa dilawan pasti nya harus sampai dapat informasi apa yang ia panasaran tadinya.

Sebab kesal dibalas demikian Jiel melantur asal "tidak apa apa Jiel kan hanya bertanya juga ayah dan kakak tidak selalu bersama jiel, ingin sekali Jiel kalian terus bersama" seperti tersambar petir hati Naya berdenyut kencang ia tahu apa yang dimaksud Jiel tentang arti kata bersama, bukan gugup atau malu tapi ini sakit karena tidak mungkin ia bersama dengan Jerico.

Kenyataannya benih cinta yang tak nampak dalam mata Jiel sudah tumbuh pada hati Naya, hanya saja Naya sadar Jerico tak sebanding dengan nya jadi ia berusaha menepis perasaan itu jauh jauh walau tak mungkin sebab semakin gentar ia menepis semakin juga benih cinta menggerogoti hati Naya.

Ragu ragu Naya berkata "hahaha... Jiel kita juga sekarang sedang bersama" canda Naya meski tahu maksud lain dari kata kata Jiel yang diucapkannya tadi juga Naya tidak mau Jiel terlalu memikirkan hal tadi menjadi benar-benar serius alasannya tak mungkin terjadi.

Jiel lagi lagi asal respon pada balasan yang ia dengar.

"Hanya dalam ruangan yang sama bukan hati kalian yang sama untuk apa kalau begitu" Jiel memang belum tahu Naya telah jatuh dalam pesona Jerico tapi mengapa seolah olah Jiel tahu akan semua itu, entahlah tapi intinya kata kata Jiel berhasil mengacaukan pikiran Naya.

Naya melupakan fakta Jiel anak cerdas jadi rasa setelah mendengar kan Jiel sakit sekali kenapa anak itu pandai merangkai kata kata.

Tahu sang anak sudah terlalu banyak mengatakan hal tidak seharusnya ia ucap Jerico menggendong Jiel " sudah ayo cepat kita turun ke bawah" Jerico berjalan cepat keluar ruangan disusul Naya yang masih terngiang oleh kata kata Jiel.

' Memang tidak sama jie' batin Naya berulang ulang.

Melihat Naya termenung Jerico cuman tersenyum kecil.

.....

Sebenarnya apa yang Jerico rasakan
Dan apakah yang akan terjadi selanjutnya nanti kan saja nanti.

Terimakasih sudah membaca silahkan jika ada yang salah bisa komen.
Bye... Bye...

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang