Tersesat

35 1 0
                                    

Hidup itu seperti roller-coaster atau grafik fungsi suku banyak. Ada naik, ada turun juga. Dalam hidupku juga seperti itu, sudah turun, naik, lalu turun lagi. Seandainya yang seperti itu hanya grafik fungsi pangkat tiga.

Aku hanya terkekeh. Menertawakan nasibku sendiri di sela-sela riuh hujan deras ini. Nasibku yang selalu sial di kala aku tidak bisa menepati janji kecilku, lagi. Aku kena marah, lagi. Orang lain kecewa, lagi, sampai ingin melepas hidupnya karena aku.

Aku benar-benar tersesat sekarang. Aku tidak tahu arah. Aku selalu ingin konsultasi dengan psikolog agar aku berubah. Entah akan bermanfaat atau tidak. Aku sudah beribadah malam, tapi aku masih belum menemukan jawabannya. Atau mungkin aku saja yang buta padahal jawaban yang kutunggu tengah menatapku dan mencemoohku dari dekat.

Dan juga, terlalu banyak tapi di dalam hidupku.

"Banyak alasan."

Semua orang di sekelilingku mengatakan demikian. Aku pun bingung mengapa aku hanya bisa mengingkari janji tanpa bisa mengubah kebiasaan buruk itu. Sampai sekarang aku masih belum menemukan alasan untuk mengubah diriku dan aku tidak tahu dimana aku harus membidik tujuanku, padahal aku punya banyak orang yang kusayang. Atau malah aku tidak punya orang yang kusayang?

Aku butuh pertolongan. Aku percaya Tuhan, tapi tindakanku sepertinya nyaris tidak menunjukkan demikian. Mungkin ada yang bisa membantuku sebagai kompas atau mencarikan beberapa jalan menuju kompas tersebut?

LemonadeWhere stories live. Discover now