14. Akan Bercerita

51.1K 6.3K 369
                                    

Laylaa duduk bersandar sambil melihat ke arah televisi yang menyala. Sesekali dia akan melirik ke arah Ioan yang duduk merapat ke arahnya. Lelaki itu memegang sebelah lengan Laylaa, dan membenamkan taringnya di sana.

Tubuh Laylaa merinding saat mendengar suara meneguk yang dibuat Ioan. Mata lelaki itu terpejam, terlihat sangat senang tapi juga kesal. Apa Ioan juga merasa tertekan karena perjanjian ini?

"Apakah sangat lezat?" Laylaa memperhatikan bagaimana Ioan tampak serius menjilati pergelangan tangannya. Tidak meninggalkan jejak darah setetes pun selain dua luka berlubang itu. Laylaa merasa ada reaksi geli dan menyenangkan saat Ioan melakukan itu, lidah lunak dan dingin lelaki itu terasa lembut saat membelai kulitnya.

Ioan membiarkan Laylaa menarik tangannya saat ia sudah selesai. "Kalian para manusia dapat memakan berbagai jenis hidangan yang memiliki rasa berbeda, dan selalu mengatakan lezat setiap kali kalian menyukai rasanya." Ioan berbicara dalam kalimat yang panjang, sedikit menarik perhatian Laylaa. "Tapi kami hanya meminun yang satu ini, hanya darah. Jadi, kata 'lezat' mungkin sedikit kurang tepat untuk mengungkapkannya."

"Kenapa harus darah manusia? Kenapa—-"

"Kenapa tidak darah makhluk lain? Seperti hewan?" Ioan menyelesaikan pertanyaan Laylaa.

Laylaa mengangguk. Jarang dia dapat berbicara tanpa harus terpancing emosi dengan Ioan seperti ini, jadi Laylaa merasa dia dapat menanyakan beberapa hal kecil yang membuatnya penasaran.

"Dalam kehidupan ini berlaku hukum alam, yang lemah akan menjadi mangsa untuk yang kuat."

"Maksudmu, bangsa kalian berada di puncak piramida makanan?"

Ioan agak ragu mengenai apa yang Laylaa katakan, tapi sedikit banyak ia paham maksudnya. "Kau boleh menganggapnya seperti itu."

"Apa yang mendasari kalian menjadi peminum darah?" Laylaa memang tidak memiliki hak untuk menanyakan masa lalu Ioan, tapi dia sangat penasaran.

Bagaimanapun, apa yang Laylaa ketahui selama ini dari buku dan film itu tampaknya tidak benar. Hanya beberapa hal yang sedikit mirip. Mereka mengatakan vampir takut pada matahari, tapi Ioan berkata mereka bukan vampir. Ioan memang menghindari sinar matahari, tapi itu bukan karena lelaki ini takut terbakar atau kulitnya menjadi berkilau, Ioan menjelaskan jika itu melainkan karena keanehan akan terjadi pada bola matanya dan itu bisa menarik perhatian orang lain.

Laylaa menyimpulkan, tidak mungkin orang-orang itu mengarang sesuatu tanpa ada yang mendasarinya. Pasti ada beberapa hal terhubung yang membuat manusia mengetahui keberadaan vampir. Jika tidak, bagaimana mungkin orang lain dapat membuat cerita tentang mereka. Tidak semua mitos itu tidak benar, bukan?

"Ada banyak eksistensi di alam." Ioan tampak merenung sejenak, memutuskan untuk menceritakan beberapa hal pada Laylaa. "Makhluk hidup yang tampak di sekitar kalian selama ini seperti; manusia, hewan, dan tumbuhan bukanlah semua penghuni dunia. Ada makhluk lain; iblis, malaikat, peri, penyihir, kaum pengubah wujud bahkan mungkin para dewa. Begitu banyak hingga kalian tidak akan sanggup memikirkannya."

"Bangsa kalian adalah salah satunya."

"Benar, kaum duran adalah salah satunya." Ioan mengakui. "Banyak di antara mereka hidup berdampingan dengan kalian, tapi beberapa lagi lebih suka hidup terpisah dan jauh dari keramaian dan kadang suka menciptakan batasan hingga mereka memiliki dunia sendiri. Bangsaku adalah salah satu yang memilih hidup terasing dari kehidupan manusia. Kami dilahirkan dari eksistensi tertinggi, salah satu yang terkuat dan bahkan sudah ada sebelum manusia mengerti bagaimana menjalankan sebuah negeri dengan menghadirkan seorang raja. Jika kami mengungkapkan diri secara terbuka, tidak akan ada keseimbangan."

Va in Soarta ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang