Dua Puluh Lima: Kabar baik? Atau Buruk?

4.9K 221 1
                                    

Bayu langsung memacu mobilnya cepat. Dibereskannya barang-barang untuk kepulangan mendadaknya ke Jakarta malam ini juga.

Lain bayu, lain pula Queen. Queen tengah memangku dagunya. Rasa bersalah memuncak pada perasaannya.

"Kenapa harus salah sebut sih Queen? Ah bodoh sekali aku ini". Gerutu queen pada dirinya sendiri.

Diambilnya ponsel yang tergeletak di nakas kamarnya. dia berhenti pada satu kontak, Bayu. Lama queen menatap nama itu, akhirnya dia memutuskan untuk memencet tombol keluar. Ditumpukannya kepala queen pada meja belajarnya. Diputuskannya untuk kembali mengambil ponselnya, lagi-lagi terhenti pada satu titik, bayu. Namun queen kembali memencet tombol keluar, dilemparnya ponsel itu ke ranjangnya. Queen juga ikut menghempaskan diri pada ranjang tidurnya itu. Diambilnya kembali beda elektroniknya itu, namun kali ini queen tidak lagi mengurungkan niatnya atau menekan tombol keluar lagi, ia langsung menelfonnya, bayu.

Satu kali, nihil tak ada jawaban. Dua kali, hanya terdengar bunyi tuuuut tuuuuuu tanpa ada tanda-tanda telfon queen dijawab.

"Uh, ini terakhir". Gumam queen.

Ternyata, kali ini telfon queen dijawab.

Bayu: Assalamualaikum queen?

Queen: waalaikumsalam bay.

Bayu: Ada apa?

Queen: em aku ing- ingin minta maaf masalah ta-

Bayu: nggak papa queen. Aku nggak masalah kok. Mungkin karena kamu baru bertemu teman lamamu, jadi kamu masih kepikiran.

Queen: sungguh, aku tidak bermaksud unt-

Bayu: iya calon nyonya bayu.

Deg! Queen tersenyum simpul di seberang telfonnya.

Bayu: pasti pipinya lagi merah ya? Hahahaha

Queen: ih sotau

Bayu: hahaha. Yaudah aku lagi siap-siap, aku tutup dulu ya. Assalamualaikum.

Queen: emang mau kemana? Sudah larut bay.

Sayangnya, telfon sudah terlebih dahulu ditutup oleh Bayu. Namun Bayu masih tetap bisa mendengar ucapan queen.

Bayu tersenyum dalam diamnya.
-ternyata kamu masih perhatian queen, bahkan saat hatimu masih bimbang antara dua hati- batinnya.

Boleh saja kali ini Bayu benar-benar bahagia atas perhatian Queen pada dirinya. Namun, saat ini ia harus fokus pada permintaan mamanya untuk kembali ke Jakarta secepatnya. Di jam 22.00 WIB sekarang ini, bayu tengah memecah jalanan jogja menuju Jakarta.

➖➖➖

Langkah kaki bayu sangat cepat, dia terus menyusuri koridor rumah sakit. Dicarinya ruangan bernama Anggrek11. matanya langsung menangkap salah satu ruangan yang ia cari, dibukanya knop pintu, ada seseorang yang terbaring lemah di sana. Badannya banyak di tempeli alat-alat medis yang mungkin 'menyeramkan' bagi sebagian orang. Sebuah monitor menunjukkan grafik kerja jantung orang tersebut. Ditatapnya laki-laki paruh baya itu.

"Om Revan?".

Tik!

Air mata bayu menetes. Bagaimana bisa ia tidak menangis? Bahkan sahabat papanya yang sejak lama sudah ia kenal baik dan sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri saat ini sedang terbujur kaku dengan alat-alat medis menempel di tubuhnya. Dilihatnya ke samping kiri, ada istri dan anak dari Om revan yang sedang menangis tak kuasa melihat orang yang mereka sayang berada di antara hidup dan matinya.

Senja yang BerbedaWhere stories live. Discover now