6. Kebangkitan

70.9K 7.5K 366
                                    

Gelap ... Ini begitu gelap.

Ia ingin mengucapkan kalimat itu, namun sesuatu menahan suaranya untuk keluar. Bibirnya terasa seperti diberi jahitan hingga tidak dapat terbuka.

Dingin. Aku merasa dingin. Ini juga menyesakkan.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ia mulai bertanya-tanya.

Mengapa semuanya begitu sepi?

Kesunyian yang begitu hening membuat sosok itu merasa sedih. Ia merasa sendirian dan juga kesepian. Sudah lama ia merasakan hal ini, namun dalam kurun waktu yang tak terhitung sebelumnya, baru kali inilah ia dapat mengutarakan isi pikirannya.

Tiba-tiba, sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Menghantarkan rasa halus dan aroma wangi samar. Ia dapat merasakan indera penciumannya dihidupkan kembali, membuatnya ingin menghirup aroma memikat itu lebih banyak.

Terang.

Ia mulai melihat sesuatu yang mirip cahaya di kejauhan.

Ini juga hangat dan melegakan, pikirnya lagi.

Begitu nyaman, walau terasa asing.

Awalnya hanya berupa sentuhan ringan yang menghantarkan aroma manis, sampai kemudian rasa dari aroma itu dapat dicecap oleh lidahnya. Rasa itu, ia tidak dapat menemukan kata yang benar untuk mengungkapkannya. Terlalu baik, hingga ia ingin mencoba lagi.

Apa ini?

Lalu, suara ribut yang bersahutan mulai terdengar. Begitu gaduh seakaan-akan isi kepalanya akan berdengung, mengusik ketenangan dan indera pendengarannya yang sudah lama tertidur.

Berisik.

Ini terlalu berisik!

Tadi ia memang merindukan keramaian, namun kini suara itu entah mengapa tiba-tiba terdengar mengganggu.

Hentikan!

Hentikan kataku!

Ia berusaha berteriak, tapi masih tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Suara itu terus berlanjut, seolah memang dengan sengaja sedang berusaha mengusiknya. Kemudian, ada seruan seperti memanggil namanya di kejauhan. Perlahan ... kemudian semakin dekat. Semakin dekat. Hingga kini seolah berbisik di telinganya.

Bangun!

Siapa?

Bangun!

Siapa itu? Apa yang kau katakan?

Bangun! Ioan ....

Ioan!

* * * * *


Dari pandangan orang lain yang saat ini tengah memperhatikan sosok itu dengan cemas, tampak tubuh yang telah lama diam itu tiba-tiba tersentak seolah dikejutkan.

Manusia biasa mungkin tidak akan merasakan apa-apa, tapi bagi makhluk abadi seperti mereka, sentakan pelan dari tubuh itu berhasil membuat semuanya menahan napas karena daya kuat tak kasat mata yang terasa begitu mengintimidasi tiba-tiba terasa, menghimpit, menyudutkan, memaksa mereka mau tak mau merasa takut.

Lagi, sentakan itu kembali terjadi, kali ini bahkan lebih kuat dari yang sebelumnya hingga berhasil membuat bangunan kastel yang kokoh nan megah itu bergetar. Para pengikut yang berbaris di belakang si pemimpin tampak ketakutan walau wajah mereka terlihat datar. Mereka semua tampak waspada dan menunggu, pancaran mata itu penuh harap.

Va in Soarta ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang