Thoughtful

791 85 3
                                    

"Maksud Anda, apa?" Tanya Lili masih belum bergeming dari tempatnya berdiri, menaupkan kesepuluh jarinya yang mulai mengeluarkan cahaya pekat.

"Mengenai Anna, dan.. Chaddick," kini dari kaki Lili mulai menjalar sedikit demi sedikit aura pekat yang membuat lantai disekitar kakinya mulai menghitam.

"Aku tidak paham, kenapa? A.. Apa salahku?" Tanya Lili mulai merasa kesal. Rasanya ingin memuncratkan tar ke wajah keriput ratu dihadapannya itu, tapi ia berusaha keras untuk diam mengepalkan tangannya.

Ratu sudah mulai waspada, hanya saja egonya masih lebih besar dari rasa sayangnya pada Lili, gadis yang diangkatnya sebagai anaknya karena kasihan.

"Jauhi mereka."

Kabut menutupi penglihatan Lili, seketika apapun yang dilihatnya hanyalah siluet yang mengerikan.

"Aku sudah menjauhi mereka selama 14 tahun," Lili maju selangkah, "Aku sudah berusaha menolak untuk berkenalan dengan banyak pangeran tampan karena Anna pun merasa mereka tampan," Tangan Lili mulai berpendar dengan warna pekat.

"Lili-"

"Aku berusaha membenci para putri anggun yang bersinar, seperti yang kau ajarkan,"

"Apalagi maumu?" Lili berhenti satu jengkal dari meja ratu. Wanita tua itu sudah berdiri waspada.

Sambil tersengal ratu mencicit, "Jangan sentuh putriku."

Sekelabat warna hitam mewarnai mata keabuan Lili, gadis itu menggeram lalu memekik, kedua telapak tangannya yang terbuka lebar masih mengeluarkan aura hitam yang pekat, seketika duri menjalar dari balik telapak kakinya. Duri-duri itu pekat dan mengilap, berhenti tepat mengenai kulit luar ratu Clarion yang mengadah, karena duri-duri tinggi yang mencuat itu. Napasnya tersengal-sengal, lalu menatap Lili yang menusuknya dengan tatapan kelam jauh lebih dalam daripada duri-duri mengilap yang Lili ciptakan.

Sanh ratu tidak pernah lupa untuk membenci Lili setiap detik, dan selalu berusaha untuk menyingkirkan Lili supaya ia tidak ada kesempatan untuk membunuhnya maupun anaknya. Pada peraturan kerajaan, sebenarnya, apapun yang terjadi, anak yang diadopsi dan diasuh kerajaan dianggap sebagai seorang keluarga kerajaan, yang berhak mendapat pendidikan, kemewahan, dan kewajiban seperti layaknya keluarga kerajaan lainnya. Ratu Clarion kini adalah pemerintah tertinggi yang mampu mengganti atau menambah undang-undang kerajaan kecuali undang-undang ini. Maka, dengan segala cara ratu menghancurkan perkamen yang digulung di dalam sebuah kotak emas yang berada di lantai terbawah kerajaan. Termasuk membakarnya.

Lili dibuang dari kerajaan beserta prajurit hitamnya dan Erl. Ia bersumpah pada dirinya sendiri untuk menghancurkan kerajaan putih, yang menyimpan segala kekuatan yang menurutnya berhak ia miliki.

"Anna," panggil Ratu yang berdiri di sebelah Anna. Dihadapan mereka para prajurit hitam berjalan melewati mereka, mengikuti kereta kuda hitam Lili yang tak sudi menatap rendah pada wajah Anna apalagi berpamitan, "Sekarang kau harus waspada."

***

Lili menatap tanah biru yang aneh di hadapannya terbentang. Sebuah lahan biru yang aneh di antah berantah. Ia menatap prajuritnya yang berwajah datar dan tak berperasaan. Lalu kembali menatap Erl yang memakai kerudung hitam kembang sama sepertinya takut tersengat matahari.

"Ini adalah rumahku yang baru," Lili berjalan ke arah depan. Banyak rambatan serbuk hitam pekat datang dari kakinya, membunuh ilalang biru yang indah dan menutupi tanah biru. Hampir seluruh tanah yang kosong seluas istana besar itu tertutupi warna hitam pekat yang kelam. Beberapa daerah tertutupi kabut tebal yang membuat daerah itu misterius.

"Aku akan berhenti menyayangi," Duri-duri besar yang hitam pekat dan mengilap mencuat dari dalam tanah, mengelilingi Lili yang berdiri tepat di tengah tanah yang kini berwarna hitam itu.

Tritanian History : Long Path She TakesWhere stories live. Discover now