fourth : heartbeat

387 44 0
                                    


    Arin yang membawa setumpuk buku menabrak seseorang sampai buku yang di bawanya jatuh berserakan. Arin membereskan buku itu sambil mendengus kesal. Penabrak itu juga membantu Arin membereskan buku itu. Arin belum sempat melihat siapa si penabrak.

"Jalan liat liat dong. Gimana sih?" omel Arin pada penabrak itu.

    Kemudian Arin mendongakkan wajahnya. Jantung dalam tubuhnya memompa darahnya lebih cepat setelah tau siapa yang sudah menabraknya.

"Maaf ya. Ini bukunya" kata si penabrak sambil memberikan buku buku itu pada Arin.

"Eh nggak papa kok kak Nando" jawab Arin berbohong.

"Apaan tadi kesel gitu. Yaudah deh siniin bukunya,gue anter sampe kelas" kata Nando sambil tersenyum tipis.

"Ng—nggak kok kak. Nggak usah"

"Udah gapapa. Yuk" ajak Nando setelah berhasil mengambil tumpukan buku di tangan Arin.

    Arin dan Nando pun berjalan beriringan. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka karena ini memang jam istirahat. Beberapa fans Nando berteriak histeris saat melihat Nando. Ada juga yang iri dengan posisi Arin saat itu. Nando yang tidak pernah jalan sedekat itu dengan cewek—kecuali dengan teman atau anak OSIS—setelah beberapa tahun terakhir.

    Setelah melewati beberapa koridor sekolah dan menaiki satu lantai. Akhirnya Arin dan Nando sampai di kelas Arin.

"Nih bukunya. Bisa kan bawanya? Ntar jatuh lagi" canda Nando tersenyum tipis sambil memberikan tumpukan buku itu pada Arin.

"Bisa kok, kak. Makasih ya, kak?" Arin tersenyum manis dengan lesung pipinya.

"Iya gapapa. Lagian tadi juga salah gue udah nabrak lo. Gue balik dulu ya, Rin?"

"Oh iya iya kak. Sekali lagi makasih" ucap Arin.

   Nando pun mengacungkan jempolnya dan pergi meninggalkan kelas Arin. Setelah itu Arin masuk ke dalam kelas dengan beberapa pasang mata yang memperhatikannya. Lalu Arin duduk di mejanya.

"Rin lo tadi di anterin Kak Nando? Kok bisa sih. Gimana ceritanya? Rin lo beruntung banget sih. Duh, coba gue jadi lo" Citra yang baru duduk di sebelah Arin, menyerbu Arin dengan kata kata yang panjang itu.

"Citra, lo baru dateng juga. Udah intrograsi gue aja" kata Arin sambil mengela nafas.

"Maaf, gimana ceritanya?" tanya Citra cengengesan.

    Kemudian Arin menceritakan kejadian itu. Dari awal sampai akhirnya Nando meninggalkan kelas Arin. Citra semakin mengagumi Nando yang selain ganteng, jago basket, ketos, ternyata baik banget.

♪♪♪

     Hari ini adalah jadwal Arin untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler fotografi. Ia berjalan jalan di taman Galaksi yang berada di dekat lapangan basket sambil mengambil beberapa gambar di sana.

     Matanya menangkap sosok Nando yang sedang mendribble bola di lapangan basket. Nando mengambil ancang ancang untuk menshooting bolanya ke ring. Ia melompat dan menembakkan bola itu ke ring. Masuk.

     Sadar diperhatikan Arin, Nando pun berjalan ke arah Arin. Arin yang sadar Nando berjalan ke arahnya, menatapnya bingung.

"Hei Rin, ngapain disitu?" tanya Nando setelah sampai di dekat Arin.

"Nggak papa kok kak. Kak Nando jago main basketnya" kata Arin sambil tersenyum tipis.

"Nggak kok biasa aja. Lo ikut fotografi?" tanya Nando sambil mengangkat salah satu alisnya. Arin mengangguk.

Arinta's StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora