Masa Lalu Felice (II)

5.3K 362 13
                                    

Perjalanan yang lama tidak membuat Felice mengantuk karena ia sangat menikmati pemandangan yang dilihatnya selama perjalanan.

Tentu saja ia bisa melihat semua pemandangan itu dengan jelas, karena ia duduk di kursi depan di sebelah pamannya yang sedang mengemudi.

Felice kecil tidak pernah kehilangan senyumnya. Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil di sepanjang perjalanan.

"apakah kau begitu menikmatinya, niece ku?" tanya paman Frans.

"tentu saja paman, Felice sudah sering jalan-jalan, tetapi Felice tidak pernah jalan-jalan melewati tempat seindah ini." ucap Felice dengan tersenyum."Hmm... Paman-" Felice menggantungkan ucapannya.

"ya? "

"hmmm.... Apakah perjalanannya masih lama?"

"hmm... kenapa sayang?"

"Felice sudah lapar, Felice ingin makan sesuatu"

"hahaha baiklah, sebentar lagi juga sampai, sabar ya, oke?" ucap Frans dengan mengusap ujung rambut Felice.

"he-em"

Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah villa tepi tebing yang sangat indah. Membuat semua mata yang memandangnya takjub akan keindahan dan desain rumah tersebut.

"wow, paman, apakah ini milik paman?" tanya Felice dengan semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"wow, paman, apakah ini milik paman?" tanya Felice dengan semangat.

"bukan, ini milik orang lain" jawab pamannya dengan menggelengkan kepala dan melipat kedua tangannya.

"yah... Felice kira punya paman" ucap gadis itu seraya menundukkan kepalanya.

"memangnya kenapa?"

"Felice ingin memasuki rumah itu paman" ucap Felice sambil menunjuk ke arah rumah yang indah itu.

Paman Frans mengeluarkan sebuah kunci dari kantong celananya "kalau begitu masuklah" ia menyodorkan kunci itu ke Felice.

"tapi kata paman, ini bukan punya paman"

"memang bukan, tapi ini milikmu"

"apa maksud paman?"

"kau ingat saat ulang tahunmu kau menginginkan rumah dengan pemandangan yang menakjubkan, sehingga kau bisa melihat indahnya dunia ini" ucap Frans sambil menatap mata Felice.

"iya, memang, jadi maksud paman ini-"

"ya ini hadiah paman untukmu, dan paman minta maaf karena paman terlambat memberikan hadiahmu. Ya kau tahu membuat rumah tidak semudah membuat kue" ucap Frans sambil menggaruk belakang kepalanya.

"terima kasih paman" Felice berlari dan memeluk pamannya "Felice sayang paman, paman yang terbaik, dan paman tidak usah meminta maaf kepada Felice"

"paman juga sayang padamu Felice, tapi paman pasti akan selalu meminta maaf kepadamu" ucap Frans dalam pelukannya.

"tidak, paman tidak salah" jawab gadis itu.

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now