#31

1K 38 0
                                    

"Mencintai tak pernah menyakitkan, tapi mencintai pada orang yang salah butuh sedikit perjuangan"





"Kalian saling kenal?"

"Emm-"

"Yuk pulang" Archy menarik tangan Dean tanpa melirik Michel yang diam melihat Archy pergi.

"Kak-"

"Gak usah dijelasin Dean, gue gak ingin tahu dan dengar apapun itu" kata Archy memotong penjelasan Dean.

Jam menunjukkan pukul 3 malam, Archy membuka matanya perlahan sembari melihat kesekeliling kamarnya yang gelap dengan sedikit cahaya bulan masuk lewat jendela yang terbuka. Tubuhnya bangkit dari ranjang dan menuju pintu kamarnya.

"Gue rasa Mami udah tidur" Archy menuruni tangga dengan perlahan, lampu dibeberapa sudut rumahnya masih menyala hingga dia bisa sedikit melihat. Langkahnya menuju kamar Maminya yang sunyi.

Tangan Archy membuka kamar Maminya perlahan, melihat Maminya sudah tertidur dengan lelapnya.

"Maaf Mih, tapi aku ingin cari tahu sendiri" kata Archy mengambil kunci ruangan kerja Maminya terletak dimeja kecil putih.

Archy langsung keluar dari kamar Maminya dan menuju ruangan kerja disebelah nya.

Ruangan kerja yang hanya beberapa kali Archy masuki ini tak berubah, banyak tumpukan buku dan beberapa lemari. Seingat Archy dia pernah masuk untuk mengambil berkas Disuatu lemari.

"Ahh gue harus buka satu-persatu lemari dan laci ini?"

Archy mulai mencari handphonenya yang menyimpan sebagian memorinya, dan rasa penasarannya apa yang tidak mau maminya perlihatkan. Tangannya membuka laci coklat dengab vas bunga diatasnya.

"Ketemu!" Tangan Archy mengambil handphone itu dan segera memasukkannya disaku bajunya. Dan kembali meletakkan kunci itu ditempatnya semula.

"Hah..hah" dengan Nafas tergesa-gesa Archy berlari masuk kekamarnya dan menguncinya.

"Oke! Ini saatnya Ar"

.........

"Pagi Ar!" Fandy merangkul Archy dari belakangnya setibanya Archy melewati gerbang sekolahnya.

"Kayak pernah deh" ucap Archy pelan.

"Apa?"

"Gak!"

"Ihh panda" Fandy menunjuk lingkaran mata Archy.

"Ih jangan ribut, bikin malu aja deh" Archy memukul Fandy pelan dengan cemberutnya.

"Hehehe maaf, tetap cantik kok" kekeh Fandy, menggenggam tangan Archy.

"Dasar" kata Archy tersenyum lalu melihat Michel yang berjalan didepannya, senyum itu sudah hilang seketika. Michel yang hanya berjalan santai tanpa melihat Archy sekarang sudah melewatinya. Fandy yang menyadari Sikap Archy langsung menarik tangan Archy berjalan cepat menuju kelas.

"Ar?"

"Ar!"

"Ahh iya? Kenapa?" Panggilan Fandy membunyarkan lamunan Archy yang tak sadar bahwa sudah waktunya istirahat.

"You okay?"

"Emm ya, Fan, gue mau sendiri dulu dikelas"

"Ok, gue deluan kekantin"

Fandy meninggal Archy yang terdiam dikelas, tanpa Erinda dan juga mhelan. Erinda yang absen hari ini tak menghubungi Archy dan Mhelan yang selalu menghindari Archy membuat semuanya jadi canggung. Archy terdiam memikirkan hal yang lalu, dimana semua baik-baik mungkin sampai dia kehilangan ingantannya.

"Gue gak tahu harus buat apa? Apa yang gue lewatkan? Gue ingin tahu semuanya kenapa jadi begini?" Archy meneteskan air matanya sembari tertunduk dimejanya, para siswa dikelas sedang tidak ada dijam istirahat.

"Gue akan membayar lebih atas apa yang sudah gue perbuat Ar" kata Fandy dibalik pintu kelas Archy, sembari memandangi Archy yang menangis didalam kelas.


"Gue antar yah?" Tanya Fandy disamping Archy yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Gak, ada Mami kok" jawab Archy tak memandangi wajah Fandy.

"Hei, dengar gue Ar. Lo udah janji kan?" Kata Fandy memasang wajahnya didepan wajah Archy.

"Iya, gue udah janji, gue deluan" Ucap Archy lalu memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan Fandy dikelasnya.

Archy melihat Michel yang tak ada dihalte seperti biasa, matanya melihat sekeliling namun tak ada Michel yang terlihat. Dia duduk menunggu Mami yang sudah dihubunginya beberapa saat yang lalu.

"Hei, lama gak bicara" sapa seorang Perempuan yang selalu menghindarinya.

"Mhelan?" Archy bangkit dari duduknya.

"Maaf sebelumnya Ar, semua hal sudah buat lo bingung, padahal itu hanya lah masalah sepele"

"Apa maksud lo?"

"Hubungi gue kalo ingatan lo udah balik, seperti yang Erinda ucap "tahu dan percaya adalah dua hal yang berbeda" iyakan?" Senyum Mhelan memeluk Archy yang hanya diam.

"Gue akan hubungin lo" Archy membalas pelukannya dengan erat.

"Segera" Batin Archy.

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now