20. Sorry!

3.8K 155 11
                                    

Haiiii ini dia lanjutannya. Ya semoga kalian puas dengan hasilnya. budayakan vomment yaaawww! Ditunggu banget loh commentnyaaa! Be an active readers guys!!

------------------------------------------------------------

PART 20

 

Nin, gue sayang sama Sila. Gue sayang banget sama dia. Bahkan sampe sekarang pun gue masih sayang banget sama dia. Kata-kata itu terus terngiang di pikiran Adine dan membuatnya semakin mengutuk dirinya sendiri. Sifatnya yang memang selalu sulit untuk melupakan orang yang telah dia sayangi membuatnya sangat menyesal telah menyayangi seorang Khamal Mahadri yang memang tidak akan pernah bisa dipercaya.

Khamal Buaya Rawa sent you a voice note

Handpone Adine bergetar dan meninggalkan sesuatu di line miliknya. Apa-apaan pake vn segala? Batin Adine kesal. Adine berniat untuk tidak membuka voice note itu, namun sepertinya niatan itu akan gagal mengingat rasa keponya yang lebih besar daripada keinginannya tadak menghubungi Khamal.

Rall, angkat telfon gue dong! Gue mau ngomong sama elo. Please Rall!

Idih mau banget apa mau aja? Batin Adine mendengar isi voice note dari Khamal.

Khamal Buaya Rawa sent you a voice note

Rall, gue tau lo marah sama gue. Biarin gue jelasin semuanya. Dengerin gue dulu dong Rall!

Males banget Maaaaal batin Adine semakin kesal mendapatkan voice note kedua dari Khamal.

Khamal Buaya Rawa sent you a voice note

Semuanya gak separah yang lo pikir kok. Gue gak sejahat yang lo pikir Rall. Dengerin gue dulu please!

Kenapa sih dia suka sok tau gitu? Batin Adine karena Khamal terlalu sering bisa membaca firasat dan kekhawatirannya.

Perasaan kecewa dan menyesal sudah terlalu meracuni pikiran Adine. Di dalam pikirannya hanya ada sosok Khamal yang tidak pernah bisa dipercaya omongannya. Terlalu menyakitkan mengetahui seseorang yang telah berani membuat kita menyayanginya dalam ketakutan dan kemudian dengan mudahnya dia menghancurkan perasaan kita. Ketakutan yang sudah dikurung Adine dalam-dalam kini memaksa untuk keluar tanpa membantu memberikan solusi bagi si pemilik rasa ketakutan itu.

Adine kembali ke rumah keluarganya di Jakarta tepat keesokan hari setelah kejadian itu. Entah seperti apa perasaannya saat ini. Entah berada di mana hubungannya dengan Khamal saat ini. Rasanya ingin sekali membuat Khamal merasakan apa yang dia rasakan saat ini. Meskipun perasaannya campur aduk, Adine terus mencoba untuk menjadi dirinya seperti biasa. Adine terus berusaha menutupi setiap perasaan yang sedang menghantui perasaannya. Dia melakukan aktifitas bersama keluarganya seperti biasa tanpa menunjukkan perasaan sedihnya sama sekali.

****

Sore yang sangat menarik di hari minggu sangat pas untuk bersantai. Adine mencoba menenangkan dirinya di tempat kesukaannya di rumahnya sediri tepat di kursi santai dekat kolam renang rumahnya. Kaos biru muda dengan celana denim pendek yang dilengkapi dengan RayBan hitam siap menemani Adine untuk bersantai sore sambil mendengarkan musik kesukaannya. Entah kenapa sepertinya musik yang dia shuffle sangat tidak mendukung keinginannya. Semua lagunya malah membuat Adine terbayang dengan sosok Khamal yang sudah sangat membuatnya menyesal menyisihkan perasaan sayangnya untuk laki-laki itu.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang