Masa Lalu Felice

5.5K 382 8
                                    

Dalam perjalanan Agnes terlihat sangat memikirkan sesuatu, hingga dia hanya menatap jalanan dengan tatapan kosong.

Tidak beberapa lama Agnes kemudian menghembuskan nafas panjang seraya menyandarkan kepalanya di kursi mobil sambil memejamkan mata.

Alex pov

"apa yang sedang kau pikirkan?" tanyaku.

"hmm... Tidak ada" jawabnya.

"kau tidak pandai berbohong Agnes" tambah Zoe.

"tidak ada kak Zoe, kak Alex" jawabnya lagi.
"sudah kubilang kau tidak pandai berbohong Agnes" lanjut Zoe.

"ayola-" ucapanku terpotong.

"baiklah-baiklah kalian menang, aku hanya memikirkan bagaimana cara aku menceritakan ini kepada ayah" jelasnya.

"apa yang ingin kau jelaskan?" tanyaku.

"inilah mengapa aku malas menjawab pertanyaan kalian. Aku masih menata kata-kata ku jadi jangan tanyakan hal itu sekarang, aku akan menceritakan pada kalian di rumah, sekalian dengan ayah dan ibu juga" jawabnya dengan nada yang tidak enak.

"o-oke" balasku "hmm... Bagaimana dengan rapatnya? Apakah kau jadi ingin membuat rapat? "tanyaku lagi.

"nope, aku akan menjelaskan kepada kalian dulu, masalah cerita kepada anggota pack, biarlah ayah dan kalian-kalian yang menjelaskannya" jawabnya dengan mengedipkan sebelah mata.

"gezz... Dasar adik yang cerdik" sindirku dengan memberikan senyuman terpaksa.

"tapi apa yang dilakukan Agnes adalah hal yang benar Lex. Dengan begitu kita bisa mencerna dan menjelaskan secara perlahan kepada anggota pack. Jika Agnes langsung memberitahu anggota pack, pasti akan ada perdebatan panjang, dan tisak semua orang mengerti akan permasalahan ini" tambah Zoe.

" ya ya aku tahu, kau lama-lama tertular penyakitnya Agnes ya...?! " ucapku.

"penyakit? " tanya Agnes.

"ya penyakit. Penyakit berbicara panjang lebar, hahahaha" tambah ku sambil tertawa terbahak-bahak.

Author pov

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah mereka, dan Alex pun langsung memarkirkan mobilnya di halaman rumah mereka.

Alex, Agnes, dan Zoe pun turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Alpha.

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Ketika Alex dan Agnes melihat kedua orang tuanya sudah berkumpul di tengah rumah.

"ayah, ibu, pas sekali kalian sudah berkumpul disini" ucap Agnes.

"wah udah pulang ya nak" ucap ibu sambil mendekati Agnes "ada apa nak? Apakah ada yang ingin kau bicarakan pada ayah dan ibu? Apakah kau bertemu mate mu?" lanjutnya dengan memicingkan sebelah matanya.

Zoe dan Alex pun menahan tawa mereka mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh mate alpha tersebut.

"ibu aku serius, aku ingin menceritakan tentang masa lalu Felice, dan..." Agnes menggantungkan ucapannya.

"Dan apa?" sekarang giliran sang alpha yang bertanya.

"Dan bagaimana sang beta yang sekuat itu bisa mati ditangan, Frans" lanjut Agnes.

Wajah sang alpha dan matenya langsung berubah menjadi serius. Mereka saling bertatap mata. Lalu mereka saling mengangguk dan menyuruh Agnes, Alex, dan Zoe untuk duduk di ruang tengah.

"sekarang ceritakan kepada kami Agnes" ucap sang alpha ketika semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing.

"begini ceritanya"

Flashback on

"ayah tadi paman Frans datang" ucap gadis kecil itu kepada ayahnya.

"lalu apa yang kau bicarakan dengan pamanmu, sayang?" jawab ayah gadis itu.

"hmmm... Tunggu Felice akan mengingat-ingat dulu" ucap gadis itu yang tidak lain adalah Felice.

"wah wah, anak bunda pelupa gak itu?" tanya ibu Felice.

"tidak-tidak, Felice bukan anak pelupa. Felice ingat, tadi paman Frans bilang besok mau ngajak kita makan bareng di suatu tempat" jawab Felice.

"dimana itu sayang?" tanya ayah Felice yang tidak lain adalah sang beta.

"Felice nggak tahu, tadi paman Frans cuma bilang gini 'my lovely niece besok paman mau ajak kalian makan di suatu tempat, tempatnya rahasia ya, besok paman jemput jam 8 pagi' hanya itu yang diucapkan paman, yah" lanjut Felice.

"baiklah, jadi baju seperti apa yang ingin dikenakan anak ayah besok?"

"baju santai saja, tapi yang penuh warna, bisa kan bunda?" tanya gadis itu sambil tersenyum ke arah bundanya.

"tentu" jawab nya dengan senyuman yang lebar.

"yey, besok makan bareng paman " teriak gadis itu sambil lompat-lompat dan meninggalkan kedua orang tuanya untuk menuju tempat tidurnya diatas.

Felice kecil pun sampai dikamarnya, ia langsung menyiapkan diri untuk segera tidur.

Setelah siap untuk tidur dia tidak lupa untuk mengambil boneka beruang kecilnya yang bertuliskan 'niece' yang tidak lain adalah hadiah dari pamannya Frans, adik ayahnya.

"paman besok Felice pakai pakaian lucu loh, paman harus suka ya, dan paman harus ngajak Felice main besok, semoga besok makanannya enak-enak dan cocok buat Felice" gumam Felice sambil menatap ke bonekanya.

Ia pun segera tidur sambil memeluk bonekanya dengan erat.

***

Tak terasa pagi pun telah tiba dan Felice terbangun karena cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya menyentuh matanya.

"hmmm... Sudah pagi ya" ucap gadis itu sambil berusaha untuk membuka matanya "jam berapa sekarang ya?" ia pun melihat jam di dinding kamarnya dan jam disana menunjukkan pukul 8 pagi.

"ACARA PAMAN FRANS" ucap gadis itu sambil terbangun dan menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri.

Ia pun mandi sebersih dan secepat yang dia mampu. Setelah selesai membersihkan dirinya ia langsung memakai pakaian yang penuh warna, dan menampakkan kesan ceria pada baju itu.

Jam di dinding pun telah menunjukkan jam 8.30 pagi. Ia pun langsung berlari menuju tangga dan turun kebawah.

Sesampainya ia di bawah "AYAH, BUNDA KENAPA KALIAN TID-" teriakan gadis itu terhenti karena melihat sosok yang ditunggunya "paman Frans" ucap gadis itu. Ia pun berlari menuju pamannya.

"hi my niece" sapa pamannya itu.

"hi paman, paman sudah lama disini? Kenapa gak bangunin Felice sih bun?" ucap gadis itu sambil melirik ke arah bundanya.

"Felice jangan marahin bunda kamu, paman memang sengaja datang lebih awal, dan tidak membolehkan bunda atau ayahmu untuk membangunkanmu agar kamu bisa beristirahat dengan nyenyak"

"tapi kan paman acaranya-"

"acara makan bisa ditunda, tapi istirahatmu yang nyenyak itu tidak boleh diganggu, lagi pula sekarang kamu sudah siap, ayo berangkat" ucap pamannya.

"AYO" teriak gadis itu semangat.

Kedua orang tuanya pun hanya bisa tersenyum melihat tingkat gadis ciliknya itu, dan mereka pun pergi dengan menaiki mobil Frans yang entah kemana tujuannya...

Tbc...
-----

Hai maaf ya kalo gaje atau apa pun itu. Dan maaf juga kalo updatenya lama hehehe...

Vote sama comment nya jangan lupa ya, bisa buat inspirasi juga loh...

Okey happy reading and see u soon 😂

I'm WerewolfNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ