Misi Agnes

8.3K 498 5
                                    

Agnes pov

Bagaimana caraku memberitahukan kepadanya, bahwa dalam dirinya terdapat darah werewolf. Apa yang harus kulakukan. Aku bisa gila memikirkan hal ini.

Flashback

"kau sebagai teman sekelasnya harus menemukan cara untuk memberitahukannya bahwa dia adalah werewolf, ini misimu" ucap ayah kepadaku.
"tapi mengapa kita harus memberitahukannya ayah? Dia tau atau tidak akan sama saja untuk kita kan?" tanyaku.

Jika dia saja tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang werewolf bagaimana mungkin dia bisa berfikir bahwa dirinya itu werewolf. Dan lebih parah mungkin dia tidak pernah berfikir bahwa werewolf itu ada.

"kita membutuhkannya Agnes. Kau tau serangan werewolf dari pack Rael itu kan? Mereka bisa menyerang kapan saja" jelas ayah.

"tapi yah-"

"dengar Agnes. Pack kita membutuhkan bantuan, apalagi dia adalah anak Noel"

Noel sang beta. Kekuatannya memang tidak diragukan, bahkan dia seimbang dengan ayah. Tidak bisa dipungkiri jika saja kekuatannya itu juga menurun pada anaknya, Felice.

"hufft... Baiklah akan kuusahakan, ayah" jawabku.

Flashback off

"HAH! aku bisa gila memikirkan cara untuk memberitahukannya" teriakku dengan frustrasi.

Ya memang aku sudah seperti orang gila memikirkan bagaimana cara untuk memberitahukan padanya. Jangankan untuk memberitahukan hal ini, untuk berbicara kepadanya saja susah.

Tok... Tok... Tok...

"apakah ibu boleh masuk?" suara ibu mengetuk pintu dari luar.

"pintunya tidak dikunci, bu. Masuk saja" ucapku yang masih menatap langit-langit kamarku.

Ibu pun membuka pintu kamarku dan mendatangiku yang sedang berbaring di kasur. Kulihat ibu sudah berada di sampingku, duduk sambil melihatku dengan senyumannya.

"kau sedang memikirkan apa nak?"

"ibu, manusia normal pun akan tau aku memikirkan apa setelah kejadian di rapat tadi"

Bagaimana mungkin ibuku masih menanyakan apa yang aku pikirkan setelah rapat tadi. Werewolf memiliki kemampuam untuk membaca pikiran, tapi menurutku setelah apa yang terjadi di rapat tadi semua orang pasti tau apa yang sedang aku pikirkan sekarang.

"oh, kau masih memikirkan cara untuk memberitahu bahwa Felice adalah anak beta ya" ucap ibuku sambil mengusap rambutku.

"ya begitulah" jawabku.

Aku pun menganti posisiku dari berbaring menjadi duduk sambil menatap ibuku.

"ibu, apa yang harus kukatakan padanya agar dia tahu. Hei Felice kau adalah anak beta, ada darah werewolf di dalam dirimu. Lalu dia pasti akan menjawab satu kata yaitu GILA" ucapku sambil menekankan kata terakhir.

Kulihat ibuku tertawa kecil mendengar kalimatku tadi.

"ibu jangan tertawa. Aku tidak sedang melawak ibu." ucapku kesal.

Bagaimana mungkin disaat seperti ini ibuku justru menertawakanku. Bukannya membantuku mencari jalan keluar, tapi malah menganggap ucapanku adalah cadaan.

"kalau kau langsung berkata seperti itu dia pasti akan menganggapmu benar-benar gila sayang" ucap ibuku sambil menutup mulutnya agar aku tidak mendengar tawanya.

"lalu apa yang harus kulakukan ibu" tanyaku.

Aku telah kehabisan ide. Bagi sebagian manusia normal pasti menganggap werewolf hanyalah sosok dari cerita fiksi, bahkan tidak ada yang menganggap kami nyata. Lalu bagaimana aku mengatakan pada seseorang yang bahkan tidak tertarik pada kehidupan manusia.

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now