15. Bermain Api

59.6K 6.7K 341
                                    

Laylaa meminum kopinya sambil menikmati pemandangan di mana orang-orang tampak berlalu lalang. Hari ini udara cukup hangat, jadi Laylaa tidak heran melihat jalanan yang ramai. Setelah selesai acara tadi, Nina mengajak Laylaa ke salah satu kafe terkenal di Zürich.

"Terima kasih untuk hari ini," kata Nina yang duduk di seberang Laylaa.

"Kau sudah mengucapkan itu empat kali."

"Ini karena aku tahu kau masih dalam masa liburmu. Aku sudah mengganggu." Nina berkata. Salah seorang profesor yang telah dijanjikan untuk menjadi pemateri di seminar hari ini mendadak mendapat kecelakaan, hingga Nina tidak tahu lagi siapa yang harus dia mintai tolong selain Laylaa. "Berbicara tentang liburan, bagaimana perjalananmu terakhir kali?"

Laylaa tidak yakin jika Nina masih akan melihat matahari besok jika dia menceritakan perjalanannya di Rumania. Lagipula, Nina tidak tahu tentang Mystírio Plánis.

Hubungan Laylaa dengan Nina tidak dapat dikatakan sangat dekat, tapi mereka bisa dikatakan berteman baik dan cocok dalam beberapa hal. Karena itu, Laylaa masih mau merepotkan diri untuk membantu Nina. Hanya saja kedekatan mereka tidak sampai pada tahap saling menceritakan rahasia masing-masing.

"Berjalan lancar dan cukup menyenangkan." Laylaa menyentuh ujung hidungnya. Jika adegan berdarah itu tidak terjadi, tentu saja perjalanan ke Rumania itu akan menjadi sangat sempurna. Bagaimanapun, Laylaa berhasil membawa seorang lelaki tampan pulang ke rumahnya.

"Hanya itu? Tidak ada kejadian menarik seperti kau berwisata ke gua angker atau mencari mumi?"

Nina memang tahu mengenai beberapa hal, tapi itu karena Laylaa mengatakan bahwa perjalanan mencari mumi merupakan salah satu destinasi wisata yang akan dia lakukan karena terlalu bosan menikmati liburan santai. Jika tidak, bagaimana lagi Laylaa harus menjelaskan foto kerangka keriput di dalam sarkofagus atau mayat di Hutan Aokigahara yang kebetulan dilihat Nina di ponselnya? Saat itu saja, Nina sudah mengatakan jika Laylaa gila karena memilih berlibur ke tempat yang lebih cocok dijadikan tempat ajang uji nyali.

"Kali ini tidak ada."

"Kau tidak mengunjungi Kastel Bran di Transylvania? Aku dengar tempat itu menarik." Nina tampak bersemangat, wajahnya penuh dengan niat persekongkolan. "Siapa yang tahu kau akan bertemu vampir tampan di sana."

Bohong! Itu jelas penipuan! Vampir itu tidak ada, yang ada hanyalah kaum abadi dan mereka sebenarnya berada di Hutan Hoia Baciu. Aku memilikinya satu di rumahku sekarang! Laylaa batuk sekali, lantas berkata, "Tidak. Aku hanya mengunjungi Kastel Corvin dan beberapa tempat lain."

Nina mengangguk sebagai tanggapan. Wanita yang akan menikah sebulan lagi itu tampak berpikir sebelum berkata, "Kau sangat sering keluar, jadi aku yakin kau adalah yang paling dapat diandalkan mengenai masalah ini. Berikan aku rekomendasi tempat-tempat bagus untuk bulan maduku nanti."

Laylaa mempertimbangkan, kemudian menyebutkan satu-persatu. "Isla de Pascua di Chili, kau bisa melihat banyak patung batu misterius di sana. Moguicheng yang berada di China juga bagus, itu disebut juga kota hantu, ada banyak misteri di sana. Sekalian saja pergi ke Bingbing Bei." Gadis itu mengetuk jarinya di meja, kemudian melanjutkan, "Atau ada Pulau Boneka di Meksiko yang cukup bagus untuk--"

"Berhenti! Berhenti!" sela Nina. Siapa yang tahu jika sedari tadi gadis itu sudah merinding mendengar tempat-tempat yang disebutkan Laylaa. Nina sudah tidak tahan mendengarnya, jadi dia langsung memukul meja. "Apa kau ingin membunuhku?" Nina takut hal seram dan juga semua yang berhubungan dengan hantu. "Tidak adakah tempat normal yang bisa kau rekomendasikan?"

"Uhm ...." Laylaa bingung harus mengatakan apa. Ada banyak tempat yang sudah dia kunjungi, tapi yang berkesan tentu saja tempat yang dapat memacu adrenalinnya. Jadi Laylaa tidak terlalu tertarik mengingat yang lain. "Laut?"

Va in Soarta ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang