Main (?)

4.2K 342 9
                                    

Pelajaran berlangsung dengan tenang, semua siswa fokus pada guru yang menerangkan di depan.

Kecuali Agnes, dia masih memikirkan sesuatu yang sekiranya terjadi dengan Felice.

Agnes pov

Aku penasaran, kenapa dia menyembunyikan sesuatu dariku.

Dia memang misterius sih, tapi kenapa aku tidak bisa membacanya tadi.

Padahal aku sudah menatap matanya cukup lama untuk membaca pikirannya, tapi seperti tv tanpa antena, hanya sekumpulan semut yang kulihat --"

Apa jangan-jangan dia bukan Felice, melainkan orang lain yang menyamar menjadi dirinya. Ahh tidak mungkin, penyamaran hanya bisa dilakukan oleh penyihir, lebih tepatnya dengan ramuannya.

Tapi pemerintah (?) sudah melarang itu kan, dan mereka tidak mungkin tidak tau. Lagipula aromanya memang aroma tubuh Felice.

Tet... Tet.. Tet...

Astaga sudah bunyi bel, dan aku tidak tahu apa maksud yang di tulis dipapan.

"Felice" gumamku sambil melirik ke arahnya.

Ah sudahlah aku memang harus melupakannya.

Aku juga senang dengan tingkahnya sekarang, jadi lebih mudah untuk berteman kan.

Aku melihat Felice berjalan keluar.

"ah ya ampun, Felice! Tunggu" teriakku.

Tapi Felice tidak mendengarku sama sekali, dia sudah keluar dari kelas.

"astaga Agnes bodoh. Lihat sekarang kau ditinggalkan, ayo kau harus pergi bersamanya saat pulang. Apa saja sih yang kamu pikirkan tadi" ucapku pada diriku sendiri sambil memukul kepalaku.

Aku langsung membersihkan mejaku, memasukkan semua alat tulis dan buku ke dalam tas. Dan setelah selesai aku langsung berlari mengejar Felice.

Aku berlari sekencang mungkin, dengan kecepatan manusiawi tapi.

"Fel!" teriakku.

Dia langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku.

"apa?" ucap nya.

" a.. Aku akan mengantarmu pulang"

"hmm... Oke. Ayo" jawabnya seketika.

Wait...

Dia bilang oke...

Felice bilang oke...

Tanpa menanyakan alasan, atau membantah?

Dia hanya bilang oke?!

"i-iya, ayo!" ucapku sambil melangkahkan kakiku yang terasa kaku.

Tenanglah ini mungkin hanya karena aku tak terbiasa dengan sikap barunya ini.

"nes?" panggil Felice dari belakang.

"ya?"

"kau baik?"

"why??"

"pintu keluar ada di arah sebaliknya"

"Ahhh iya, arah sebaliknya ya 😅"

Aku pun merasa malu dengan Felice. Bagaimana bisa aku salah jalan.

Aku benar-benar terlalu banyak berfikir, sampai aku tidak bisa fokus.

Sesampainya di pintu keluar, aku tidak melihat mobil kakakku Alex dimana-mana.

"Dimana ya kak Alex" ucapku.

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now