17

3.3K 137 9
                                    

Ditunggu commentnya ya Readers! Mari budayakan vomment! Semua comment akan dijadikan masukan untuk part part selanjutnya. Enjoy this part guys!

______________________________________________________

PART 17

 

“Hellowwwww good morning My Babe. Kemana aja lo kemaren?” suara nyaring Andres menjadi sarapan pagi Adine hari ini. Sahabat homonya itu sudah pasti akan sangat kepo dengan Adine yang tiba-tiba menghilang dari kampus dan parahnya, dia tidak memberikan kabar apapun pada Andres.

Morning Mr. Guy. Kemaren? Bolos. Hehe.” Jawab Adine yang langkahnya terhenti karena ulah Andres. “Bolos? Okay fine emang si Khamal gak bener.” Ujar Andres jutek sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya dan menaikkan salah satu alisnya yang selalu tertata rapih.

“Kok Khamal sih?” tanya Adine heran karena tiba-tiba Andres membawa nama Khamal ke dalam pembicaraan mereka mengenai acara bolos Adine kemarin.

“Emang lo pikir gue gak tau? Percuma dong gue jadi duta SocMed kalo gue gak update. Lo kemaren jalan-jalan sama Khamal kan?” suasana berubah tegang dan mendadak baju Andres terlihat berubah menjadi suit and tie ala ala FBI seperti di film-film jika sedang menginterogasi orang. “Iya hehe.” Jawab Adine dengan cengiran getirnya.

“Ngapain lo jalan sama dia sih? Ngapain lagi dia ke sini? Kan bukan jaman liburan. Lo ninggalin kampus gara-gara dia.” Dahi mulus Andres mengerut dan alisnya semakin terlihat garang. Andres memang selalu terlihat seperti ibu tiri kalau sedang marah, apalagi menyangkut tentang Adine.

“Kan kasian dia jauh-jauh dari Bandung. Kemaren gue udah mau berangkat ke kampus, eh dia nongkrong depan kostan dan bikin semua orang berhamburan. Lagian kan gue udah izin. Iya kan?” jelas Adine apa adanya pada Andres yang masih dengan tanduk berapinya.

“Iya, kemaren si Rasya yang izinin elo. Gak tau kan lo?” Adine menggeleng pelan dilengkapi dengan cengiran getirnya lagi menanggapi Andres.

“TAPI LO BELOM IZIN SAMA GUE.” teriak Andres mengisi seluruh lorong kampus membuat burung-burung berterbangan karena kaget. “Maaf deh Mr. Guy. Janji lain kali bilang. Dia soalnya tiba-tiba juga sih.” Jawab Adine sambil mengeluarkan suara manjanya dan menggoyang bahu kekar Andres pelan agar ibu tirinya itu tidak marah lagi padanya.

“Saking asiknya sampe gabisa kabarin gue?” ujar Andres ketus sambil terus memalingkan pandangannya dari Adine berusaha tidak melihat wajah innocentnya. “Maaaaaafffff. My baby guyyyyyy!” ujar Adine dengan puppy facenya yang selalu bisa membuat Andres luluh.

“Bisa ya lo pake muka itu lagi.” Adine tersenyum puas akhirnya sahabatnya itu sudah memaafkannya. “Kantin yuk! Gue bayarin deh.” bujuk Adine yang niatnya untuk menyogok Andres selain sebagai permintaan maaf.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang