2

8.9K 268 3
                                    

PART 2

 

“Adine! Bangun sayang udah jam 5 nih.” Suara lembut Mamanya berhasil membangunkan Adine dari tidur panjangnya. Gadis yang memang suka sekali tidur ini memang butuh waktu dua hari untuk bisa bangun pagi sendiri setelah weekend.

“Iya Ma.” Adine berjalan menuju kamar mandi pribadi yang ada di dalam kamarnya dengan jalan yang masih sempoyongan. Adine membasuh mukanya agar dia bisa sadar dari tidurnya. Adine langsung membersihkan diri dan bersiap-siap untu berangkat ke sekolah. Setelah semua dianggap siap, Adine langsung menuju ruang makan keluarganya dan sarapan bersama orang tua dan adiknya.

“Kata Adhi kamu kemarin kamu pulang sama laki-laki. Siapa dia? Pacar kamu?” Adine menghentikan aktifitas makannya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Papanya itu. Dasar adek pengaduan batin Adine sambil memandangi Adiknya yang terlihat santai menanggapi tatapan membunuh kakaknya.

“Bukan Pa. Dia temen Adine.” Papanya hanya mengangguk pelan menanggapi jawaban anak gadisnya itu. Dia tidak pernah mempermasalahkan jika Adine memiliki kekasih tapi lebih baik Adine memikirkan sekolahnya dulu sebelum memikirkan tentang cinta.

“Ya udah deh aku berangkat aja. Aku udah selesai makan juga.” Adine melakukan ritual paginya dan mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh Mamanya sedari pagi.

“Permisi. Di depan ada temennya Non Adine.” Pak Anwar menghampiri keluarga itu saat Adine akan berangkat ke sekolahnya. Adine melihat ke jam tangan Swatch miliknya dan jam sudah menunjukkan tepat pukul 6 pagi. Khamal? Khamal bukan sih? Pasti itu Khamal deh kata Adine dalam hati.

“Cowo apa cewe pak?” tanya Adhi yang sudah mulai lebih protektif dari biasanya.

“Cowo den.” Adhi menatap kakak perempuannya itu dengan pandangan yang mengancam.

“Oh ya udah deh aku berangkat dulu ya. Pagi semuanya.” Adine berjalan keluar rumahnya sambil terus memalingkan pandangannya dari adiknya yang terus menantapnya.

Seorang laki-laki dengan semua yang digunakan Khamal kemarin sedang duduk di atas motor besarnya sambil terus sibuk bermain dengan handponenya. Laki-laki itu memang Khamal dan dia benar-benar datang ke rumah Adine tepat pukul 6 pagi dan tidak lewat sedikitpun.

“Lo ngapain di sini?” Khamal berhenti memainkan handponenya saat mendengar suara Adine di dekatnya.

“Kan gue kemaren bilang jam 6 dan jangan telat kan. Ya gue di sini sekarang jam 6 dan gak telat.” Khamal memberikan helm lain miliknya kepada Adine dan memintanya untuk naik ke motornya. Saat mereka tiba di lingkungan sekolahnya, semua orang memperhatikan mereka dan Adine mulai merasa aneh dengan pandangan orang-orang padanya. Terutama para gadis yang memandanginya dengan pandangan membunuh mereka.

“Mal, kenapa sih orang-orang pada ngeliatin gitu?” tanya Adine saat mereka sedang berjalan menuju kelas mereka.

“Gatau deh kenapa. Udah lah santai aja. Kalo ada yang ganggu lo bilang aja ke gue okay!” jawab Khamal sambil terus berjalan santai menuju kelasnya sambil terus berada di samping Adine yang masih terlihat bingung dengan pandangan orang-orang.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang