#5

1.6K 53 0
                                    



Gue gak rela Fan, kalo hubungan kita berubah jadi pacaran, karna kalo kita putus semua kebiasaan lo ke gue bakal ilang, gak ada lagi yang gangguin gue, gak ada lagi sapaan princes, gak ada lagi tamu tak diundang dirumah gue, gak ada lagi senyum nakal lo, hanya ada tatapan orang asing antara kita. Semua akan terasa canggung dan gue gak mau itu, jadi pliss untuk jangan ungkapin perasaan lo Fan.

"Kok ngalamun si?" Kata Risky membuyarkan lamunan gue. Gue hanya terduduk disofa coklat samping kolam renang dan melihat keadaan yang sudah semakin rame sekarang, dan jam sudah pukul 11 malam, sepertinya acara selanjutnya ialah game.

"Oke semua, acara berikutnya adalah game pasangan" kata pembawa acara yang tak lain adalah wakil ketos sekolah sedang berdiri diatas panggung.

"Kita udah mengumpulkan nama-nama kalian disini, dan gue akan pilih secara acak 2 cewe dan 2 cowo" Liana mulai mengaduk sekumpulan kertas yang berada dikotak cukup besar berwarna pink dan kotak cowo berwarna biru.

"Oke, gue bacaain yah. Archy Amary dan Melania sekar"

Gue tersontak ketika nama gue yang terpilih. Gue paling malas ikut game kayak ginian karna pasti kita akan disuruh yang aneh-aneh. Sedangkan gue liat Melan hanya santai-santai saja masih menggandeng Ryan.

"Dan nama cowonya ialah Fandy Gibran prawangsa, dan Ryan fernando"

mendengar mama Fandy gue langsung menundukkan kepala, dia adalah pasangan gue untuk game ini, Melan sangat beruntung pacarnya sendiri lah yang dipanggil untuk jadi pasangannya.

"Ayo dong girls gak usah malu-malu" kata liana menaikkan alisnya.

Gue dengan sangat terpaksa harus maju keatas panggung, rasanya kaki gue mau copot.

Melan dan Ryan sudah deluan diatas panggung, gue mencari keberadaan Fandy ditengah sekerumunan anak sekolah.

"Cari Gue?" Suaranya pas ditelinga gue.

"Pede banget sih" jawab gue membantah tuduhannya.

"Kita akan berjodoh untuk malam ini" katanya lalu terkekeh, gue hanya tersenyum.

"Oke kita mulai ga.."

BRAKK...

Lampu sorot yang berada diatas panggung terjatuh, Fandy memeluk dan mendorong gue agar tak terkena lampu tersebut akhirnya kita berdua jatuh kekolam karna panggung yang menghadap langsung ke kolam renang.

Gue masih sadar walau sudah terjatuh kedalam air, sekilas gue melihat Fandy membuka matanya lalu mencoba membawa gue kepermukaan. Tapi kesadaraan gue gak bertahan lama karna air yang sudah masuk keparu-paru dan nafas gue yang udah habis.

Fandy POV

"Ar, bangun Ar, Ar lo bisa denger gue?" Gue mencoba menyadarkan Archy dengan keadaan panik. Lian sudah memanggil orang tuannya yang Dokter untuk memberikan pertolongan pertama.

"Uhuk..uhukk" Archy terbangun walau kondisinya masih syok.

Archy langsung memeluk gue dengan erat.

"Gue antar lo pulang yah" dia gak membalas perkataan gue.

Gue menggendong dia dan berjalan menuju mobil, perhatian mengarah ke kami, sepertinya party ini gak akan lanjut karna insiden ini.

Teman Archy juga ikut pulang mengikuti gue kerumah Archy.

"Lo gak apa-apa Ar?" Tanya gue, dan masih gak dijawab, Archy hanya diam dengan tatapan kosong, yang sudah ku dudukkan dikursi mobil.

Gue sampeh dirumah Archy, gue menggondeng dia hingga kekamarnya.

Kami semua hanya terdiam melihat Archy entah apa yang terjadi hingga dia bisa sangat syok, padahal dia adalah wanita yang kuat dan gak cepat down.

"Ar, gue temenin lo disini yah, yang lainnya gue suruh pulang aja" Tanya Melan, kali ini Archy menggangguk tapi masih dengan tatapan kosongnya.

Guepun pulang dan membiarkan Archy istirahat.

Masih teringat jelas waktu gue mabuk dirumah Archy dan ungkapin semua perasaan gue, untuk pertama kalinya gue liat Archy nangis.

Gue melajukan mobil dikecepatan tinggi karna kondisi jalan yang sepi dijam segini. Dengan pakaian yang masih basah, gue udah kedinginan banget sekarang, gue juga masih penasaran kenapa Archy begitu syok tentang insiden ini, dan gue harus tanyain dia kalo kondisinya udah baik.

.....

Gue mengeliling sekolah mencara Archy, apakah dia datang dan bagaimana keadaannya.

"Archy datang nyett?" Tanya gue menyambar Erinda.

"Buset lu jir, gak tahu Gue" jawabnya sinis.

"Sorry nyambar, gue serius ini"

"Archy gak datang, demam kata Melan"

"Ok, thanks"

Gue memutuskan untuk bolos dan langsung kerumah Archy. Karna gak mungkin Gue bawa mobil yang ada diparkiran jadi gue harus cari taksi.

Ting...tong...

"Ar! Gue masuk yah?"

Gak ada jawaban sama sekali, dan pintunya juga gak dikunci.

Gue menaiki tangga menuju kamarnya, gue melihat sekeliling rumah yang begitu besar dan sepi bahkan Asisten rumah tangganya juga gak ada.

"Ar"

Gue terdiam, mata gue hanya melotot melihat Archy.

1 menit 20 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang