BAB 53

324K 22.4K 2.2K
                                    

Wild - Troye Sivan

BAB 53

SATU tahun yang lalu, berita mengejutkan datang dari SMA Adhi Wijaya. SMA yang terkenal akan kepintaran akademis murid-muridnya dan mendapat akreditasi paling baik. Sekelompok murid SMA tersebut tertangkap tangan sedang menggunakan obat-obatan terlarang di rumah salah satu kelompok tersebut. Kelompok yang dinamakan "Komplotan Rahasia" ini berhasil menyedot perhatian khalayak ramai karena berita miring tersebut. Usut punya usut, ternyata pengedar obat-obatan tersebut adalah cucu dari pendiri sekolah swasta elite tersebut. Sampai sekarang, pelaku tersebut ditahan di penjara sementara murid-murid yang memakai narkoba dilarikan ke tempat rehabilitasi.

SMA Adhi Wijaya adalah SMA yang didirikan Kakek Raja. Dan pengedar narkoba itu? Sepupunya.

"Gue butuh ngomong sama lo bertiga, sekarang," ucap Raja dingin pada ketiga temannya. Lupakan tentang rasa lapar yang meraung-raung di perut Raja, lupakan tentang kantin, juga lupakan tentang Ratu. Dia harus mengurus Resta, Edo, dan Ladit.

Mungkin, terutama Ladit.

"Muka lo serius amat, Bang, kayak abis kena tilang," sahut Edo sambil mengunyah tempe gorengnya dengan santai. Dia beralih pada Ladit, "Dit, mau pantat tempenya, nggak?"

"Wih, pantat tempe! Kesukaan gue," balas Ladit seraya mengambil makanan itu dari tangan Edo.

"Gue serius, Bangsat," untuk kali ini, Raja berusaha keras untuk tidak meninju wajah Ladit sekarang juga. Bagi Raja, sekarang semua orang berubah menjadi seribu kali lebih menyebalkan.

"Kenapa, Ja?" tanya Resta angkat suara, satu alisnya naik.

"Nggak di sini," Raja mengedarkan ke sekeliling kantin, "Tapi di rooftop."

Resta, Edo, dan Ladit saling pandang. Namun ketiganya tetap memutuskan untuk menghentikan aktivitas makan mereka dan mengikuti langkah Raja. Sebenarnya, Ladit mencurigai sesuatu terkait hilangnya Ratu tiba-tiba setelah tim B menang.

Ladit mengetahui jawabannya setelah Raja mengeluarkan satu kalimat pamungkas di rooftop.

"Udah puas sembunyiin rahasia Ratu?"

Hening. Lidah ketiganya mendadak kelu, tidak ada kata yang keluar, juga tidak tahu harus berbuat apa. Resta ingin membela, Edo ingin menjelaskan, Ladit ingin mengelak, tapi mereka tahu apapun yang sekarang mereka lakukan, semuanya salah di mata Raja.

Bahkan kata maaf pun tampak salah di mata cowok itu.

"Udah puas ngasih bensin di hubungan gue dan Ratu? Sampai sejauh ini ... what the actual fuck is wrong with you, Guys? Kalo gue tau dari awal, gue nggak pacaran sama Ratu," desis Raja, "Lo bertiga maunya apa? Ikut campur masalah orang? Banci, tau nggak? Terutama lo, Dit. Sebelum ada lo, semuanya baik-baik aja."

"Ja, gue minta maaf. Gue nggak tau kalo lo semarah ini," timpal Ladit sambil maju satu langkah. "Gue harap lo mau-"

"Mau apa? Ha? Mau mutusin Ratu? Iya? Gue udah terlanjur suka sama dia, mikir, Anjing! Semuanya udah terlanjur karena kebegoan kalian bertiga," geram Raja. "Lo semua udah tau kalo Ratu anggota Komplotan Rahasia. Akhirnya, gue tau alasan kalian ngelarang gue masuk ke rumah Karenina waktu itu! Brengsek, brengsek lo semua!"

"Ja-" Edo berusaha menenangkan, namun Raja kalap, dia mendorong Edo dan menarik kerah baju Ladit.

"Semuanya gara-gara lo," ucap Raja dingin, kata-katanya bahkan terdengar menusuk dibanding sebelumnya. "Mending, lo pulang ke National High. Gue nggak suka liat lo di sekolah ini, Sampah."

BUKK!

Resta melayangkan satu tinjunya tepat di rahang Raja hingga cowok itu jatuh terjengkang. Dengan geram, Resta menarik kerah kemeja Raja. Ada kilat kecewa, marah, dan sedih di mata Resta. Baru kali ini Raja melihat ekspresi dan sikap Resta yang seperti ini.

"Lo tau lo apa, Ja? LO PENGECUT!!" seru Resta, urat-urat di lehernya menyembul.

Suara Resta bergaung, membuat suasana dua kali lebih menegangkan dibanding sebelumnya.

"Semua masa lalu itu udah lewat! Tapi lo, lo yang sekarang, tetep Raja yang terjebak di masa lalu lo sendiri. Apa dengan membenci Komplotan Rahasia, lo bisa tenang? Apa lo nggak bisa, sekali aja, liat dari sudut pandang yang beda?" tanya Resta bertubi-tubi. Setiap pertanyaan, ia melayangkan satu pukulan pada Raja, sementara Raja terlalu terkejut untuk merespon. "Semuanya bakal baik-baik aja, terutama Ratu. Ini cuma masalah internal yang perlu lo selesaiin sendiri, Raja! For God's sake, Dito udah dipenjara sekarang!"

Mendengar nama Dito disebut, Raja seolah tidak bernapas. Nama itu terus menghantuinya selama setahun penuh. Menimbulkan efek resah yang menyiksa.

"Pertemuan ketiga belas di rumah gue, ya, Ja."

"Hm ... boleh. Emang kenapa, Dit?"

"Ada sesuatu yang mau gue sebarin ke anak-anak. Gue yakin mereka bakal suka."

"Apaan, tuh? Wah, lo mulai main rahasia-rahasiaan, ya, Dit!"

"Yah ... ada, deh! Gue yakin lo juga suka."

"Kalo bukan sepupu, udah gue tenggelemin lo ke kolam piranha."

Dit ... Dito. Panggilan yang sama dari Raja untuk Ladit. Dua orang yang menimbulkan masalah baginya.

"Kenapa nama kelompok itu tetep Komplotan Rahasia?" tanya Raja setelah berhasil mengatasi keterkejutannya. Dia menatap Resta sinis, "Apa yang perlu dirahasiakan?"

Bandar besar itu senyap.

"Komplotan Rahasia cuma bikin sekolah yang dirintis susah payah oleh kakek gue hancur. Semua usahanya bakal sia-sia," mata Raja memicing, "Ini semua karena Komplotan Rahasia. Kalo sampe nyokap gue tau hal ini, gue yakin lo semua drop out. Gue masih baik karena membiarkan lo bertiga ikut kelompok brengsek itu."

Raja menyingkirkan Resta dari hadapannya dan bangkit, "Gue nggak mau buat kesalahan yang sama."

Raja hendak pergi dari ketiga temannya, mungkin dari sekarang ia memutuskan tali persahabatan mereka. Namun tiba-tiba, suara Edo menarik perhatiannya.

"Dito udah ditahan, apa lagi sih, yang lo khawatirin?" tanyanya.

"Orang kayak Dito," ucap Raja sambil melihat ke arah mereka bertiga, "Nggak berhenti sampai di sini. Dia pasti punya mata-mata untuk tahun-tahun berikutnya. Gue pikir kalian cukup pintar buat tau hal itu."

Sebelum Raja benar-benar meninggalkan mereka, dia berkata, dengan suara yang sesak akan perasaannya yang campur aduk.

"Komplotan Rahasia harus bubar."

Tanpa Raja tahu, ucapannya itu sama saja seperti menghancurkan kebahagiaan Ratu yang baru.

R: Raja, Ratu & RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang