Tiga Puluh Satu: tidak asing

10K 370 90
                                    

Sampai pada akhirnya Queen mendongakkan pandangannya untuk meraih tangan teman dari mamanya itu setelah diletakkannya buah di meja.

"Assalamualaikum tante". Ucap Queen.

Dialihkannya pandangan Queen pada orang disebelah teman mamanya itu, diraihnya pula tangannya.

Deg!

Queen sedikit mengernyitkan dahinya. Sepertinya dia tidak asing pada perempuan paruh baya ini, dan dilihatnya laki-laki di sebelah perempuan ini.

Skak!

Benar!

Queen langsung cepat-cepat menundukkan pandangannya.

"Assalamualaikum" sapa laki-laki tadi pada queen sambil menelungkupkan tangannya.

"Waalaikumsalam" jawab queen dengan menelungkupkan tangannya juga.

"Nak Queen toh". Sahut perempuan paruh baya itu lagi.

Tet!

Queen baru sadar bahwa ini adalah ibu dari laki-laki di sebelahnya.

"Iya tante, apa kabar?"

"Baik Alhamdulillah. Sekarang praktik dimana queen?"

"Di rumahsakit deket sini aja tante".

"Wah rupanya kalian udah pada kenal toh yo" sahut teman mama queen.

"Lah iya jelas kenal. Ya kan raf?" tanya perempuan paruh baya itu pada anaknya.

"Iya ma" sahut anaknya

***

Tamu sudah pulang, queen membersihkan kembali ruangan itu.

"Gimana queen?" tanya mamanya.

"Gimana apanya?"

"Cocok?"

"Cocok apanya?"

"Orangnya lah"

"Orang apanya?"

"Ih kamu itu ditanyain daritadi jawabannya apanya-apanya terus"

"Lah iya kan apanya yang mama maksud?"

"Tuh kan apanya lagi

"Yadeh-yadeh, maksud mama gimana?"

"Itu si Ashraf"

Deg!

"Queen?"

"Emm emm iya ma?"

"Gimana?"

"Gimana apanya ma? Eh eh maksudnya apanya yang gimana ma. Eh apasih, maksudnya itu ya itulah pokonya. Jadi bingung queen"

"Emm ya biasa kalo orang jatuh cinta emang gitu ya. Suka salah tingkah" goda mama queen.

"Jatuh cinta darimananya sih ma. Nggak lah, queen kan temenan aja sama Ashraf".

"Temen jadi temen hidup kan nggak papa queen?"

"Temen hidup?"

"Ya kaya mama sama papa gitu"

"Queen nggak ngerti deh ma".

"Emangnya kamu nggak mau nikah?"

"Udah ah queen mau ke kamar dulu ya mah"

💮💮💮

Minggu ini queen hanya bersantai ria. Baru kali ini jadwal praktiknya tidak terlalu padat. Semilir hawa dingin dari AC di kamarnya menusuk kulit queen. Matanya sibuk membaca buku anatomi sekedar memulihkan kembali ingatannya.

"Queen"

"Iya ma"

"Emm..anu queen"

"Anu apa ma"

"Itu queen anu ituloh"

"Iya apa sih ma?

"Ituu nak"

"Iya apasih ma?

"Kamu tuh ngomong apasih terus"

"Ya mama ngomong ini anu itu anu terus"

"Oiya ya. Mama mau ke rumah temen mama yang kemarin"

"Terus?"

"Anterin ya"

"Kan papa ada mah? Tumbenan?"

"Ayolah mama maunya dianterin kamu"

"Yaudah bentar queen salin dulu"

"Yang cantik ya"

"Iyaa"

Queen mulai mengganti pakaiannya. Mungkin hanya lima belas menit queen sudah siap di dalam mobil.

"Queen kamu kapan nikah?"

Deg!

"Mama udah kaya ibu-ibu arisan pada nanyain itu sama queen".

"Yaudah mama ganti pertanyaannya deh ya. Kamu nggak ada rencana buat nikah nak?"

"Ada, tapi nunggu jodoh dari Allah dulu. Nunggu restu dari mama papa juga"

"Terus?"

"Ya nunggu ada orang yang khitbah queen juga lah ma"

"Kalo udah ada?"

"Ya kalo mama papa restuin ya queen nurut aja. Tapi kan itu cuma opini aja, bukan fakta. Jadi mama ngomonginnya yang pasti ajalah ahahahah"

"Kalo emang beneran ada yang udah khitbah kamu lewat mama papa gimana?"

Tawa queen reda. "Siapa ma?"

"Ada, menurut mama papa dia sholeh. Keturunan orang baik, teman-temannya juga baik, rupanya tampan, mapan dan insyaAllah agamanya juga mendukung"

"Siapa?"

"Jawab aja dulu"

"Kalo mama papa ridha queen sama dia, queen nurut sama mama"

"Alhamdulillah. Sekarang kita bakal ketemu sama orangnya".

"Anak temen mama?".

"Ikut aja"

Queen masih fokus mengemudikan mobilnya sambil bertanya-tanya siapa yang mrngkhitbahnya lewat mama dan papanya. Siapakah dia? Apa queen mengenalnya? Atau hanya sebatas penggemar rahasia?

To be continued

Hanna❤

Hujan, dia tetap hadir walau ia tau akan terjatuh. Dia tetap datang walau ia tau kehadirannya kadang tak diharapkan. Begitulah hujan, deru air yang penuh kenangan.
Hanna❤

Aku takut untuk 'mulai' belajar mencintaimu. Aku juga takut kau sudah 'mulai' belajar mencintaiku. Aku takut Tuhan kita murka, aku takut syafaat rasul tak sampai pada kita. Aku ingin rehat sejenak dari kata cinta yang hanya datang dan diartikan sekenanya oleh kita yang mengaku memiliki rasa.
❤Hanna

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang