#14

1.2K 52 1
                                    

"Jadi siapa yang kamu khawatirkan Ar? Apakah dia salah satu dari sejuta mimpimu? Aku merasa ada yang salah setiap kamu tersenyum, karna itu akan menandakan senyuman itu tidak sepenuhnya untukku"

Archy POV

Setelah dari permainan perahu gue memutuskan untuk langsung pulang karna terlalu capek dan gak sanggup lagi buat keliling dan rencana nonton juga jadi dibatalin, untungnya Michel ngerti.

Sumpah gue gak bisa tidur setelah kejadian ditrans studio, rasanya kayak mimpi, dan senang banget!

"Gilaa!! Bikin gue blussh aja! Rese lo chell"

Gue merebakan badan gue keranjang kamar gue yang cukup gelap, sengaja aja lampunya dimatiin. Dean juga palingan udah tidur karna jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Lapar!" Kata yang terucap sembari memegang perut gue, karna tadi hanya sempat main dan gak singgah untuk makan.

Gue membuka pintu kamar lalu menuruni tangga menuju dapur.

"Loh kok lampunya nyala?" Gue melihat lampu dapur gue menyala padahal sebelum masuk kamar gue sempat melirik dapur yang lampunya mati.

Gue melangkah lalu berhenti untuk membuka kulkas dan mendapat sekuntum mawar pituh.

"Siapa yang naro?" Gue manatap bingung mawar tersebut, lalu mencium aromanya. Gue mengusap kelopak bunyanya.

"Gak didingin, padahal kan dikulkas. Pasti barusan ada yang naro!" Gue melonjak lalu berlari kearah pintu, gue tersentak mendapati banyak sekali mawar putih didepan rumah.

"Sia-" kata gue terhenti menatap pagar yang terbuka dan rantainya masih bergoyang.

"Michel?" Gue mengerutkan kening sembari mengambil salah satu mawar putih itu.

"Apa tandanya?"

Gue memunguti mawar putih itu, lalu membawanya masuk menuju kamar. Anehnya tiap mawar seperti disemprot wangi apel.

Gue tidak terlalu menyukai bau mawar, tapi senang melihatnya. Gue memang lebih suka mencium aroma apel. Tapi siapa yang bisa tahu hal ini?

Gue meletakan bunga itu lalu mengambil vas yang sangat besar agar mencukupi seluruh mawar itu tanpa tersisa satupun, kan sayang kalo dibuang.

Gue kembali merebakan badan gue, lalu membalik menatap mawar itu yang berada disebelah kanan gue, yang gue letakkan diatas meja samping meja make up.

"Besok tanyain Michel aja deh" senyum gue lalu memeluk bantal dan memejamkan mata.

........

"Ummm wangi, tapi kok bau apel yah?" Kata yang samar terdengar saat gue baru saja membuka mata. Terlihat Dean yang berdiri disamping mawar itu lalu menunduk untuk menghirup baunya.

"Dari siapa kak? So sweet banget deh" tanya lalu duduk diranjang gue.

"Gak tahu, semalam ada yang naro didepan rumah" jawab gue bangkit lalu duduk disamping sembari mengusap wajah dan mengambil sisir.

"Mawar purih yahh.."

"Kenapa?" Tanya gue penasaran. Sepertinya Dean tahu apa arti dari hal ini itu.

"Seperti ada perpisahan yang hangat"

"Perpisahan yang hangat?"

"Emm, dia seakan mengatakan maaf lalu pergi, tapi dengan senyuman" Dean memang pintar dalam hal seperti ini, dia sering membaca tentang suatu filosofi.

1 menit 20 detikWo Geschichten leben. Entdecke jetzt