Additional Chapter

7.5K 659 5
                                    

Sebuah kastil batu berwarna hitam menjulang kokoh di tengah dataran gersang tak terawat. Awan hitam tebal bergulung menyelimuti kastil itu seakan menjadi atapnya. Puncak dari lima menaranya yang berbentuk kerucut menembus awan di atasnya. Di bagian tengah kastil itu terdapat sebuah balkon batu tempat sesosok pria kekar yang sedang berdiri mengamati ribuan prajurit manusia di bawahnya. Bola matanya yang berwarna merah darah memancarkan kepuasan.

"Para prajurit telah siap, Tuan," ujar pria kekar itu dengan tetap memandangi para prajuritnya yang telah menggunakan pakaian baja berwarna hitam untuk bertempur serta membawa senjata masing-masing. "Pasukan Molk telah berangkat. Mereka akan terus berlari tanpa henti hingga menemukan mangsanya."

Terdengar suara tawa menyeramkan dari dalam kastil, tanpa memperlihatkan wujud pemiliknya, sampai membuat pria kekar itu sedikit bergidik. "Bagus. Aku percaya padamu." Suara itu terdengar sangat puas. Nada suaranya terdengar memuji sekaligus memikat dan mengerikan disaat bersamaan.

Pria kekar di balkon mengangguk bangga. Bibirnya menyunggingkan senyuman sadis sehingga membuat wajahnya tampak seperti bukan manusia. Ia berjalan maju perlahan ke batas tepi balkon. Jubahnya yang menjuntai panjang di lantai ikut bergerak mendesir menggesek lantai batu.

"Bawa kepala mereka ke hadapanku!" Suaranya terdengar sangat keras hingga bisa didengar oleh semua prajurit dibawahnya.

Perintah pria itu bagaikan sihir yang membuat ribuan prajurit menghentakan kaki kanan bersamaan dengan ketepatan yang mengesankan untuk menunjukkan bahwa mereka memahami perintah dari si pria berjubah. Debu mengepul menyelubungi para prajurit akibat hentakan kaki mereka di tanah kering. Namun, para prajurit itu tidak bergerak untuk menepis debu, bahkan wajah mereka tetap terlihat dingin tanpa ekspresi. Awan hitam masih bergulung di atas mereka sehingga sinar matahari sulit menerangi tempat terkutuk di bawahnya.

"Berangkat!" seru pria berjubah di balkon dengan lantang pada ribuan prajuritnya.

Ribuan prajurit berbalik bersamaan dan membentuk formasi yang tepat. Mereka berjalan ke selatan dengan langkah yang persis sama satu sama lain sehingga menimbulkan bunyi berderap yang terdengar keras. Para prajurit itu membagi diri menjadi beberapa pasukan dengan ketepatan yang luar biasa. Awan hitam di atas mereka bergerak perlahan seakan mengiringi kepergian ribuan nyawa ke tempat pertempuran yang tak pasti.

Suara tawa bengis yang menusuk pikiran terdengar dari dalam kastil.

THE OUTSIDERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang