delapan belas

69 4 0
                                    

.....
Sesudah menangis dan meracau ber jam jam pada akhirnya Naya tertidur karena mungkin sudah lelah sedari tadi tidak ada henti antara tangisan dan pukulan bahkan suara Naya habis akibatnya, melepas dekapan dari Naya , Revana mampu bernafas lega kembali.

" Syukurlah Naya sudah tenang, Jiel kamu tenang saja ya bunda kamu memang harus begitu kalau sedang sedih tapi nanti kalau udah baikan dia nggak bakal lagi marah marah sama kamu" sejenak Revana melihat Jiel yang terlihat sedih langsung saja ia hibur agar tidak terlalu sedih akan kemarahan Naya yang meledak seperti tadi.

Lemas anggukan Jiel yang diberikan sebagai jawaban untuk Revana hilang sisi bahagia Jiel tidak pernah sekalipun Naya marah pada Jiel baru kali ini dan Jiel tidak mau terjadi lagi cukup sekarang karena sungguh sakit melihat mata yang biasanya hangat jika menatap Jiel tapi kali ini menatap nya penuh dengan kekecewaan.

Tersenyum sedikit Revana kembali memberi semangat "Jiel semangat nanti Tante marah kalau Jiel begini terus" goda Revana guna menenangkan Jiel tak lupa dengan gigi gingsul yang terlihat menambah kesan manis senyuman Revana.

Tidak makin membaik kini Jiel malah menangis kencang sejak terkena marah oleh Naya sifat anak anaknya muncul seperti respon menangis yang dilakukan Jiel sekarang.

"Hua... Hua... Tante juga mau marahin Jiel Tante jahat" bak kejutan tak terduga Jiel mirip seperti Naya jika sedang sedih dari pikiran maupun hati pasti akan jadi sensitif padahal tidak sedarah namun bisa begitu punya kemiripan tidak terduga macam ini pikir Revana, tidak tahu saja Revana ayah Jiel juga suka begitu jika sedang sedih pasti akan keluar sifat kekanak-kanakan nya memang sudah satu keluarga maksudnya dua orang bersama anak mereka sudah bisa disebut keluarga ya kan (walau bukan kandung) banyak kemiripan pula.

Pusing harus menghadapi Naya kini masih harus menghargai Jiel yang sikap nya sebelas dua belas "cup.. cup.. bukan begitu maksud Tante itu hanya agar Jiel berhenti menangis" beberapa saat lepas Revana bilang demikian Jiel berhasil diam untung Jiel memang benar-benar mirip Naya kalau Revana pikir.

"Tante,I want to be carried please" sifat manja Jiel mulai keluar dan Revana hanya tertawa renyah lalu menuruti keinginan Jiel.

Meski harus repot tak apalah yang Ter penting sudah selesai ribut riuh yang terjadi barusan, Revana memang orang yang dewasa jadi mampu untuk hal seperti ini ya walau kadang Revana cenderung terlalu galak tapi untuk urusan begini ia akan menjadi yang paling bijak.

Dengan Jiel di gendongan muncul ide untuk jahil dari Revana "Ooh seorang Jiel sangat manja rupanya" menurut Revana menggoda Jiel sangat menyenangkan apalagi Revana sudah tahu kalau menggoda Jiel pasti dijawab dengan bahasa inggris.

"I'm not spoiled"protes Jiel tapi masih terus mengeratkan kaki tangan nya pada Revana"kalau tidak manja nggak usah di gendong lepasin"melerai kan sedikit eratan tangan jiel pada bahu Revana.

Berteriak takut Jiel melingkari pinggang Revana secara erat dan sekencang mungkin.

Tak tahan akan eratan kaki Jerico ya ng membuat Revana sesak ia menga kui semuanya hanya bercandaan.

"Wow wow, bro i'm just kiding" akhir setelah kata Revana keluar Jiel tak jadi untuk melakukan reog.

Sementara dengan dua insan yang sejak tadi diam saja kini ada suara yang terdengar antara keduanya.

"Cene itu siapa" tanya Genio sembari menunjuk ke arah Jiel dan Revana.

Mata Cene mengikuti jari telunjuk Genio mendapati Jiel yang ditunjuk pun menjawab "ya keponakan unkle siapa lagi"mata Cene berputar malas.

"Bukan yang perempuan itu" ralat tunjuk lagi Genio pada sasaran yang tepat.

"Oh kalau yang itu Tante galak"

Kali ini Genio yang menatap malas Cene sudah tahu keponakan perempuan nya sedang bercanda.
"Yang benar jawab nya"

Tertawa agak lama habis menyadari candaan nya yang jauh sekali dari kata lucu Cene kembali bisa untuk menjawab " Tante Revana nama nya, udah lah lagian untuk apa unkle mendekati Tante dia cukup galak tahu menurut Cene tidak cocok sama unkle"

Justru yang kaya gini uncle mau lebih menantang pikir Genio melangkah pergi ketika melihat sang pujaan hati juga akan pergi.

"Loh kok aku di tinggal tunggu unkle awas saja ku adukan pada momy" menceritakan seperti itu sudah percuma unkle mu sedang menjadi budak cinta.

.....
Beralih kembali pada jam jam sehabis Naya bangun sudah malam dan waktunya Cene juga Revana untuk pulang tentu diantar oleh Genio yang terus menempeli Revana sudah begitu lama.

Keadaan di ruangan Jerico masih sepi Naya belum mengeluarkan suara begitu pun Jiel sebenarnya Naya telah memaafkan Jiel dan ingin memeluk anak tersayang tapi mulutnya belum dapat terbuka untuk bersuara , tenang diam diaman antara mereka tidak lama sebab tiba tiba saja Jiel menangis tentu terdengar oleh Naya.

"Anak bunda kenapa menangis" tak tahan Naya kalau dihadapkan dengan yang begini begini"Ka... re.. na.. bunda marah pada Jiel"menahan sesegukan yang ada Jiel memelas pada Naya.

Naya tidak tega mendengar penuturan Jiel sekejam itukah saat Naya marah terhadap Jiel "aa.. sayang bunda minta maaf tidak lagi lagi bunda marahin Jiel" menarik Jiel pada pelukan Naya pun ikut menangis.

Berganti sekarang Jiel yang mencoba menenangkan Naya "bunda jangan menangis nanti tidak cantik"polos Jiel berusaha menenangkan Naya.

Menghentikan tangisan Naya pura pura kembali marah "berarti bunda jelek dong"

"Bukan seperti itu bunda tetap cantik aduh gimana menjelaskan nya" gestur Jiel nampak macam orang bingung.

Tak dapat menahan Naya tertawa melihat tingkah Jiel.

"Bunda hanya bercanda sayang sini hug lagi bundanya sayang mau kan hug bunda"

"Jiel mau hug bunda banyak banyak"

Mereka berpelukan hingga Jiel tertidur dalam pelukan mereka begitu juga Naya yang menyusul Jiel tidak lama kemudian.

_____

Terimakasih banyak yang sudah membaca cerita ini
Jika ada kekurangan baik dalam apapun bisa komen
Bye... Bye....

Bunda untuk Jiel /Nomin (GS)Where stories live. Discover now