Style Boutique (II)

4K 277 1
                                    

Felice pov

Aku pun memakai pakaian itu, dan anehnya pakaian ini seakan sengaja di buat untukku.

Pakaian ini tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil.

Pakaian ini melekat sempurna di setiap lekuk tubuhku.

Aku memandangi terus tubuhku dicermin, sedikit terbayang akan masa lalu.

Ketika aku kecil aku selalu memakai warna yang cerah, dan ketika aku memakai pakaian ibuku, aku terlihat seperti orang dewasa dan tidak cocok.

Aku ingat ibuku selalu berkata "bajunya belum cocok untukmu sayang, ibu akan membelikanmu baju seperti itu ketika kau dewasa nanti"

"Ibu..." gumamku.

Tak terasa mataku mulai berkaca-kaca.

"Lihatlah ibu anakmu sudah cocok memakai pakaian seperti ini, haha" ucapku pada cermin.

Tak terasa setetes air mata keluar dari mataku.

Ayolah ini akan memalukan jika kau turun dengan keadaan seperti ini, Felice.

Aku pun mengusap air mataku, mencoba menarik nafas dalam untuk menenangkan diriku.

Setelah aku menenangkan diri, aku pun keluar dari ruang ganti dan menuju lift.

Aku pun menekan angka 1 pada lift, pasti tante Stella telah selesai dengan Agnes.

Ting...

Suara lift terbuka berbunyi.

Aku pun berjalan akan tetapi aku tidak menemukan sosok tante Stella ataupun Agnes.

"Tante?" ucapku cukup keras.

"Felice, kau kah itu" ucap tante menjawab panggilanku.

"ah iya, tante dimana?" tanyaku.

"Tante ada di ujung ruangan, kemarilah"

Aku pun berjalan ke sana, tak kusangka ada semacam ruang pribadi untuk bersantai disana.

Kulihat Agnes yang sedang duduk manis dengan tante yang masih mengutak-atik rambut Agnes.

"Ah sayangku Felice kemarilah, kebetulan baru saja tante menyelesaikan kerjaan tante pada Agnes. Tolong komentari pekerjaan tante dong. Agnes berdirilah" suruh tante Stella.

Agnes pun berdiri.

Kulihat dari ujung rambut sampai ujung kaki, dress yang ia pakai cukup menggambarkan dirinya.

"katakan sesuatu" ucap Agnes.

"perfect" satu kata itu yang keluar.

Ya satu kata itu yang dapat menggambarkan pakaiannya dan make up nya.

Pakaian tanpa lengan cocok dengannya yang tidak suka ribet, warna dasar putih dengan corak kupu-kupu dan bunga berwarna-warni menggambarkan betapa ceria nya dia.

Dan rambut yang terikat setiap sisi kanan dan kiri, tetapi membiarkan bagian belakang tetap terurai. Make up natural dengan warna bibir peach, sangat cocok dengannya.

"benarkah" tanya nya lagi.

"ya"

"asiiikkkk, mau selfie dulu ah. Tante aku sekarang aku boleh lihat diriku di cermin kan?"

"ya silahkan sayang" jawab tante Stella .

Agnes pun berlari menuju ujung ruangan ini yang sudah tersedia cermin ukuran sebadan.

Aku baru sadar, tidak ada cermin kecil disini, atau meja rias. Yang membuat kita tidak bisa tau bagaimana make up kita.

"nah Felice kemarilah, silahkan duduk" ucap tante Stella.

"ah iya tante"

"eits tunggu, sebelum itu... Nah... Pakailah sepatu ini" tante Stella menyodorkan sepasang sepatu ber-hak tinggi berwarna hitam.

Segera kupakai lah sepatu itu.

"Felice, cantik kan" ucapnya sambil menunjukkan foto dirinya yang ber selfie di cermin.

"Ya" jawabku simple

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya" jawabku simple.

"Agnes bisakah kau duduk di sofa itu, tante mau menyelesaikan pekerjaan tante dulu" pinta tante Stella pada Agnes.

"siap tante" ucap Agnes sambil berjalan menuju sofa yang berada di sebelah cermin tadi.

Suasana pun hening seketika, sepertinya Agnes sedang mendengarkan musik dengan earphonenya.

Aku hanya diam dan menutup mataku. Membiarkan tante Stella memoles wajah ku dengan make up set nya dan mengutak-atik rambutku yang entah di model seperti apa.

Foundation, bedak, blush on, eyeshadow, eyeliner, mascara, hingga lipstick telah memoles wajahku. Uap panas dari catokan pun ikut menerpa wajahku.

Aku tidak tau apa hasilnya ini, karena tidak ada cermin atau sesuatu yang bisa kugunakan untuk melihat proses atau hasil kerja tante Stella.

"Sudah selesai" ucap tante Stella.

Aku pun membuka mata, dan melihat Agnes sedang tertidur di sofa.

Memang cukup lama tante mengutak-atik wajah dan rambutku, mungkin skitar 30 menit.

"wah, Agnes tertidur. Tunggu disini, jangan bercermin dulu. Mari kita tanya pendapat Agnes " ucap tante Stella sambil berjalan menuju Agnes untuk membangunkannya.

Kulihat Agnes mengerjapkan matanya dan mulai bangun.

Tante Stella mengenggam tangan Agnes dan membawanya mendekat padaku.

"nah Agnes sekarang gantian, bagaimana pendapatmu?"

Kulihat Agnes hanya diam. Aku takut aku terlihat seperti badut. Tapi tidak mungkin kan tante Stella sejahat itu kepadaku.

"WOW! AMAZING. Super duper perfect tante. Makasih banget ya" ucap Agnes ke tante Stella.

"Bolehkah aku bercermin?" tanyaku pada tante Stella karena aku tak yakin dengan apa yanh diucapkan Agnes.

"silahkan saja" jawab tante Stella.

Aku pun mulai berjalan menuju cermin, tapi Agnes menghentikan langkahku.

"Kau sudah perfect percayalah, sekarang tidak ada waktu lagi, kita harus cepat ke rumah oke!" ucap Agnes.

"Tapi aku-"

"Ayolah Felice sudah hampir jam 7 malam" ucapnya sambil menunjukkan jam di handphone nya.

Aku tidak menyangka ternyata sudah hampir jam makan malam.

"hmm oke" ucap ku pada akhirnya.

"tante, makasih ya, Agnes sama Felice duluan. Bye" ucap Agnes pada tante Stella.

"iya hati-hati ya sayang-sayang ku" ucapnya sambil melambaikan tangan.

Aku dan Agnes pun keluar sambil mencari taksi, dan untungnya ada taksi kosong yang sedang lewat dan kami pun menaikinya untuk menuju ke rumah Agnes.

Tbc...

-----

Holla, update nya lebih cepet nih...

Next chapter bakal bahas tentang persiapan dan keributan di rumah Agnes ya

Selamat membaca, vomment jangan lupa ya...

XoXo

I'm WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang