Empat Belas: Penguntit

5.1K 298 3
                                    

Hari-hari sudah queen geluti dengan baik. Hari ini weekend. Jadi queen dan Rida memutuskan untuk pergi sekedar cari angin segar.

"queen? Udah siap?". Tanya rida.

"iya, bentar". Jawab queen sambil menyelempangkan tasnya di bahu sebelah kiri dan memasang arloji warna putih di pergelangan tangan sebelah kirinya. Selepas itu queen dan rida berjalan ke arah trotoar untuk menunggu angkot yang akan membawa mereka pada tujuan pertama, toko buku. Di belakang angkot mereka ada mobil BMW yang terus mengintai perjalanan mereka tanpa mereka sadari. Angkot sudah berhenti di depan gramedia, rida dan queen turun setelah membayar ongkos angkot mereka. Rida dan queen mulai menyusuri rak buku bagian best seller. Tampak queen mengambil satu buku yang berjudul NIKAH ITU MUDAH karya Ach. Bisari. Queen menatapnya lekat-lekat, lalu mengembalikan pada tempatnya kembali. Queen kembali mengitari sebuah rak buku, dia terlihat sangat tertarik pada satu buku yang bersampul warna merah jambu itu MAHALNYA PEREMPUAN ISLAM karya Ust. Haqqi Kahfi. Queen mengambil dan menaruh pada keranjang belanjaannya. Sesaat kemudian Rida sudah kembali menemui Queen.

"udah dapet queen? ". tanya Rida.

"ini udah cukup, aku cuma beli buku karya ust. Haqqi Kahfi ini kak. sini belanjaan kakak jadiin satu aja". Setelah itu mereka membayar beberapa buku yang telah mereka beli lalu berjalan keluar.

Ashraf, si lelaki penguntit Queen ini membeli buku yang tadi queen beli.
"nikah itu mudah? Ah bodoh lah gue beli aja". Ashraf membeli dua sekaligus. Ya satu untuk queen, dan satu lagi untuk dirinya.

Merasa buku yang Ashraf beli kurang satu, dia bertanya pada salah satu karyawan di gramedia.

"ehm mbak, buku yang perempuan barusan beli tempatnya dimana ya?"

"yang mana mas?"

"itu yang queen beli. Eh maksudnya yang perempuan pake gamis biru muda barusan beli yang sampulnya merah jambu itu".

"pengarangnya siapa pak?".

"Aduh ya saya mana tau mbak. Siapa ya namanya. Aqi? Pardi? Kardi? Supardi? Aduh sapa sih. Sumpah nih nama orang susah banget. Duh cariin deh mbak yang sampulnya merah jambu".

"Ya kalo sampulnya pink sih bisa bejibun berapa container mas. Coba deh diinget dulu"

"Oh iya iya, haqqi kahfi mbak, bukan supardi". Akhirnya ashraf mengingat nama pengarang buku merah jambu itu setelah berusaha keras mengingatnya.

"Oh itu di rak best seller sebelah kanan mas". Ashraf mengangguk mengerti lalu segera beranjak mengambilnya dan membayarnya di kasir. Setelah semuanya terbayar, ashraf meletakkan buku itu di dashboard mobilnya.

Ia kembali memacu mobilnya untuk mengikuti langkah queen dan rida. Ternyata queen dan rida berhenti di florist waktu itu. Tetapi matanya tertuju pada Queen yang sedang berbicara dengan seseorang. Bukan berbicara, lebih tepatnya berdebat. Terlihat dari raut wajah queen dan gerakan bibirnya yang seperti menahan amarah. Ashraf memajukan sedikit posisi mobilnya untuk mengetahui siapa lawan bicara queen. Kini ashraf sudah bisa melihatnya dengan jelas, seorang laki-laki. ashraf masih terus melihat mereka tanpa teralihkan sedikitpun. Terlihat laki-laki tadi memegang tangan queen, queen berusaha memberontak. Bibirnya seperti berkata -cukup! Lepasin-. Rida juga terlihat melerai mereka berdua. Mata queen terlihat sembab, Ashraf yang melihat queen disakiti langsung turun menuju queen dan rida. Ashraf mengepalkan tangannya geram lalu memukul wajah laki-laki tadi dan langsung memegang pergelangan tangan queen kemudian membawa queen ke arah mobil Ashraf yang diikuti Rida. Ashraf melajukan mobilnya ke arah rumah queen. Suasana mobil masih dipenuhi isak tangis queen di bangku penumpang bagian belakang. Setelah sampai queen langsung berlari ke arah kamarnya. Ashraf menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang