Eighteenth : Car free Day

281 33 0
                                    


    Dua hari setelah tahun baru, orang tua Arin kembali ke Paris. Tapi tidak dengan Aldy, dia tetap di Indonesia dan mengambil cuti kuliahnya. Ia ingin menemani Arin.

    Dan hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana biasanya para pasangan menghabiskan waktu bersama. Tapi tidak dengan Arin. Ia sedari tadi menonton film The Fault in Our Stars. Film yang mampu menghipnotis para penonton dengan kisah sedihnya.

    Ditengah serunya ia menonton film tiba tiba hpnya berbunyi.

Drttrt Drrtt

Satu notif dari line. Dibukanya notif itu, ternyata ada line dari Nando. Wajah Arin yang awalnya sedih karena terbawa suasana film, mendadak jadi sumringah.

Reynando Ananta :
Rin, besok ada acara nggak?

Arinta Vellecia :
Nggak kok kak, kenapa?

Reynando Ananta :
Mau ga car free day an besok?

Arin terdiam sejenak. Car free day ya? Arin sebenarnya sangat malas kalau harus bangun pagi pagi di hari minggu. Hari minggu itu sakral, hari paling tepat untuk berhibernasi.

Tapi kan ini kak Nando yang ngajakin. Masa gue tolak sih? Batin Arin.

Arinta Vellecia :
Boleh deh kak, jam berapa?

Arin tidak menyia-nyiakan ajakan Nando,si most wanted sekolah.

Reynando Ananta :
Jam setengah 7 gue ke rumah lo. Naik sepeda ya Rin. Lo ada kan sepedanya?

Arinta Vellecia :
Oke kak. Ada kok kak sepedanya

Reynando Ananta :
Sip deh. See you tomorrow Rin :)

    Arin membiarkan line dari Nando. Dia tak sabar menunggu besok, car free day an sama Nando. Sekarang dia malah senyum senyum sendiri.

"Woi ngapain lo senyum senyum sendiri?" ucap Aldy yang tiba tiba nongol sambil membawa jus jeruk dan duduk di sofa sebelah Arin.

"Apasih kak? Gue nggak senyum senyum juga" sewot Arin.

"Pake ngeles segala lagi" ucap Nando.

"Oke fine. Gue besok mau car free day. Bangunin yang pagi ya kakakku yang ganteng" ujar Arin centil sambil mengedipkan matanya.

"Najis Rin liat lo gitu. Iya iya gue bangunin. Mau car free day an sama siapa?"

"Ada deh. Besok juga tau"

"Palingan sama si Rakha Rakha itu" tebak Aldy enteng.

"Bukan. Apaan sih kok jadi Rakha"

"Siapa lagi coba? Gue taunya temen lo juga cuma si Rakha"

"Hii. Ada pokoknya kakak kelas gue. Ganteng deh orangnya. Ketua osis plus kapten basket di sekolah gue" jelas Arin.

"Oh jadi sekarang lo jadi players Rin? Aduh abang tak menyangka" ledek Aldy dengan muka yang dibuat buat seperti tak percaya sambil geleng geleng.

"Najis kak sumpah" cibir Arin lalu berdiri dari duduknya. Lalu berbalik dan berjalan menuju tangga.

"Dedek mau kemana? Kamu kok tega meninggalkan abang di sini sendiri"

Arin berbalik dan menatap kakaknya,"Najis ih" hardik Arin bergidik ngeri lalu melanjutkan menaiki tangga. Dapat ia dengar Aldy sedang tertawa cekikikan di bawah sana.

    Arin menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya yang super empuk itu. Lalu ditariknya selimut tebal untuk menghatkan tubuhnya di malam yang dingin ini. Dan membenamkan wajahnya diantara bantal bantal.

Arinta's StoryWhere stories live. Discover now