Seventeenth : new years night

228 28 2
                                    

    Arin yang sedang menonton acara musik di televisi bersama Mbok Sinah di ruang keluarga. Tiba tiba terdengar suara bel rumah Arin berbunyi.

"Biar saya buka pintunya, mbak Arin" ucap Mbok Sinah seraya berdiri dari duduknya. Arin mengangguk.

    Mbok Sinah berjalan ke arah luar untuk membukakan pintu.

"Siapa Mb—mama? Papa?" teriak Arin semangat melihat dua sosok yang sedang berdiri di depannya. Arin langsung berlari kearah orang tuanya dan memeluknya erat erat. Arin sangat rindu dengan orang tuanya.

"Mama sama papa kok nggak bilang bilang mau pulang" kata Arin seraya melepaskan pelukannya.

"Kan biar surprise, Rin"ucap Anna—mama Arin.

"Ma, kak Aldy nggak ikut pulang?" tanya Arin.

"Woi Rin" teriak seorang cowok—Aldy, kakak Arin.

"Kak Aldy!" seru Arin lalu berlari ke arah kakaknya dan memeluknya erat erat.

"Cie, kangen ya sama gue"

"Ih GR lu" ucap Arin seraya melepaskan pelukannya.

    Arin, mama, papa, dan Aldy pun duduk di sofa ruang keluarga. Saling berbincang bincang tentang hal hal yang mereka jalani masing masing selama beberapa bulan mereka tidak bertemu.

   Disela sela perbincangan mereka, tiba tiba hp Arin bergetar.

Drrt drrrt drrt

1 message from Rakha Kutub : Ntar jam 7. Gue jemput.

Arin menepuk dahinya, bagaimana ia bisa lupa. Rakha mengajaknya untuk merayakan malam tahun baru bersama.  Entah dimana, itu rahasia katanya. Arin menyetujuinya, karena selain ia tidak tau kalau sekarang orang tuanya akan pulang, ia juga tidak punya rencana untuk merayakan malam pergantian tahun itu. Dan sekarang Arin bingung.

"Kenapa Rin?" tanya mama Arin.

"Em—gini ma.." ucap Arin menggantungkan ucapannya sambil menunduk.

"Kan sebelumnya aku nggak tau kalau mama, papa, sama kak Aldy pulang hari ini. Jadi sebelumnya aku di ajak temen aku ngerayain malam tahun baru gitu, ma. Terus gimana dong ma?" ucap Arin. Lalu menatap mamanya yang kini sudah duduk di sebelahnya.

"Oh gitu. Ya nggak apa apa dong,Rin. Lagian kita juga kan yang mau bikin surprise, kalo kamu ada janji sama temen kamu jadinya ya nggak papa. Berapa orang, Rin?" kata mama Arin seraya tersenyum.

   Arin terdiam sejenak lalu akhirnya memberani kan diri," cuma aku sama dia,ma" ucap Arin pelan.

"Cewek apa Cowok?" selidik mama.

"Cowok" jawab Arin singkat.

"Wah berarti lo mau kencan ya!" teriak Aldy heboh yang tiba tiba nyamber kayak petir.

"Apaan sih kak? Nggak usah teriak teriak kali" kesal Arin.

"Anak papa udah gede rupanya" timpal papa Arin sambil tersenyum Arin dan sukses membuat Arin malu sendiri.

"Papa ih, yaudah kalo nggak boleh juga ga papa kok" ucap Arin memalingkan wajah dari keluarganya dan mengembungkan pipinya.

"Siapa bilang nggak boleh? Boleh kok, ya kan pa?" ucap mama Arin meminta persetujuan papa Arin.

"Boleh kok boleh. Kan anak papa udah gede" ledek papa Arin.

"Papa.." Arin melototkan matanya.

"Iya deh maaf. Pacar kamu jemput jam berapa? Kan ngerayain malam tahun baru" ucap papa Arin.

Arinta's StoryWhere stories live. Discover now