Bab 9

5.1K 316 17
                                    

"Aryan, you jemput I via insta je? Sampai hati you. Kita kawan dah lama tau," tegur Arimi yang memakai kebaya berkain belah hingga ke peha.

"Arim! Where have you been for this several years? We lost contact, my dear. I just have your insta and it is surprised you come to my wedding," balas Aryan teruja. Ditenung lama wanita di hadapannya. Dia sangat rindukan wanita itu.

"Sorry for asking this. But, I'm not very sure that the bride is Raisha," tegur Arimi apabila matanya mendapati seorang perempuan yang sememangnya memakai wedding dress itu tidak seperti buah hati Aryan yang dikenalinya sejak lima tahun lepas.

"Yes, you are right. She is definitely not Raisha. Arim, meet my express wife, Iris," Aryan mengenalkan Iris kepada Arimi. Terkejut Iris apabila Aryan menyebut perkataan 'express' itu.

"Nur Arimi Ito," Arimi menyebutkan namanya pada Iris sebelum menghulurkan tangan untuk berjabat.

"Iris Adelia," balas Iris dengan menyambut jabatan tangan Arimi. 

"But, Aryan. Why did you put the word express?" tanya Arimi untuk mengorek lagi kisah Aryan Dan Raisha.

"Raisha leave me on the last week before this wedding ceremony. He scam me. He lied to me. I have no choice. You know Puan Sri Zafrah very well, right. She really against us. So, her decision is, I need to continue this wedding. I can't say no toward her. She is my mother. So, Iris is my wedding planner. I married her because I'm forced too. Who else should I marry to other than her. It was just her that available at that time. But, If you show up faster, maybe I'll choose you to be the bride of the day," cerita Aryan kepada Arimi. Iris terkedu. Tersentap hatinya apabila suaminya membuat pengakuan yang dia terpaksa untuk mengahwini dirinya.

"So pitiful, dear. Pardon? You wanna make me your wife? That funny, dude. Maybe I'll be your second. Who know that right?" gurau Arimi. Tak tahu lah gurau sama ada serius.

"Insha Allah, one day," balas Aryan. Okey, ini bukan setakat sentap. Rasanya nak luluh jantung dengar. Kau buat macam isteri kau tak ada kat sebelah. Gosh, not even a week you marry her, you are discussing about marry at the second time?

"Amin. Okey, Aryan. I got to go since I have so many works at my house. This is my card. When you miss me, just call, kay," kata Arimi lalu menghulurkan sekeping kadnya kepada Aryan sebelum berlalu pergi. Aryan merenung kad itu lama. Terdapa senyuman di tubir bibirnya. Iris cemburu? Suami sendiri, siapa tak cemburu.

"Japanese?" Tanya Iris apabila Arimi hilang dari pandangan mata mereka.

"A'ah. Family dia pindah Malaysia 9 tahun lepas dn pindah balik Japan 5 tahun lepas. Dia peluk islam dekat Malaysia. Ikut parent," terang Aryan panjang mengenai Arimi.

"Best friend?" Tanya Iris mengenai hubungan suaminya dan wanita itu tadi.

"Yup and my ex-crushes," jujur Aryan. Dengan Iris, dia tidak perlu berselindung. Iris perlu tahu semuanya.

"Kenapa awak tak kahwin je dengan dia?" Tanya Iris. Dah macam inspektor pula.

"Like what I said just now, dia baru muncul sekarang lepas lima tahun tinggalkan Malaysia. Kalau dia munculkan diri lebih awal, baik aku pilih dia. Sekurangnya, aku kenal hati budi dia. Kau siapa pun aku tak kenal lah," lancang mulut Aryan berkata. Senang cerita, Aryan ni jenis jujur. Apa dia rasa nak cakap, dia cakap. Haru macam ni.

Iris hanya mendongak dan matanya menikam anak mata Aryan. Senyuman tipis dihadiahkan pada Aryan. Senyuman yang langsung tidak nampak seperti sengaja dibuat. Sebuah senyuman yang cantik. Iris mengeluarkan phonenya lalu berlalu ke sebuah kerusi selepas menepuk lengan Aryan beberapa kali.

Bloody MarriageWhere stories live. Discover now