Penasaran

4.3K 312 11
                                    

Felice pov

"ahhh tenang nya, entah mengapa aku selalu senang dengan suasana yang tenang." ucapku yang masih memandang langit yang cerah di atap gedung sekolah.

"ayah, katamu aku tidak sendirian, tapi buktinya, aku sedang sendiri sekarang. Lihat lah aku duduk sendiri dan... tidak ada keceriaan atau apapun yang bisa membuatku ceria, sepi, sunyi selalu menjadi temanku bukan. Apakah aku salah? Jawablah a-"

Brak...

Suara pintu terbuka terpaksa, memotong ucapanku.

Aku terkejut melihat seorang gadis yang tiba-tiba datang dengan nafas nya yang terengah-engah seperti habis lari, dan rambutnya acak-acakan.

"Hah... Hah... Hah... " nafasnya masih terengah-engah.

Aku hanya terdiam di tempat dudukku menyaksikan badannya yang setia berdiri di depan pintu.

"Fe... Fel-ice... Hah... Hah... Hah" ucapnya.

"hmmm?"

"to-long a-aku" ucap nya, dia tiba-tiba merubah terduduk.

Aku khawatir dan pergi dari tempat dudukku dan mendatanginya. Bagaimana kalau dia pingsan atau sejenisnya. Itu akan lebih merepotkan aku bukan?

"nes(?) kau tidak apa-apa?" tanyaku sambil membungkukkan badanku.

"felice" ucapnya sambil memegang kedua pundakku.

"ya?"

"tolong... "

"ya?"

"beri aku air, aku... DEHI-DRASIIIIII.... hah... Hah... " ucapnya.

Aku hanya menaikkan sebelah alisku, dan menggelengkan kepalaku.

Dia berlagak seperti orang sekarat hanya untuk meminta air.

Aku pergi ke tempat dudukku untuk mengambil botol minum yang selalu ku bawa kemana-mana.

Aku mendatanginya lagi dengan membawa botol minumanku.

"nah" ucapku sambil menyodorkan botol minuman.

Dia langsung menyambarnya dan...

Glek glek glek

Dia meminumnya dengan cepat, seakan-akan dia tidak pernah minum air sebelumnya hingga...

Uhuk uhuk

Dia tersedak karena meminum airnya terlalu cepat.

Lalu dia melanjutkan minumnya perlahan sampai air dalam botol itu habis tak tersisa.

"ahhhh.... Leganya, makasih" ucapnya sambil menyodorkan botol kosong itu kepadaku.

"hmmm" jawabku sambil mengambil botol di tangannya.

"FELICE!!"

"apa!" ucapku reflek karena terkejut.

"kenapa ku disini, aku telah mencarimu kemana-mana, kenapa kau tidak ke kantin, apakah kau sehat, apa kau sudah sembuh, atau kau habis minum obat disini, kau sakit apa? Memangnya kau kemarin habis makan apa? Apakag ada sesuatu yang aneh kau makan kemarin? Atau ada makhluk asing yang masuk ke rumahmu dan memberimu sesuatu makanan yang aneh dan kau memakannya. JAWAB AKU???"

"hufft..." aku menghela nafas panjang.

"JAWAB" ucapnya lagi.

"jawab apa?" ucapku sabar.

"semua pertanyaanku"

"apa pertanyaanmu?"

Agnes terdiam seakan mencoba mengingat-ingat pertanyaan yang ia ajukan padaku tadi.

"ehmm, ya itu tadi" ucapnya ragu-ragu.

"kau saja tidak ingat apa yang kau tanyakan padaku, bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu?" ucapku.

"ya-ya kan tadi reflek" jawabnya sambil menggaruk belakang kepalanya. "kalau begitu jawab aku. Apa kau sehat?" tanyanya tiba-tiba.

"ya"

"apa kau baik-baik saja?"

"ya"

"100% sehat?"

"hmmm yaa... (?)"

"apakah kau benar-benar Felice?"

"hei, pertanyaan apa itu?" jawabku yang merasa janggal dengan pertanyaannya.

"jawab saja"

"ya, aku Felice. Felice Peter. Kenapa?"

"apakah sesuatu telah terjadi padamu? Karena hari ini kau terlihat seperti pasien rumah sakit jiwa yang belum sembuh"

"apa maksudmu nes?" tanyaku yang kebingungan dengan kalimat Agnes.

"ya kau, tadi, sebelum jam pertama, kau menarikku karena ada lantai yang masih basah di depanku kan?"

"ya, lalu? Ada yang aneh kah?"

"ya tentu saja, karena kau berbicara cukup panjang san tertawa tadi"

"lalu??"

"itu sangat aneh"

"benarkah?"

"iya, benar. Apakah ada sesuatu yang terjadi"

Deg...

Kalimat Agnes membuatku mimpi yang terjadi semalam teringat kembali.

"ahh... Ya... Mungkin(?)"

"apa yang terjadi!! Ayo katakan! Apa??"

"ya bukan hal yang besar"

"tidak mungkin, kalau memang bukan hal yang seperti itu coba ceritakan padaku"

"untuk apa?"

"aku ingin tahu" jawab Agnes dengan tatapan mata memohon.

"ah sudahlah, aku tidak ingin membahasnya, lain kali saja ya" ucapku.

Dia tetap menatap mataku, seakan berusaha masuk ke dalam fikiranku.

Aku pun menatap matanya.

Tet... Tet...

Bel tanda jam istirahat telah berakhir pun berbunyi.

"ah sudah bel, aku mau masuk ya" ucapku ke agnes.

Agnes terlihat kebingungan akan sesuatu, seakan ia masih penasaran apa yang terjafi denganku.

Dia hanya dia di tempat dan menunduk ke bawah.

Diam tanpa berkata-kata, dan tanpa bergerak sedikit pun.

"hei kau tidak mau jalan ke kelas?" tanyaku.

"ah(?) iya aku jalan" jawabnya yang tersadar dari lamunannya.

Dia pun berjalan pelan sedangkan aku menunggunya(?) entah sejak kapan aku mulai menunggunya untuk jalan bersama.

Dalam perjalanan dia hanya diam, seperti masih memikirkan apa yang terjadi padaku.

Pintu kelas telah di depan mata, hanya cukup satu langkah untuk masuk ke dalam kelas.

Tapi Agnes, tetap diam dan melihat ke arah lantai.

"hei, nes" ucapku.

"ya?"

"jangan kau fikirkan, lupakan saja oke. Aku baik-baik saja" ucapku padanya.

Setelah mengucapkan kalimat itu aku pun masuk ke dalam kelas , sedangkan Agnes masih diam di depan pintu hingga saat aku duduk di bangku ku, barulah dia masuk ke dalam kelas dengan langkah perlahan.

Tbc...

-----

Hai readers, sorry ya lupa update nih author hehe

Soalnya akhir2 ini author lagi sibuk, harap maklum ya...

Tunggu chap berikutnya ya, jangan lupa tinggalkan jejak ✌

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now