Twentieth : Memories

297 31 2
                                    


    Selepas mengantarkan Arin pulang, Nando langsung menuju kamarnya. Berganti baju lalu mandi. Setelah itu ia menata beberapa buku yang berantakan di meja belajarnya. Sampai akhirnya tak sengaja sebuah yang terselip di salah satu buku tebal, jatuh ke lantai.

   Nando pun mengambil foto itu, dan di perhatikannya foto itu sambil duduk di balkon kamarnya. Dalam foto itu terdapat 4 orang anak—2 cowok dan 2 cewek yang memakai seragam putih biru. Keempatnya saling bergndengan tangan dan tersenyum manis menampakkan gigi putih mereka.

Yang paling kiri, seorang cowok dengan penampilan yang sedikit berantakan tersenyum manis dengan lesung pipinya, dia Rakha—Iya Ferlyan Rakha Wijaya.

Disebelahnya, seorang cewek dengan rambut ikal sebahu dengan bando berwarna pink di kepalanya,dia Nita—Ranita Alesya Putri.

Disebelahnya lagi, seorang cowok berpenampilan rapi, dengan tubuh yang paling tinggi diantara keempatnya. Jelas, dia dua tahun lebih tua dari kedua anak sebelumnya, dia Nando—iya Reynando Ananta.

Dan yang terakhir, seorang cewek dengan rambut lurus sebahu, yang tingginya hampir sama dengan Nando karena umur mereka sama, dia Kinar—Kinara Puspitasari.

Di foto itu, Rakha dan Nita memang sama sama kelas 7, dan status mereka berpacaran. Sedangankan, Nando dan Kinar mereka kelas 9, dan status mereka bersahabat. Tapi disini mereka semua bersahabat.

Dan ada satu rahasia yang tersimpan saat itu, yaitu Nando menyukai Nita dan Kinar menyukai Nando. Tapi rahasia itu menjadi rahasia mereka masing masing, perasaan Nando dan Kinar. Mereka menutup perasaan mereka rapat rapat, karena takut jika suatu saat ini terbongkar akan merusak persahabatan mereka.

Disela - sela Nando yang sedang memandangi foto tiga tahun lalu itu sambil bernostalgia, tiba tiba pintu terbuka.

"Lo pura pura tuli apa tuli beneran si Do?" ujar seorang cewek yang langsung masuk ke kamar Nando tanpa minta izin—oh tidak, dia sudah izin tapi pemilik kamar tidak mendengarnya. Dia Kinar. Kinar memang sering ke rumah Nando, karena rumah mereka satu kompleks. Tapi Kinar sekolah di sekolah lain.

"Apaan? Lo tuh yang masuk nyelonong aja, gapake izin" sungut Nando.

"Udah izin kali, lo aja yang tuli Do" ujar Kinar. "Foto apaan tuh?" tanyanya saat melihat Nando membawa foto.

Nando tertunduk lesu dan memberikan foto itu pada Kinar,"Nih"

     Kinar menerima foto itu. Seketika mukanya langsung kucel melihat foto itu. Ia yakin Nando pasti memikirkan masa lalu mereka berempat,dan Kinar tau betul pasti Nando sedang sedih saat ini.

"Udah Do. Jangan lo inget terus. Semua ini mungkin udah takdir" ucap Kinar lalu duduk di sebelah Nando.

"Gue ga rela Nar, dia pergi dengan cara seperti itu. Apalagi penyebabnya adalah Rakha" kesal Nando. Oh ya, satu fakta yang sudah terkuak. Yaitu Nando yang menyukai Nita.

"Do, lo tau? Ini bukan salah Rakha sepenuhnya. Atau bahkan Rakha nggak salah" ucap Kinar untuk kesekian kalinya mengatakan bahwa kepergian Nita bukan salah Rakha.

"Bukan salah Rakha?"ucap Nando nyengir lalu melanjutkan bicara,"Kalo bukan karena sifat Rakha yang berubah 180° ke Nita, Nita nggak mungkin pergi dengan cara seperti itu" lanjutnya dengan nada sedikit tinggi.

Tak sadar, sebuah butiran bening meluncur mulus dari mata Kinar,"Tapi Rakha berubah kan punya alasan, Do"ucapnya dengan tangisnya.

"Kenapa sih lo belain dia mulu?" kesal Nando.

"Gue bukan belain ya Do. Gue berkata apa adanya, coba lo pikir bagaimana posisi Rakha saat itu? Bagaimana kacaunya hidup Rakha saat itu. Udah lah Do, gue males bahas ini sama lo, karena apa? Semua pasti berakhir dengan kita yang adu mulut atau bertengkar. Mending gue pulang" ucap Kinar lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kamar Nando.

Arinta's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang