Fifteenth : He Like Me?

298 32 2
                                    


    Arin mengerjapkan matanya. Ia memijat pelipisnya yang masih terasa pusing. Perlahan ia membuka matanya.

"Dimana gue?" tanya Arin sambil melihat sekelilingnya. Ini bukan di tempat camping.

"Rin, akhirnya lo sadar. Lo buat gue khawatir" ucap Citra lalu duduk di kursi dekat kasur yang Arin tiduri. "Lo di rumah sakit, Rin" tambahnya.

"Kok bisa? Gue kenapa?" tanya Arin dengan suara seraknya. Citra pun mengambil segelas air putih di meja dan membantu Arin untuk minum.

"Lo pingsan di hutan, Rin. Udah sekarang lo istirahat aja. Gue bakal jagain lo" ucap Citra.

Arin mengangguk, "Makasih Cit, lo baik banget sama gue" ucap Arin.

"Itu gunanya sahabat kan?" ucap Citra sambil tersenyum.

♪♪♪

Di belahan bumi lain.

    Rakha sedang berdiri di hadapan Nando dengan tatapan tajamnya. Nando juga menatap tajam mata Rakha. Keduanya memberi tatapan saling ingin membunuh.

"Jauhin Arin" ucap Nando ketus.

"Apa hak lo?" ucap Rakha lalu membuang muka.

"Arin nggak akan aman dan bahagia sama orang kayak lo" Ucap Nando. Dan membuat Rakha kembali menatap Nando tajam.

"Tau apa lo? Apa Arin bahagia sama lo? Lo gatau itu" ucap Rakha. Nando terkekeh mendengarnya.

"Tentu gue tau. Lo gak pernah bisa buat cewek bahagia. Apa pengalaman dua tahun lalu perlu gue ingetin? Asal lo tau, meskipun kejadian itu udah berlalu, gue nggak akan pernah lupa" tanya Nando. Lalu Rakha pun melayangkan pukulan mulus di wajah Nando. Membuat sudut bibir Nando berdarah.

"Lo nggak inget ha? Dia pergi gara gara lo" ucap Nando lagi sambil memegangi sudut bibirnya. Rakha melayangkan satu pukulan keras lagi, membuat Nando jatuh tersungkur.

"Lo nggak tau apa apa tentang itu. Mending lo diem" ucap Rakha dengan amarahnya yang memuncak.

"Gue tau. Jelas gue tau. Dia bunuh diri gara gara lo" ucap Nando. Rakha yang sudah tak bisa menahan emosinya, kembali menojok kepala Nando.

    Nando tak diam seperti sebelumnya. Ia berdiri lalu melayangkan satu pukulan keras di pipi Rakha sampai membiru. Lalu ia memukul lagi sampai sudut bibir Rakha berdarah.

"Jauhin Arin. Gue nggak akan mau kalah lagi dari lo"ucap Nando lalu pergi meninggalkan Rakha.

♪♪♪

    Sinar mentari pagi membangunkan Arin yang tertidur pulas di atas kasur rumah sakit. Ia mengerjapkan matanya. Ia melihat Citra yang tertidur di sofa. Arin tersenyum melihat sahabatnya yang sangat setia menungguinya.

    Arin menggerakkan kakinya dan masih terasa sedikit nyeri. Ini mungkin efek kemarin ia jatuh dan keseleo.

"Rin, udah bangun?" tanya Citra yang baru saja bangun.

"Iya nih, Cit. Btw belum ada makanan dari rumah sakit ya? Gue laper banget dari kemarin siang nggak makan" ucap Arin sambil mengelus perutnya.

"Yaampun Rin dari kemarin siang? Lo kan punya magg, kok nggak makan sih" kata Citra protektif.

"Iya. Kan siang gue nggak makan, rencananya mau makan pas abis nyari kayu bakar. Eh malah kena musibah kaya kemaren."ucap Arin.

Arinta's Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن