Gila?

4.6K 343 3
                                    

Sesampainya di gerbang sekolah, penjaga gerbang pun menyapa seperti biasanya..

"selamat pagi Felice, Ag...nes" ucap satpam sekolah dengan ragu-ragu.

Pak satpam ragu-ragu karena tidak biasanya melihat Felice bersama seseorang di sampingnya.

"selamat pagi bapak" jawab Agnes, sedangkan Felice hanya diam seperti biasa.

"hei Fel, pak satpam menyapamu, jawablah" ucap Agnes.

Karena Felice malas berdebat, dia pun menuruti perintah Agnes

"pagi. Pak" ucapnya.

Penjaga gerbang sekolah pun tersenyum mendengar Felice balik menyapanya.

Mereka pun berjalan menuju kelas mereka.

Saat perjalanan ke kelas Agnes hanya mengoceh seperti biasa, sambil jalan di depan Felice.

Agnes hanya mengoceh sampai dia tidak memperhatikan tanda lantai basah di depannya, Felice yang melihat hal itu merasa khawatir jika Agnes terjatuh.

"Dan kau tau Fel-"

"Agnes!" teriaknya sambil menarik tangan Agnes.

"Eh!!!! Ada apa?" ucap Agnes terkejut karena tangannya tiba-tiba ditarik oleh Felice.

"tuh..." tunjuk Felice ke tanda lantai basah "bisa baca kan?"

Agnes pov

Aku lalu melihat ke arah tanda lantai basah tersebut.

Untung aku ditarik oleh Felice, kalau tidak aku bisa jatuh dan menjadi bahan pembicaraan hari ini di sekolah.

Tapi, tunggu....

Felice memperhatikanku. Bahkan dia menarikku agar aku tidak jatuh.

Dia...

Dia...

Dia...

"Dia mulai menganggapku ada" ucapku dalam hati sambil menatap wajahnya dengan mata ku yang indah *menurutku*

"apa?" tanyanya karena melihat wajahku.

"kau... Memperhatikanku" ucapku sambil mengedipkan mataku beberapa kali ke arahnya.

Dia pun memasang wajah jijik melihat wajahku yang imut ini *menurutku juga*

"kau gila, aku hanya kasihan pada orang yang sudah mengepel lantai. Sia-sia kan usahanya jika kau merusak kilauan lantai itu" jelasnya.

"felice?"

"y?"

"kurasa kau yang gila" ucapku dengan nada serius "ayo ikut aku ke uks" lanjutku.

"kau bodoh, apa maksudmu?" ucapnya dengan nada yang tidak enak.

"ya aku bodoh, seharusnya kita tidak ke uks" ucapku sambil menepuk jidatku.

"nah benar, ayo ke ke-"

"ayo kita ijin untuk pulang, atau ke rumah sakit saja??" aku pun menarik tangannya dan ingin membawanya ke ruang BK untuk meminta ijin.

"siapa yang sakit sih?" teriaknya sambil berusaha melepas tangannya dari genggamanku.

"KAU!!" teriakku yang membuat sekitarku memusatkan perhatiannya ke arah ku.

Kulihat wajahnya bingung tidak mengerti akan maksud ucapanku.

"kau pasti sakit, sangat sakit. Menangnya kemarin kau makan apa? Minum apa? Pergi kemana? Bertemu siapa? Habis nonton apa? Baca apa? Mendengarkan apa? Atau jangan-jangan kau memiliki penyakit serius dan kau kehabisan obat? Sebutkan nama obatmu aku pasti akan mencarinya, walaupun itu sampai ke ujung dunia sekalipun" ucapku sambil menggenggam kedua tangannya.

"kenapa"

"hmmm"

"kau"

"hmmm"

"berpikiran seperti itu??" lanjut Felice.

"karena seorang Felice menjelaskan dengan kalimat yang panjang tentang alasan kenapa menyelamatkan ku dari lantai basah" jelasku "karena itu kau pasti sakit berat ya kan? Katakan padaku apa nama obatmu aku pasti akan mencarinya" tambahku.

Felice pov

"serius?" ucapku

"ya" jawab Agnes tegas.

Aku pernah bertemu dengan orang bodoh. Tapi tidak yang sebodoh dia.

Melihat kebodohannya yang sangat amat bodoh, membuatku tak bisa menahan tawa.

"pfffttt... Hahahaha" tawaku *hanya pelan, bukan tawa yang terbahak-bahak*

"tuh kan Felice ketawa" ucap nya "Aduh aku bukan seorang dokter, bagaimana ini" lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya.

"Agnes" ucapku.

"ya??"

Perdebatan pun dimualai.

"aku masih manusia" ucapku.

"aku tahu" jawabnya.

"aku bernafas"

"aku tahu"

"aku bukan orang gila"

"hmmm, aku tahu"

"aku terlihat sehat"

"aku tahu"

"aku bisa ngomong"

"aku tahu"

"dan, aku bisa tertawa" akhir ucapanku.

Kulihat dia menatap ke arahku, lalu menundukkan kepalanya ke bawah.

"aku tidak tahu itu, Fel"

Dan aku hanya tersenyum sedikit mendengar kebodohannya, sedikitnya hingga tiada orang tahu kalau aku sedang tersenyum sekarang.

Tbc....

-----

Hey readers 😘

Akhirnya hari-hari tenang datang juga. Dan author bisa bikin chapter ini.

Makasih yang udah rela nungguin cerita ini, dan masukin cerita ini ke daftar perpus ataupun daftar bacaannya.

Selamat membaca

Xoxo

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now