Does It Feel The Same?

41 1 0
                                    

Ketika kamu dan aku sama sama merasakan perbedaan yg akhir akhir ini baru kita sadari.
Kamu yg selalu berfikir mudah untuk melupakan semua yg pernah kamu lakukan dan kita lakukan, terlalu banyak kenangan yg memang tidak bisa dilupakan begitu saja.
Kamu yg selalu berfikir jika aku bisa saja kembali seperti awal dengan waktu yg singkat, tidak sayang, hatiku sudah terlatih untuk lebih mahal dengan luka yg kamu buat.

Dengan setiap pertengkaran, yg selalu diakhirkan dengan janji mu yg semakin membesar kali ini. Miris memang,entah aku harus prihatin atau terbujuk oleh seorang pembohong sepertimu.
Sulit bukan, tentu seperti ini juga bukan tugas akhirku dalam hubungan ini.
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya akan jadi seperti ini, melupakan dan merasakan tidak ada yg terjadi antara kita sekitar 9bulan yang lalu.
Melupakan semua yg pernah kita lewati bersamaan, jelas kamu harus tau kalau itu tidak mudah untukku, yg sudah memberikan seluruhnya dari awal.

Aku, disini, masih disini.
Masih ingat dengan beribu pisau yg menancap di hatiku dalam segenap keseharianku?ya, itu aku.
Berhenti berekspektasi jikalau memang nanti semua janjimu menjadi nyata sayang, aku lemah untuk itu. Aku cukup baik dengan diriku yg lebih keras kali ini.
Tapi sungguh ini juga bukan mauku.
Jika kamu terus berpikir bisa membodohiku dengan semua janjimu, maaf sayang aku pun sudah lebih paham dengan ini. Tapi aku pun lemah dengannya.
Kata demi kata yg kamu janjikan juga semakin meninggi dari hari ke hari, entah aku hanya merasa ragu. Bagaimana jika kamu mengulanginya lagi?mengulanginya lagi dengan semua omong kosongmu itu?.
Aku harap kamu baik baik saja.

Masih ingat dengan janjimu kala itu, disaat terucaplah kata jika kamu tidak akan menduakanku dan fokus padaku, itu saja.
Lucu memang, jelas kamu tidak menduakanku tp apa namanya?menigakan?.
Karna terlanjur sudah menjadi luka sayang, jelas aku sangat sensitif dengan itu semua.

Ini yg kusebut sebagai menghancurkan hidup seseorang. Mengganti mindsetnya, mengubah kesehariannya, memberikan luka untuknya, yg kulihat kamu tetap percaya diri telah membuatku seperti ini.
Apa yg terjadi, jika hari itu aku tidak menemukannya, menemukan apa yg kau sembunyikan kala itu. Apa yg terjadi, jika hari itu aku tidak membicarakan yg sesungguhnya. Apa yg terjadi, jika hari itu kita tidak meluangkan waktu bersama.
Tapi akhir dari ini semua, aku tetap merasa bodoh dengan semua janjimu sayang.

Aku yang dengan bangga, memperbaiki kepribadianmu kala itu cukup mengembalikan prasangka baik semua orang.
Aku kira aku berhasil, ya berhasil untukmu tapi tidak dengan hasil yg kudapat. Cukup menyakitkan memang.
Terlihat seperti kamu yg memanfaatkanku, aku sudah terlihat bodoh dengan ini kan?
Lalu apalagi, dengan bangganya aku punya kamu, seorang lelaki dengan banyak bakat yg kebanyakan dicari oleh semua wanita. Tapi apa?aku hanya terlihat seperti penonton, seperti tempat penerima semua keluh kesahmu. Bodoh kan?
Aku juga ingin jadi milikmu sayang, yg bisa kamu pamerkan kepada teman"mu dengan semua kegiatan postifku tapi apa, nihil. Sudah, aku sudah bodoh karna ini semua.

Ya, ini cerminan dari pengakuanku tentang penyeselan yg mulai datang.
Kalaupun bukan penyesalan, lalu apa yg disebut dengan semua pengharapan sirna tentang semua yg kita lakukan? Kamu tau rasanya ketika diungkit tentang, keseharian, kesenangan, dan semua hal yg kita impikan 9bln yg lalu, kemudian dengan beratnya aku harus terus memikirkan bahwa aku bukan satusatunya kala itu.
Buang buang waktu di jalan yg memang bukan awal keinginanku.

Aku tanyakan lagi, hai?bagaimana kabarmu dengan usaha yg kau lakukan hari ini?
Aku cukup merepotkan, bukan? Maaf aku sudah benar benar takut untuk dengan mudahnya jatuh ke dalam ucapanmu lagi.
Berat sayang, sangat berat jika aku harus memulai dengan mindset baru yg jelas jelas dengan mindset lamaku yg sudah kau rusak. Benar benar bodoh kan untuk kali ini?
Satu satunya yg bisa kuingat dari mu tentang 9bln lalu, aku tetap bisa menjadi orang baik sesakit apapun itu. Cukup membanggakan.

Sampai pada akhirnya, hari demi hari aku mulai keluar batas. Aku yg hanya mengutamakan kesenanganku denganmu tanpa memikirkan ulang tentang kesalahan dalam pemilihan jalan untuk kita, tanpa memikirkan berapa banyak kebohongan yg sudah ku lakukan terutama untuk kedua orangtua ku. Kamu tidak akan mengerti betapa menyesalnya aku, dengan balasan yg kuterima darimu kala itu.

Cukup sakit menerima itu semua, lebih sakit ketika mengingat itu semua.
Tapi aku tidak akan tahan jika terus begini, dan apa?
Jelas aku akan memilih jatuh kedalan janjimu lagi, tidak tahu apa yg akan terjadi jika kamu mengkhianatinya kali ini.
Memikirkan apa yg harusnya menjadi milik kita suatu saat nanti, ya benar, itu yg ada diotakku.
Tapi semua menjadi sebuah pertentangan ketika hatiku yg begitu terluka, terlintas seperti tidak merelakan jika lukanya tidak kurisaukan lagi. Bimbang.
Semuanya tidak pernah sama kali ini, tidak akan.

LemonadeWhere stories live. Discover now