12. College

3.9K 143 11
                                    

Hai Guys! Ini dia part selanjutnya buat hari ini. Enjoy!!!! Jangan lupa vomment yaaaaaa!!!!!

----------------------------------------------------------------------------------------

PART 12

 

Sudah saatnya bagi Khamal dan Adine untuk melanjutkan pendidikan mereka dan menjemput masa depan mereka masing-masing. Adine dengan jursan Teknik Arsitekturnya di Semarang dan Khamal dengan Teknik Kimianya di Bandung mengharuskan mereka berada di dua tempat yang berbeda. Namun dengan ini, mereka akan lebih mengetahui seberapa besar perasaan mereka masing-masing.

Tepat hari ini Adine akan langsung berangkat menuju Semarang dan Khamal akan pergi 3 hari setelah keberangkatan Adine. Khamal berjanji untuk menemui Adine di rumahnya sebelum dia berangkat. Adine akan membawa serta Honda Jazz hitam kesayangannya ke sebagai alat transportasinya selama di sana. Adine dijadwalkan berangkat ke Semarang pukul 8 pagi ini dan tepat pukul 7 Khamal sudah ada di rumah Adine. Arzeta tidak pernah memperbolehkan Khamal untuk sarapan terlebih dahulu jika dia ingin datang pagi-pagi ke rumah Adine. Sehingga Khamal harus sarapan bersama dengan keluarga Adine. Setelah sarapan, Adine mulai memeriksa semua barang bawaannya dan isi kamarnya apakah masih ada yang tertinggal atau tidak.

“Ayo Mba berangkat. Ada yang ketinggalan gak?” tanya Tamma saat waktu sudah menunjukkan tepat pukul 8 kurang 5 menit.

“Udah semua kok Pa.” Jawab Adine setelah semua barang-barang dirasa sudah lengkap.

“Yaudah Papa, Mama, sama Adhi ke mobil duluan ya. Kamu pamitan dulu deh sama Khamal.” Tamma meninggalkan Adine dengan Khamal dan menuju mobil menyusul Arzeta dan Adhi.

“Ya udah. Lo ati-ati ya di sana. Kalungnya lo pake kan? Foto kita udah lo bawa? Udah gak ada yang ketinggalan?” tanya Khamal yang mulai menjadi lebih bawel dari biasanya.

“Iya. Kalung gue pake. Foto udah. Gada yang ketinggalan. Lo bawel deh sekarang.” Jawab Adine sambil memberikan bukti semua yang ditanyakan Khamal.

“Biarin lah daripada nanti ada yang lupa terus gue nyususl ke sana.” Adine tertawa heran melihat setiap kelakuan Khamal hari ini. Gue pasti bakal kangen banget sama ketawaan lo Rall. Gue bakal kangen banget sama juteknya elo. Gue bakal kangen banget sama lo Rall. Batin Khamal melihat tawa terakhir Adine yang akan dia ingat dan dia simpan untuk persediaan 6 bulan ke depan.

“Lo juga ati-ati ya di Bandung. Belajar yang rajin dan gaboleh males-malesan pokoknya. Eh, jangan main terus ya! Mmmmm, Banyak mangsa baru deh.” ujar Adine sambil mengeluarkan sedikit lidahnya untuk meledek Khamal.

“Yeee. Mangsa apaan sih. Ya udah sana. Udah ditungguin tuh. Jaga diri lo baik-baik ya.” kata Khamal sambil sedikit mengacak-acak rambut Adine yang sudah tertata rapih. Bahkan selalu rapih.

“Rall!” panggil Khamal sambil menarik tangan Adine saat dia sudah mulai berjalan menuju mobilnya dan sontak membuat Adine langsung membalikan badannya dan melihat ke arah Khamal.

“Jangan nakal ya di sana.” Ujar Khamal sambil mengusap punggung tangan Adine sekali dan melepaskannya. Setelah saling memberi senyuman, Adine kembali berjalan menuju mobilnya dan melambai pada Khamal sebelum dia berangkat.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang