5. Tidak Mati

65.5K 7.9K 285
                                    

Laylaa sampai di aula utama kastel tidak lama kemudian, sesaat sebelum dia berlari ke pintu, sosok gadis kecil itu kembali terlihat. Namun kali ini Laylaa tidak menghentikan langkahnya dan terus berlari menuju pintu utama.

Sebelum ini ekspresi sedih gadis kecil itu telah meluluhkannya hingga Laylaa masuk ke ruang bawah tanah. Dia tidak ingin tertipu lagi. Ini terlalu berisiko. Lagipula, dia memiliki firasat jika lelaki yang dia temui di dalam peti mati bukanlah orang biasa. Jadi, satu-satunya pilihan saat ini adalah mencari teman-temannya dan segera keluar dari hutan. Hoia Baciu ini jelas menyimpan terlalu banyak rahasia. Rahasia yang seharusnya tetap terjaga dan tidak pernah dikuak.

Namun, siapa yang tahu jika tepat di depan pintu, Laylaa tiba-tiba dihadang oleh seseorang. Gadis itu berhenti dan berteriak keras. Dia benar-benar terkejut karena ada seseorang di sini. Bukankah sebelumnya tempat ini kosong?!

Laylaa mendongak untuk menatap sosok tinggi itu dan secara tidak sadar menarik napas dingin. "Kau ... kau siapa?" tanya Laylaa. Kakinya menapak lantai, tubuhnya tidak transparan, jadi mungkinkah orang ini bukan hantu?

Sosok itu tidak menjawab. Dia hanya berdiri di sana menghalangi jalan keluar. Tidak ada perintah baginya untuk menjelaskan siapa mereka, ia hanya ditugaskan agar tidak membiarkan gadis ini pergi.

Laylaa yang melihat sosok itu tetap diam mencoba untuk berbalik, namun siapa sangka jika beberapa orang lagi turut muncul dan mengelilinginya, seolah mereka semua sedang berjaga agar tidak membiarkannya bergerak ke mana pun.

Laylaa memperhatikan diam-diam. Walau wajah mereka berbeda, tapi ciri-ciri fisik semua orang ini hampir sama. Berkulit pucat, tinggi dan memiliki ketampanan di atas rata-rata. Apakah mereka menganut semacam sekte jahat, sehingga penampilan mereka jadi seperti ini? Lelaki yang berada di dalam peti mati itu masih tidak dapat disaingi, tapi Laylaa percaya jika sekumpulan lelaki ini pastilah akan sangat populer di kalangan gadis jika mereka keluar dari hutan.

"Menyingkir!" Laylaa memberanikan diri untuk berbicara walau rasanya punggung gadis itu berubah dingin.

Tidak ada yang bergerak, bahkan mata enam lelaki itu pun tidak berkedip sama sekali.

"Aku tidak berniat mengganggu kalian," ujar Laylaa kemudian. "Aku hanya akan pergi dari sini dan berjanji tidak akan mengatakan kepada siapa pun mengenai keberadaan kalian."

Laylaa menduga orang-orang ini menahannya karena tidak mau Laylaa menyebarkan keberadaan mereka kepada penduduk di luar. Bagaimanapun, Laylaa tahu jika hutan ini sudah tidak tersentuh selama bertahun-tahun. Karena itu—-makhluk apa pun orang-orang ini-—mungkin saja mereka sengaja menyembunyikan diri dari keramaian. Jadi kedatangan Laylaa tentu saja sama sekali tidak disambut dengan hangat.

"Kami tidak dapat membiarkan Anda pergi, Nona," seseorang tiba-tiba bersuara.

Laylaa terkejut. Mereka sebenarnya dapat mengerti apa yang dia ucapkan? Kalau begitu, penghuni pedalaman Hutan Hoia Baciu ini sama sekali tidak ketinggalan peradaban luar? Tapi mengapa mereka masih berpakaian formal ala kerajaan masa lampau seperti ini?

"Teman-temanku—-"

"Maksud Anda, mereka?" Lelaki berjubah hitam dengan rantai perunggu yang mengikat kerahnya itu menunjuk ke luar pintu yang terbuka.

Laylaa maju satu langkah dan melihat keluar. Dia tampak tercengang saat melihat semua temannya ada di sana. Alarm bahaya berdering di kepala Laylaa. Mengapa semuanya berkumpul di sini tiba-tiba?

Kemudian, Laylaa melihat jika ada yang aneh dengan Nikolae. Lelaki itu terduduk di anak tangga terbawah, matanya tertutup. Apa dia mati? Lalu mengapa semua orang juga tampak seperti Nikolae?

Va in Soarta ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now