30. The Day

2.6K 140 4
                                    

Hey hey I'm back! Massive sorry for this late late post. I hope you guys still excited with this story because I still have so many parts for you guys. I hope I can post the next chapter as soon as possible. I'm waiting for the vomment guys. Especially the comment, that so mean to me hehe. Have a nice day!!  -XOXO

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PART 30

Group Line yang berisikan Khamal, Adine, Arzeta, dan Dianna terus sibuk meramaikan akhir pekan para anggota group itu. Group yang sengaja dibuat untuk persiapan acara akad nikah Khamal dan Adine ini akan selalu sibuk di akhir pekan karena Khamal dan Adine hanya bersedia muncul pada akhir pekan.

Dianna : Kalian bersedia pake adat-adat gitu kan?

Arzeta : Nanti kalian pake adat Jawa yang sama-sama kita punya, jadi seminggu sebelum akad nikah kalian harus sudah siap.

Adine : Gimana baiknya aja kalo Adine

Khamal : Terserah aja. Khamal ikut

Dianna : Berarti minggu depan kalian pulang ya

Adine : Minggu depan Adine pulang

Khamal : Iya Khamal juga pulang

****

Tuuuuuuuuut! Tuuuuuuuuuut! Tuuuuuuuuuuut!

"Halo." Sapa seseorang dari balik telfon. "Hai. Kamu udah sampe ya?" tanya Khamal setelah menjawab sapaannya. "Iya ini lagi nunggu bagasi. Nah! Aku jalan ke luar nih." Mendengarnya Khamal langsung bergegas menuju pintu kedatangan dan mencari-cari orang yang ditunggunya. "Hai!" sapa Khamal sambil melambai pada gadis yang ditunggunya kemudian mematikan telfonnya. "Hai!" sapa Adine akhirnya. Pelukan pelepas rindu tidak dapat dihindari lagi. Setelah melepas rindu, Khamal langsung membantu Adine untuk membawa kopernya menuju mobil. Khamal meletakkan mobilnya tidak terlalu jauh sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berjalan menuju mobil.

"Gimana ujiannya? Lancar dong?" tanya Khamal sambil mengeluarkan mobilnya dari parkiran. "Alhmadulillah. Doain bagus ya IPnya." Jawab Adine yang langsung mendapat anggukan pasti dari Khamal. "Kamu gak kangen apa sama aku yang? Seminggu lebih loh kita gak telfonan atau apapun." Ujar Khamal mulai menunjukkan sifat aslinya. "Cuma sebentar doang mah ngapain pake kangen segala." Jawab Adine cuek. "Ya ampun yang kapan kangennya sih kamu ke aku." Ujar Khamal jutek. "Dih jutek gitu. Bercanda kali. Aku kangen kok ke kamu tapi takut bosen kalo ketemu kamu mulu." Jawabnya kemudian tertawa puas. "Ya gaboleh bosen lah yang. Minggu depan itu kita nikah! Gak lupa kan?" tanya Khamal serius. "Ya enggak lah. Tapi kamu gak lupa sama perjanjian kita kan?" tanya Adine. "Perjanjian yang mana?" tanya Khamal berpura-pura. "Emang kita punya berapa perjanjian sih Mal?" tanya Adine kemudian mendengus kesal. "Iya iya inget." Jawab Khamal kemudian tertawa garing. "Bagus deh kalo gitu." Jawab Adine lega mengetahui Khamal tidak melupakan rencana mereka.

"1 kali aja gitu? Gaboleh yang?" tanya Khamal. "1 kali kalo langsung jadi kan gawat Mal!" jawab Adine kesal. "Ya itu kan kata dokter. Dokternya juga bilang pake "mungkin" lah itu kan kalo Allah mau kasih cepet. Kalo enggak? Ya gak jadi kan?" jelas Khamal membela keinginannya. "Gak ada nyoba-nyoba! Gamau! Pokoknya kan aku udah bilang kemaren, kalo kamu gabisa nepatin ya udah! Pilihannya Cuma 2, tinggalnya pisah atau gajadi nikah! Udah pilih!" sontak Khamal terkejut dengan pilihan yang diberikan calon istrinya itu. "Iya iya iya gak nyoba-nyoba. Pegang-pegang boleh kan tapi?" tanya Khamal mulai menawar. "Emang aku lagi jualan? Duh jangan ngomongin sekarang dong. Nanti aja kalo udah nikah." Jawab Adine kemudian memasang wajah kesalnya. "Iya iya maaf maaf." Khamal memilih untuk mengalah dan mulai membicarakan hal yang lainnya.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang