Black but Innocent

2.4K 142 0
                                    

Jauh sebelum Archanne dibawa ke Elliens, sebelum Zeralda menciptakan kerajaan es dan perbatasan, jauh-jauh di dalam hutan yang sekarang membatasi Archarian dan Vierith, sebuah kerajaan berdiri dengan dindingnya yang putih bersih dan dilingkupi kubah transparan yang memisahkan wilayah kerajaan itu dengan apapun yang berada di luar sana.

Disanalah semuanya dimulai.

***

"Lili~"

Seorang gadis dengan rambutnya yang pendek menoleh kearah sumber suara, "Jangan memanggilku Lili. Kau tahu aku ini kakakmu."

"Oh maaf, kakak~"

Lili menoleh kearah adiknya, Anna. Lalu menatap lurus ke mata biru pucat gadis itu.

Ia tahu bukan saatnya untuk bersantai dan melayani permintaan aneh adiknya, ia masih harus belajar, belajar, dan belajar lagi.

"Maaf, Anna, aku harus ke kelas Geografi," Lili menyudahi tatapannya yang tajam lalu kembali melanjutkan perjalanannya ke kelas yang sedari tadi adalah tujuannya, sebelum Anna mencegatnya dengan membawa boneka kesayangannya seperti kapanpun dan dimanapun ia berada.

Anna terus mengikutinya. Menanyakan berbagai hal yang membuat Lili sendiri muak dengan sederetan pertanyaan iseng yang dilontarkan mulut manis Anna. Disaat itu terjadi, ratu Clairine menatap mereka dari menaranya, memicingkan matanya kepada Lili lalu beralih kepada Anna yang terus tersenyum pada Lili yang iritasi.

***

"'Mama memanggil?" Kepala Lili menyembul dari sela pintu menuju ruang kerja ibunya yang terbuka, "Ya, Lili. Masuklah."

Lili membuka pintu ruangan, yang menurut perkiraannya sepuluh kali lepat lebih besar dari tubuhnya lalu berjalan masuk dengan langkahnya yang kecil. Hak dari bot putihnya berdentum seiring bersentuhan dengan kayu mahoni yang dijadikan lantai ruangan. Dengan agak bersusah payah, ia naik keatas kursi yang berada di hadapan meja ibunya lalu melipat tangannya.

"Jadi ada apa, ma?"

Ratu menutup buku yang Lili sendiri tidak tahu apa isinya dengan jelas, lalu ikut melipat tangannya dan menatap Lili untuk beberapa lama sampai akhirnya ia buka suara.

"Kamu tahu keluarga bangsawan Rodington?"

"Ya, mereka telah lama tidak ditemukan, jadi dianggap tidak ada lagi." Lili mengingat-ingat pelajaran sejarah yang dikatakan guru pribadinya.

Ratu memasang wajahnya yang tidak bisa diartikan lalu kembali membuka suara, "Apapun yang kau keketahui tentang mereka, lupakan."

Lili megernyitkan dahinya, "Kenapa?"

Ratu menghela nafasnya, mempersiapkan dirinya dengan apapun yang akn terjadi selanjutnya, "Selama 200 tahun bangsawan Rodington memiliki seluruh lahan yang ada di daratan dan memperkerjakan lebih dari 3000 penduduk dengan adil. Dimana bangsawan yang lain memperkerjakan penduduk demi keuntungannya dan keluarganya saja. Tentu lebih banyak orang akan datang ke tuan tanah Rodington di banding tuan tanah yang lain."

"Jadi tuan tanah yang lain benci dengannya, ya?"

Ratu mengangguk kecil, "Semuanya tanpa terkecuali. Sehingga banyak keluarga bangsawan yang tiba-tiba bangkrut karena tidak punya penghasilan lagi. Terutama kehidupan mereka yang berfoya-foya membuat uang mengalir deras keluar dari kantong mereka. Tapi apa yang mereka inginkan, mereka meminta 'keadilan'."

"Revolusi terjadi."

Lili menyernyitkan dahinya, "Lalu apa yang kerajaan lakukan?" Keadilan, pikirnya lama. Menyesapi satu kata itu sudah sulit baginya sekarang setelah mendengar kata itu berasal dari sisi bersalah.

Tritanian History : Long Path She TakesWhere stories live. Discover now