Lima Belas: Tisu dan Lipstick

5.3K 241 2
                                    

"jangan lagi membahas mereka yang sudah mengajarkanku arti kehilangan. Biarkan aku belajar mengikhlaskannya dengan titik. Supaya tidak ada lagi koma yang menghalangi proses ikhlasku. Biarkan aku menutup rapat-rapat kenangan itu dengan tanda seru. Agar tanda tanya tidak lagi muncul dan menarikku dengan berbagai pertanyaan untuk kembali meringkuk dalam kisah seegois ini". Jawab queen dengan tegas. Ashraf dan Rida menatap queen kagum.  

"baiklah, bagaimana jika minggu depan kita akan pergi ke resepsi pernikahan bian. Kamu dan aku". Jawab Ashraf

  "kenapa tidak? ". queen menyetujui.  seminggu berjalan dengan cepat, hari ini resepsi pernikahan Bian. Ashraf sudah sampai di depan rumah queen. Dia menunggu di ruang tamu. Kali ini Ashraf memakai jas warna biru metalic dan celana dengan warna senada. Ada dasi kupu-kupu di kemeja putih Ashraf. Nggak berapa lama queen datang dengan menggunakan dress warna ungu dan kerudung senada yang di model sedikit oleh Rida dan wajah queen dipoles sedikit makeup oleh Rida.

"ready?" tanya ashraf. 

"Of course".
Ashraf melajukan mobilnya ke arah tempat resepsi pernikahan Bian diadakan. Setelah sampai, mereka menuju room yang telah tertera di undangan Bian. Langkah queen terhenti saat beberapa langkah lagi untuk masuk ke room tersebut. 

"tenanglah, tarik nafas dan semuanya akan baik-baik saja". Ashraf mengangkat sikunya mengisyaratkan agar queen menggandeng tangannya. Queen masih tampak diam. 

"masih terlapisi oleh kain kan? ". jawab Ashraf. Queen mengangguk, dia menarik nafas dan menggandeng tangannya. -semuanya akan baik-baik saja- batin queen. Mereka menuju tempat pengantin. Queen bersalaman pada mempelai wanita dan menangkupkan tangan pada Bian. 

"queen?". Mata bian terbelalak.

" yes, it's me".

"Aku pikir kamu nggak bakal datang".

"Haha kenapa tidak? Kamu kan sahabatku sejak lama. mana mungkin aku nggak dateng disaat hari bahagiamu?". Bian terlihat tersenyum getir.

"Siapa dia queen?". Bian mengangkat wajahnya ke arah Ashraf.  "kenalkan, saya Ashraf. Calon suami Queen". Jawab Ashraf, Bian terlihat memasang senyum yang seperti dipaksakan.

Tiga puluh menit berlalu, queen dan Ashraf memutuskan untuk pulang. Mereka masuk ke mobil untuk menuju rumah Queen.

"Queen". panggil Ashraf saat sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah queen.

"Ya?"

"aku mengenalmu sejak lama. Tapi aku tidak memiliki kontakmu".

"Lalu?"
"Aku minta nomer handphone kamu ya?". queen mengambil selembar tisu di mobil ashraf lalu mengambil lipstick d tasnya. queen mulai menulis nomer handphonenya di selembar tisu tadi.

"Nih. Aku pulang dulu. makasih ya raf. Assalamualaikum". jawab queen sambil keluar dari mobil. Ashraf menatap punggung perempuan yang dia kagumi itu mulai menjauh lalu pandangannya dialihkan pada tisu yang diberikan queen barusan. Senyumnya mengembang.

Kali ini ashraf menuju ke apartemen sahabatnya, Andro. Ashraf berencana menginap disana karena pikirannya sangat jengah untuk di rumah. Papahnya selalu menanyakan keputusannya. Setelah sampai, ashraf menekan tombol lift menuju lantai dimana kamar Andro berada.

"Weh bro udah dateng aja. Gimana?". Ucap Andro.

"Mission success!". jawab Ashraf sambil melempar badannya di ranjang milik Andro

"Wihh congratss brother. Lo udah lama kenal sama queen. Kapan rencana nembak dia?".

"Gue nggak akan nembak dia". Ashraf mengambil remote TV dan menyalakannya. Ashraf sadar mendapat pelongoan dari Andro.

Senja yang BerbedaWhere stories live. Discover now