2. Pangeran Yang Tertidur

73.3K 8.5K 586
                                    

Indah ... tapi mengerikan.

Hal itulah yang pertama kali ada di benak Laylaa saat dia melihat kastel di depannya. Bangunan itu bergaya kuno, tampak seperti tempat tinggal seorang bangsawan yang hidup di zaman saat para raja masih berkuasa. Atau ... ini adalah tempat tinggal raja itu sendiri.

Bangunan itu megah, menjulang seolah ingin menggapai langit, namun kesan indahnya tertutupi oleh hawa kelam nan mistis yang melingkupi di sekitar. Hutan yang mengelilingi kastel ini terlihat begitu pekat akan hawa yang sama, seolah semua bagian tempat ini menyimpan rahasia mencekam. Di bagian lainnya terlihat beberapa bangunan tampak sudah menjadi reruntuhan, sementara di depan kastel itu sendiri terdapat sebuah patung dewi yang terlihat kusam, termakan usia hingga tampak menghitam.

Laylaa mengedarkan pandangan, tak ada lagi kabut yang tampak, seolah barusan dia hanya bermimpi saat terjebak di dalamnya. Kemudian pada bagian lain, Laylaa melihat taman labirin yang membentang luas. Sayang sekali keindahannya menjadi rusak karena labirin itu kini tak lagi tampak terawat, hanya meninggalkan tumbuhan kering sebagai dindingnya.

Laylaa menoleh ke belakangnya, tepat pada hutan yang menyeramkan. Jika dia kembali masuk ke sana, Laylaa khawatir akan kembali tersesat. Satu-satunya pilihan adalah menunggu di dekat kastel ini dan berharap semoga saja teman-temannya juga menemukan tempat ini sebelum malam menjelang.

"Apa aku mencoba masuk saja ke sana?" Laylaa bergumam pada diri sendiri. Gadis itu mendongak, menatap puncak kastel berbentuk kerucut yang menjulang tinggi. "Siapa tahu aku akan bertemu makhluk buruk rupa yang ternyata seorang pangeran."

Berbekal keyakinan konyol akan dongeng yang dia baca, Laylaa berjalan ke arah pintu utama kastel yang tingginya mencapai empat meter, terbuat dari kayu kuat yang sama sekali tidak termakan rayap. Ketika hendak memeriksa apakah dia dapat masuk atau tidak, pintu itu tiba-tiba terbuka dari dalam seolah mempersilakan Laylaa untuk masuk.

Mata Laylaa melirik ke kanan dan ke kiri. Apakah dia harus takut sekarang?

Ah, tidak! Tidak ada kata 'takut' dalam kamus hidup Laylaa. Kata itu tabu untuk dirinya. Laylaa hanya sedikit ragu apakah tempat ini boleh dimasuki atau tidak? Benar, itu saja! Walau sering bersikap seenaknya, Laylaa tahu tata krama bertamu ke rumah orang.

"Permisi," ucap Laylaa sembari mendorong pintu yang ternyata sangat berat itu. "Apakah ada orang di sini?" tanyanya.

Hanya keheningan yang menjawab.

Laylaa berdecak, memangnya siapa yang dia harapkan untuk menjawab. Malah akan mengerikan jika panggilannya barusan disahuti oleh seseorang.

Gadis itu mulai berjalan berkeliling, memperhatikan dinding yang penuh lukisan indah pemandangan dan dewa dewi dengan bingkai besar. Langit-langit ruangan itu sangat tinggi, dihiasi relief yang diukir rumit. Kandil besar dan mewah dengan taburan kristal jernih bergantung tepat di tengah, menjadi pusat keindahan. Terlihat dari bagaimana luasnya ruangan itu, Laylaa yakin jika saat ini dia berada di sebuah aula utama.

Kemudian, tiba-tiba saja sebuah bayangan tampak oleh matanya. Ada dua orang yang sedang menari di tengah lantai dansa. Mereka terlihat seperti pasangan yang sangat bahagia, saling tersenyum dalam setiap gerakan yang mereka lakukan. Alunan melodi samar-samar terdengar oleh Laylaa, menjadi musik latar bagi dua insan yang tengah menari itu.

Pada anak tangga paling bawah, seorang gadis kecil duduk sembari bertupang dagu. Matanya bercahaya, wajahnya indah dengan kesan menggemaskan. Senyuman gadis itu tak luntur saat menatap dua orang yang tengah berdansa. Laylaa menebak jika lelaki dan perempuan yang sedang berdansa itu adalah orangtua si gadis kecil.

Mata Laylaa kemudian menoleh ke arah sebuah piano bergaya kuno yang dia duga merupakan seri pertama dari awal mula penciptaan benda itu. Alangkah anehnya karena para peneliti di luar sana belum memindahkan benda ini ke Pianola Museum di Amsterdam. Tapi, Laylaa mendadak ragu.

Va in Soarta ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now