Penjelasan (II)

5.8K 392 5
                                    

Felice pov

Aku pun berjalan dengan menenteng tasku dan tas Agnes menuju luar, lebih tepatnya keluar dari gedung sekolah ini.

Walaupun sikapku dingin aku tetap sangat tidak suka dengan orang yang ingkar janji, berbohong, ataupun tidak tepat waktu.

Kalau kalian tanya kenapa aku sangat tidak suka dengan ketiga hal itu, akan kujelaskan.
Satu, janji, suatu ikatan yang kita ucapkan, dan membuat orang bisa percaya kepada kita. Mengingkari janji berarti merusak kepercayaan seseorang.

Dua, berbohong, lebih baik terluka karena kejujuran daripada bahagia karena kebohongan, karena kalau sekali berbohong pasti akan ada kebohongan lainnya.

Tiga, waktu, hal yang sangat penting, dan tidak bisa di ulang dan tidak bisa kembali.

Jadi, jangan macam-macam kepadaku terhadap ketiga hal itu.

"aku tidak suka menunggu, pulang dan mendengarkan musik lebih baik daripada menunggu" gumamku sambil menarik nafas panjang.

"Hai Fel" sapa seseorang sambil menepuk sebelah bahuku dari belakang.

Aku pun langsung menoleh ke arah orang yang menepuk pundakku.

"hai" ucapku.

Bukankah ini teman Alex, siapa ya namanya aku lupa, padahal tadi kan baru dikenalkan sama Agnes.

Mungkin ini efek karena aku terlalu cuek kepada orang disekitarku, sehingga aku sulit mengingat nama orang, tapi sudahlah, masa bodoh.

"nunggu siapa?" tanyanya.

"Agnes" ucapku sambil mengalihkan pandanganku ke arah pintu keluar gedung sekolah.

Dimana dia, aku tidak suka berbicara dengan orang.

Tunggu.... Aku tidak suka berbicara dengan orang, tapi aku bisa mengeluarkan emosiku di depan Agnes. Apakah aku mulai perca---

Arrgh... Aku mengeluarkan emosiku karena nama panggilan itu. Tidak mungkin aku dan Agnes berteman, karena sejak awal aku sudah menghapus kata-kata itu dari kamusku.

Zoe pov

"boleh kutemani?" tanyaku padanya.

"hmmm" jawabnya tanpa menunjukkan ekspresi apapun atau menolehku.

"boleh atau tidak?" tanyaku sekali lagi.

"terserah" jawabnya.

Sikapnya membuatku ingat masa lalu, kalau bukan karena bertemu Alex waktu kecil pasti aku akan tetap menjadi sosok yang dingin seperti Felice.

"hei, bolehkah aku berta-"

"kak Zoe!?" ucapanku terpotong karena sapaan Agnes.

"hai Agnes" jawabku sambil tersenyum.

"apa yang kau lakukan disini? Aku dan Alex mencarimu, dan dia... Ah sudahlah, kita tunggu disini saja, kalau dia tidak menemukanmu pasti dia akan turun kan" ucap Agnes.

"jadi kita menunggu lagi?" tanya Felice.

Wow hebat, empat kata, aku tersenyum mendengarnya, semoga saja Agnes bisa mencairkan hatinya.

Tiba-tiba saja aku melihat Alex keluar dari pintu "sepertinya kita tidak usah menunggu lagi, Al-"

"ayo pergi sekarang" ucapnya dengan nada yang kurang enak.

"ada apa dengannya?" gumamku dalam hati.

Alex pov

"cih... Aku mencarinya tapi dia malah ada di sini dengan Felice" gerutuku dalam hati.

I'm Werewolfजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें