Kini instastory-mu menjadi satu-satunya media ku untuk mengetahui bagaimana kabar dan kehidupanmu sekarang. Hatiku kerap kali merasa resah, manakala kini sebaris kabar tidak bisa lagi kudapat dari berbalas pesan denganmu.
Aku merindukan percakapan kita dari waktu ke waktu, merindukan selera humormu, merindukan pola pikirmu ketika diskusi, atau khayalan-khayalanmu soal masa yang entah ada di mana.
Aku selalu ingin menjadi bagianmu, bagian dari khayalanmu, bagian dari keseharianmu, bagian dari cerita yang selalu kamu dambakan, menjadi tokoh tetap dalam ceritamu hingga kita sampai pada bagian, hidup bahagia selamanya.
Namun aku sadar, untuk selanjutnya diriku kamu hentikan dari kisah itu, aku tidak lagi kamu ikut sertakan, kamu menghentikanku, kamu menghentikan kita.
Dan hari ini, ketika menulis ini aku kembali tersadar bahwasanya, kita sudah menjadi dua orang yang asing. Meski sebelumnya kamu yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupku dan aku yang pernah mengerahkan segala upaya dalam ceritamu.
Kelak jika bertemu lagi, mari kita berkenalan lagi.
