Empat

5.8K 309 0
                                    

Setelah selesai aku kembali ke mobil. Raut wajah bayu merah padam. Aku tidak mengerti dengan keadaan saat ini. Dia memegang ponselku.

–apa yang terjadi?—di benakku terus saja kalimat itu yang berputar. Bayu tiba-tiba diam seribu bahasa. Dia tidak berbicara sepatah katapun semenjak aku dari toilet. Setelah sampai. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

“bay, kamu kenapa?” namun  nihil, nggak ada jawaban.

“capek yah? Yaudah kamu istirahat aja ya. Aku pulang dulu. Thanks” tanganku hendak membuka pintu mobil. Namun tanganku tiba-tiba digenggam oleh Bayu.

“queen, aku kasih kamu kepercayaan untuk berhubungan dengan laki-laki lain bukan berarti kamu bisa seenaknya sama aku”. Aku masih terdiam, ingin mendengar lanjutannya. Wajahku menampakkan mimik orang yang sedang kebingungan. Sangat-sangat kebingungan.

“nggak seharusnya kamu menghianati kepercayaanku dengan kamu jalan di belakang aku sama Bian. Kamu tau kan aku ngga suka kamu jalan sama cowo selain aku dan keluarga kamu!” nada suaranya naik sedikit.

“bian? Aku nggak jal..”

“udahlah queen. Aku udah tau. Ini ponsel kamu, sekarang kamu boleh pulang”.

“aku mau jel...”

“nggak perlu, sekarang kamu turun queen!” nadanya naik beberapa oktav (lagi). Aku ketakutan melihat bayu marah seperti ini. Aku memandang sejenak wajah bayu, situasi ini benar-benar nggak memungkinkan buat aku jelasin ke bayu yang sebenarnya. Aku memilih untuk turun.

Beberapa hari berlalu. Bayu nggak ada kabar. Kali ini bukan lagi karena aku yang ingin sendiri karena memikirkan masalah ujian. Namun kali ini bayu sedang marah.

Hari ini aku sedang menunggu seseorang di cafe Fire (baca fayer).

“queen?” . Bayu melihat kearaku lalu beralih melihat laki-laki di sebelahku.

“bayu”

“oh jadi gini? Wah kamu hebat queen. Mungkin emang bener kita sampe di sini aja”. bayu langsung pergi.

Bian yang baru saja datang tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia hanya melihat kepergian bayu dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia duduk di bangku depanku. dia pun menatapku seperti meminta penjelasan.

"are you okay queen?". Tanyanya. Aku mengangguk. Dia menyentuh punggung tangan sebelah kananku.

"Apa yang sudah terjadi queen?". Tanyanya padaku. Aku hanya menggeleng lemah. Wajahku masih menunduk untuk menyembunyikan buliran air di pelupuk mataku yang akan siap jatuh kapan saja.

"Hari ini 16 mei kan queen? Bukan 1 april?" Aku menggeleng.

"Berarti ini bukan april moop untukku kan?" Lanjutnya. Aku menggeleng (lagi).

"queen?" Aku masih enggan mempongahkan wajahku. Rasanya, menunduk saat seperti ini lebih nyaman daripada menyesap kopi di pagi hari. Namun sia-sia saja, dia memegang daguku dan mempongahkan wajahku. Bian menatapku meminta penjelasan. saat itu juga buliran itu jatuh. Aku langsung menundukkan wajahku.

"Why you..ah... shit". Umpatnya dengan nada tinggi.

"Bian ssst diem". Aku merapatkan gigiku agar tidak terdengar orang yang berlalu lalang di depan cafe ini.

"Kalau kondisinya seperti ini, sepertinya kita salah tempat queen. we must go now". Dia memanggil waiter dan membayar billnya. Terdengar nominal sebesar limapuluh lima ribu rupiah hanya untuk dua gelas cappucino dan satu piring kentang goreng. Ah abaikan!

Setelah membayar dia menarik tanganku, aku diam saja dan mengikuti langkahnya.

Bian membawaku ke sebuah taman di pinggir kota. Indah, namun tidak terlalu ramai. Setelah memarkirkan ninja merah berplat nomor B 999 AN itu, kami masuk menuju sebuah bangku di tengah taman.

"Everything will great. Soon". Dia merangkulku. Aku hanya diam saja karena bian sudah kuanggap seperti sahabatku. Setelah sampai di bangku kami masih dengan pemikiran masing-masing.

"Oke, sekarang ceritakan ada apa". ujarnya padaku.

"Everything is fine bi. Aku nggak papa". Jawabku sambil tersenyum tipis. Bian menggenggam tanganku.

"Aku tau ada masalah di sini. Aku juga tau kalo kamu sedang ada apa-apa". Dia diam sesaat lalu melanjutkan ucapannya

"Ceritalah queen, apa ini ada sangkut pautnya denganku?". Aku menarik nafas dalam dan menceritakan semuanya. Dari pemikiran bayu tentang aku jalan berdua dengan bian, aku bertemu dengan bian. Bian hanya manggut-manggut mendengarkan ceritaku.

"Oh I see, jadi dia bayu?". Aku mengangguk.

"Pacarmu itu kan?". lanjutnya.

"Bukan lagi". Ujarku. Bian terlihat seperti terperanjat. Aku menjatuhkan airmataku (lagi). Bian membawaku ke dalam rangkulannya.

"rasanya dia nggak percaya sama aku itu sakit bi". Ujarku. Bian masih mengelus puncak kepalaku. Dia mengubah posisi duduknya jadi di hadapanku. Aku sedikit menunduk karena posisi bian yang duduk di bawahku. Dia menggenggam tanganku, dan tanganya yang sebelah kanan memegang rambutku dan menyingkirkannya di belakang telingaku. Kemudian dia mengusap air mataku.

"rasanya nggak dipercaya memang sakit, tapi lebih sakit liat orang yang kita sayang nangis di depan kita queen. Percayalah itu lebih dari sekedar sakit". Jawabnya sambil memoles senyum di wajahnya. Giginya yang gingsul terlihat dan lesung pipinya terpatri sempurna.

Deg!

Aku baru mengerti maksud dari kata-kata bian barusan.

"Maksudmu bi?" Tanyaku

"Entah kapan perasaan ini muncul. Namun yang jelas, aku menyayangimu". Jelasnya.

"Aku tidak akan memaksamu untuk membalas perasaanku queen. Tapi berjanjilah Untuk tidak menangis lagi?". Lanjutnya. Dia mengacungkan jari kelingkingnya ke udara. Aku berpikir sesaat kemudian membalas acungan jarinya. Dia tersenyum (lagi) dan memelukku. Sesat kemudian aku membalas pelukannya. senyum ini terukir jelas.

"Bian". Ujarku lirih "jangan memelukku terlalu erat. Aku su-sah ber-na-fas". Bian langsung melepaskan pelukannya.

"Maaf queen". Jawabnya. Aku mengerucutkan bibirku. Kami sama-sama tertawa.

"Mungkin aku ingin menjalankan apa yang selama ini aku inginkan bi". Ujarku.

"Yakin?". Dia mengangkat satu alisnya. Aku mengangguk. Dia masih diam tak berkomentar.

"Aku mendukungmu". Lagi-lagi dia memelukku.

Kemudian...

vote dan comment ya. maaf update sedikit doang. Lagi sibuk diundang acara bukber sana sini ahahhah. Abaikan saja. Nanti aku upload lebih panjang lagi deh. Janji janjiiii😂🙏ampuni diriku readers.
Jangan lupa follow ➡ nanti aku follback 🐥😚

regards,
@yannurromadhana (hanna)♡

Senja yang BerbedaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu