Twelevth : Beautyfull Day

303 31 0
                                    


Upacara.

     Arin sangat membencinya. Bukan karena ia tak memiliki jiwa nasionalisme. Tapi karena ia diharuskan bediri di tengah lapangan yang panas. Di tambah dengan si pembina upacara memberi 'amanat' yang tidak ada habisnya. Terkadang Arin mikir. Emang tuh orang mulutnya nggak capek ngomong segitu banyak.

    Terkadang juga Donny iseng menghitung lamanya si pembina upacara memberi 'amanat'. Dan rekor yang pernah diperolehnya yaitu sekitar 45 menit nggak berhenti. Padahal belum tentu peserta upacara mendengarkannya.

     Arin merasa bosan dengan upacara yang selalu seperti ini. Ia pun menguap.

"Don udah berapa menit tuh?" tanya Arin pada Donny yang berada di sebelah kanannya. Donny pun melirik ke arah jam digitalnya.

"36 menit 20 detik Rin. Gila nggak capek tuh orang" ucap Donny sambil geleng geleng. Arin menguap, lagi.

"Wasaalamualaikum wr.wb" ucap si pembina upacara mengakhiri celotehannya yang membosankan.

"Waalaikumsalam wr.wb" jawab seluruh siswa siswi SMA Galaksi serempak. Arin pun menghela nafas lega karena pembina upacara sudah selesai bebicara.

"Pengumuman pengumuman"

"Apaan lagi sih. Kan nggak selesai selesai jadinya"gerutu Arin.

"Juara 1 OSN fisika. Arinta Vellecia Nugraha kelas X-IPA-1" ucap si protokol upacara. Arin yang mendengar itu pun sontak kaget. Wajahnya yang semula tampak bosan,sekarang berubah. Wajahnya berbinar. Matanya memancarkan kebahagiaan.

"Dimohon Arinta maju ke podium untuk menerima medali" ucap si protokol. Arin pun berjalan maju ke arah podium dengan senyum yang masih terlihat jelas di wajahnya. Tatapan kagum dari para siswa siswi Galaksi menyelimuti Arin.
Setelah sampai podium, kepala sekolah pun mengalungkan medali emas ke leher Arin.

"Selamat ya, Arin. Prestasi kamu sangat membanggakan" ucap kepala sekolah Arin. Arin pun salim kepada sekolahnya. Dan selanjutnya giliran bu Sekar dan pak Didik.

"Selamat ya Arin, saya memang tidak salah mengajukan kamu ke bu Sekar untuk mengikuti OSN ini" ucap pak Didik pada Arin.

"Ini juga berkat dukungan dari pak Didik dan bu Sekar" Setelah itu Arin kembali ke barisan dengan di iringi riuh tepuk tangan dari siswa siswi Galaksi.

Baru kali ini gue ngerasa bahagia banget pas upacara. Batin Arin.

♪♪♪

Kriiiiiing!!

Bel pertanda istirahat berbunyi. Arin menghela nafas lega. Ia segera membereskan buku buku biologi yang berserakan di mejanya kemudian memasukkannya kedalam tas.

"Kantin yuk? Gue udah laper" ajak Arin pada ketiga temannya.

"Yuk. Eh, Rin tapi boleh dong sekali sekali lo traktir kita? Buat ngerayain keberhasilan lo" ucap Donny sambil sedikit cengengesan.

"Wah ide bagus tuh, Don. Otak lo tumben encer" ucap Ronal sambil menatap Donny dengan tatapan jahilnya.

"Sialan lo" umpat Donny kemudian menoyor kepala Ronal.

"Eh, tapi boleh juga tuh Rin. Gimana? Lo mau kan traktir kita kita?" Citra angkat bicara sambil menatap Arin dengan puppy eyes-nya.

"Ah elah. Udah Cit, mata lo nggak usah digituin" ucap Arin sambil memutar bola matanya.

"Tapi mau kan?" kali ini Donny yang bertanya.

"Hmm" gumam Arin sambil mengangguk.

"Bener Rin? Wah lo baik banget Rin" ucap Donny bersemangat. "Yaudah yuk tunggu apalagi?" tambahnya lalu berjalan mendahului teman temannya.

Arinta's Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن