11. Prom Night

4.3K 158 11
                                    

Hei Guys! Akhirnya semua urusan SBM, UM, dan STPI udah kelar jadi aku bisa lebih sering post nih. Minta doanya ya biar hasilnya memuaskan. Dan kayaknya aku bakal post 2 part malem ini. Semoga kalian suka sama kelanjutannya. Budayakan vomment ya semuaaaa! Enjoy this part Guys!

---------------------------------------------------------------------------------

PART 11

 

Tamara merasa sangat senang bila bisa membantu Adine dan kedua sahabatnya itu. dia juga semakin tidak sabar untuk bertemu dan lebih mengenal sosok gadis yang berhasil membuat adiknya bertahan hanya pada satu orang. Semua gaun yang akan digunakan Adine, Nina, dan Ana sudah berada di rumah Khamal dan disimpan Tamara di kamarnya. Tamara juga sudah mempelajari make up macam apa yang akan dia terapkan pada ketiga gadis yang memiliki tiga bentuk wajah yang berbeda itu.

“De, Adine mana sih kok belom dateng juga?” tanya Tamara pada Khamal yang sedang sibuk dengan xboxnya.

“Lagi otw Kak. Sabar dong. Bentar lagi juga sampe.” Permainan The Hunger Games kesukaannya benar-benar bisa membuat Khamal tidak merespon siapapun orang yang bertanya padanya.

“Kok gak kamu jemput?” tanya Tamara yang bingung melihat Khamal yang terus sibuk dengan urusannya sendiri. Padahal biasanya dia akan senang menjemput Adine kemanapun dan dimanapun.

“Gamau dia.” Jawab Khamal dengan cepat dan terus sibuk dengan permainannya.

Acara prom dimulai jam 7 malam. Tamara membuat janji dengan Adine tepat pukul 5 sore agar mereka memiliki cukup waktu untuk berdandan. Berhubung Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore namun Adine belum juga datang ke rumah Khamal, Tamara mulai merasa semakin tidak sabar untuk bertemu dengan Adine. Terlalu banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Adine.

Tengtong! Tengtong!

Bel rumah Khamal berbunyi dan dengan sangat yakin Tamara langsung bergerak cepat untuk membukakan pintunya. Senyum Tamara langsung mengembang saat mendapati Adine dan kedua sahabatnya akhirnya tiba di rumahnya.

“Hai.” Sapa Tamara saat membuka pintu rumahnya untuk Adine dan kedua sahabatnya.

“Hai Kak.” Semua masih terasa kaku karena selain mereka beru saja bertemu, Adine juga masih sangat gerogi saat harus bertemu dengan slah satu keluarga Khamal.

“Ayo masuk. Langsung ke kamar aku aja ya.” ajak Tamara pada Adine dan kedua sahabatnya sambil menunjukkan jalan menuju ke kamarnya.

“Maaf ya kak aku jadi ngerepotin gini.” Ujar Adine di sela-sela perjalanan menuju kamar Tamara.

“Enggak kok gak ngerepotin. Khamal bilang kan kalo aku hobby make up?” tanya Tamara yang mencoba untuk akrab dengan Adine.

“Oh iya kak lupa. Ini Ana dan ini Nina sahabat aku.” Tamara tersenyum hangat dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Nina dan Ana.

“Aku udah liat baju kalian dan aku udah tau bentuk muka kalian. Jadi, siapa yang duluan?” Tamara memang sangat bersemangat mendandani mereka sampai dia mencari tau tentang model wajah dan make up yang tepat.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang