Eighth : Confused

318 37 0
                                    

 
    Arin mengacak rambutnya frustasi. Ia sedang mengerjakan tugas latihan olimpiade fisika dari Bu Sekar di perpustakaan saat ini. Sedari tadi ia berkutat dengan kertas kertas putih yang penuh dengan rumus rumus. Terpujilah untuk Aristoteles yang meciptakan rumus Termodinamika. Arin sungguh tak menyukainya.

  "Soal gampang aja lo gak bisa. Dasar bego" suara itu sukses membuat Arin kaget. Ia megangkat kepalanya yang dari tadi tertunduk.

   "Rakha?" tanya Arin. Ia melihat wajah Rakha yang masih sedikit lebam karena digebukin preman dua hari lalu.

  "Gitu doang gak bisa" kata Rakha dengan nada meremehkan. Ia mengatakannya tanpa melihat ke arah Arin. Arin mendengus.

  "Emang lo bisa?" tanya Arin. Ia yakin kalo orang orang seperti Rakha pasti otaknya 'cetek'.

    Rakha menatap Arin. Ia mengambil kertas kertas yang ada di depan Arin. Lalu ia mengambil pensil dan mulai mencoret coret kertas itu. Ia menuliskan rumus yang sebelumnya belum pernah Arin ketahui. Dari Bu Sekar sekalipun.

   Tak sampai satu menit Rakha sudah selesai dengan satu soal yang dari tadi tak bisa Arin kerjakan. Arin yang melihat itu hanya bisa melongo saking kagumnya.

"Gila keren" kalimat itu spontan keluar dari mulut Arin. Rakha hanya menatapnya sekilas lalu berdiri.

"Rak lo kok pinter?" tanya Arin.

"Brandal nggak boleh pinter?" tanya Rakha balik sambil nyengir, lalu meninggalkan Arin. Arin masih memperhatikannya sampai akhirnya ia hilang.

   Arin melamun memikirkan Rakha. Ternyata Rakha yang berandal itu jago fisika.

"Bengong aja, Rin?" suara itu mengagetkan Arin.

"Eh kak Nando"

"Lagi ngapain Rin?" tanya Nando yang sudah duduk hadapan Arin.

"Ini kak ngerjain soal latian olimpiade" jawab Arin sambil tersenyum.

"Oh. Dulu gue juga ikutan, Rin. Tapi cuma juara dua di provinsi" kata Nando.

"Hehe iya kak. Semoga aja aku bisa menang" kata Arin. Lalu Nando membolak balikkan kertas yang tadi di coret coret Rakha.

"Rin ini lo yang ngerjain?" tanya Nando sambil menunjukkan kertas coretan Rakha. Arin memperhatikan kertas itu.

"Oh bukan kak. Tadi Rakha yang ngerjain" Jawab Arin. Nando menaikkan salah satu alisnya.

"Rakha siapa?" tanya Nando bingung.

 "Ituloh kak, anak X-IPA-5" jawab Arin.

"Oh dia" jawab Nando sambil manggut manggut.

"Kak Nando kenal?" tanya Arin penasaran. Nando mengernyitkan keningnya.

Kak kalo gitu lo imut banget sumpah. Batin Arin.

"Iya kenal. Jangan deket deket dia Rin" kata Nando. Membuat Arin bingung. Memangnya kenapa dia nggak boleh deket deket Rakha.

"Emang kenapa kak?" Tanya Arin semakin penasaran. Nando masih belum jawab.

  "Udah dengerin kata gue aja. Gue balik dulu ya, Rin" kata Nando.

  "Eh iya kak" jawab Arin. Lalu Nando pergi meninggalkan Arin dengan semua rasa penasarannya tentang Rakha.

♪♪♪

"Guys, mau nggak ke rumah gue nanti?" tanya Arin pada ketiga sobatnya.

 "Ngapain emang?" tanya Donny dengan mulut yang penuh dengan bakso.

Arinta's StoryWhere stories live. Discover now