tujuh belas

65 4 0
                                    

....
Rumah sakit menjadi keberadaan mereka bertiga,bertiga? Ya karena tadi Naya Jerico bersama orang yang menolong saat kondisi Jerico kritis sangat bersyukur Naya tiba di rumah sakit kondisi Jerico belum terlalu kritis kalau kata dokter sih begitu tapi sampai saat ini Jerico belum saja bangun, sedikit risau Naya tapi orang yang tadi menolong mereka selalu memberi semangat sembari mengelus surai panjang milik Naya.

Tunggu kok bisa seintens itu, jadi gini ceritanya orang yang menolong Naya adalah sepupu Jerico yang telah lama Naya kenal bagaimana bisa tadi Naya dipanggil nona karena sepupu Jerico belum melihat wajah nya tadi.

Sekarang Naya tengah duduk pada pinggiran ranjang rumah sakit yang ditempati Jerico menggenggam tangan Jerico penuh harap agar segera cepat bangun.

"Jerico bangun kamu mau memakai infus terus kata Jiel kamu tidak suka infus kan jadi bangun infusnya pasti dilepas kalau kamu bangun" berlinang air mata Naya menatap sendu Jerico semua yang terjadi menjadi kesalahan terbesar nya.

"Kau tenang lah Jerico pasti bangun" kata kata penenang coba sepupu Jerico berikan.

Air mata Naya semakin deras seperti tak ada ruang pada hatinya untuk ke tenangan "tidak aku tidak bisa tenang Genio dia harus bangun sekarang Jerico harus bangun" menaikan nada bicara nya agar Genio tahu betapa khawatir Naya pada kondisi Jerico.

Iba Genio pada Naya tapi tidak seharusnya Naya begini.

"Naya tenang lah Jerico pasti bangun kau jangan seperti ini, aku juga sama cemasnya tapi tolong kau tenang sedikit daripada menangis lebih baik kau makan dulu kau belum makan kan ayo kuatkan diri mu" Genio tidak bermaksud membentak Naya namun Naya sedari tadi menangis dan Genio tidak mau Naya menjadi ikut sakit apalagi menjaga Naya sudah menjadi amanatnya dari Teresa walau Genio jarang menengok.

Entah kenapa tanpa memedulikan nasihat Genio Naya terus saja memberontak seperti tidak ada kata kata yang mampu masuk ke dalam hati dan pikiran nya saat ini.

Racauan Naya tidak peduli"Tidak aku tidak mau yang ku mau Jerico bangun ,ayo bangun Jerico "

Naya mode melawan adalah hal yang paling sulit untuk dikendalikan juga Naya tipe orang yang penyabar tau kan orang sabar kalau sedih atau emosi dalam bentuk apapun sedang meledak bagaimana begitu lah yang dihadapi Genio sekarang.

Pasrah Genio menghela napas panjang memaklumkan saja sifat Naya yang agak kurang baik.

"Ter-

Sebelum dapat melanjutkan kalimat nya Genio sudah terendam oleh suara nyaring yang tiba tiba terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan.

"Bunda/onty Naya" sudah tahu siapa pemilik suara suara tersebut, sangat jelas pemiliknya adalah Jiel dan Cene yang berlarian dari luar ruangan masuk kedalam.

Mendengar suara kedua anak kecil yang Naya tunggu tunggu nampak ia memasang raut wajah marah setelah menghapus kasar air mata yang terus saja menetes " datang juga, kalian tahu apa yang terjadi karena rencana rencana cerdik kalian lihat ayah uncle kalian terbaring sakit disini!" masalah orang yang ia cintai sangat mempengaruhi Naya bahkan Jiel yang tak pernah dia marahi juga kena marah macam sekarang.

Kedua anak yang sudah menyiapkan diri untuk kena omel Naya tetap saja menekuk wajah "maaf bunda/onty"

Hati Naya bukannya mereda malah makin geram oleh rautan muka polos dihadapan Naya saat ini tak terkendali seluruh emosi Naya sedang di ujung tanduk.

"Maaf hanya maaf kalian pikir kata itu bisa menyadarkan kembali Jerico tidak tidak bisa dan kamu

Naya menunjuk ke arah Jiel.

Bunda tidak pernah mengajarkan mu begini , baik selama ini bunda baru sebentar bersama kamu dan belum tahu menahu tentang kamu tapi apa kamu harus begini pada bunda kamu tidak kasihan apa pada ayah kamu atau kamu mau ayah meninggalkan kamu jadi kamu merencanakan semua ini jawab Jiel kamu mau bunuh ayah kamu sekali lagi bunda tanya jawab Jiel "

Deg..

Bak ditusuk pedang hati Jiel terasa sakit saat Naya mengatakan hal tadi Jiel tidak ada niatan begitu ditambah Naya memanggil Jiel dengan namanya sudah sangat jelas betapa kecewa hati Naya.

"Maaf" hanya satu kata itu yang terus terucap dari bibir Jiel, Cene mau ikut campur tapi Genio menepuk pundak nya agar tidak maju.

Masih terus menangis keadaan antara Naya dan Jiel belum kembali membaik.

Lalu pintu kembali terbuka nampak Revana dengan raut bingung bak bertanya pada cene dan langsung mengerti keadaan apa yang sedang terjadi.

"Hello Naya " membuat nada riang Revana mendekati Naya menaruh kepala sang sahabat tepat dalam dekapan nya "njun pergi kamu juga sama dia"Naya kembali menunjukkan Jiel membuat hati kecil Jiel semakin sakit.

Tidak beranjak dengan tenang Revana mendekap Naya semakin erat.

"Njun tau Naya sedang marah tapi apa baik jika Naya terus marah seperti ini memang kami salah maafkan kami soal itu tapi niat kami ingin Naya dekat dengan Jerico takdir saja yang tidak lurus dengan niat kami mengerti Naya jadi tidak usah usah marah marah" kalau Naya begini memang Revana harus jadi mode ibu dulu.

"Tapi ta-

Jari telunjuk Revana tempelkan pada bibir tipis Naya "udah jangan menyalahkan siapa siapa salahkan saja njun mengerti" lebih baik dia yang kena daripada dua anak kecil yang tidak sepenuhnya salah.

"Iya njun yang salah semua salah njun" racau Naya sembari memukul bahu Revana tanpa tenaga.

.....
Cast

Genio kaiden Gonzaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Genio kaiden Gonzaga

Sepupu Mario juga Jerico yang dikirim bubu untuk menjaga Naya meski tidak selalu tapi selama ini ia tetap mengawasi gerak gerik Naya.
Dewasa tapi kurang tanggap jika untuk menasehati orang.

Terimakasih banyak yang sudah membaca cerita ini
Silahkan komen jika ada yang kurang atau yang lainnya
Sekali lagi terimakasih
Bye... Bye...

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now